Konstruksi Fase 2A Capai 21,04 Persen, Jalur Baru MRT Ditargetkan Beroperasi 2028
Pembangunan MRT Jakarta fase 2A terus berlanjut dan berprogres. Per 15 Maret 2023, progres sudah mencapai 21,04 persen. Fase 2A dari Bundaran HI ke Kota ditargetkan selesai pada 2028 dan siap beroperasi.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan proyek fase 2A MRT Jakarta dari Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, ke Kota, Jakarta Barat, terus berjalan dengan kemajuan secara keseluruhan per 15 Maret 2023 mencapai 21,04 persen. Untuk mendukung target operasional fase 2A pada 2028, manajemen MRT Jakarta tengah menggenjot proses pengadaan paket kontrak 205, 206, dan 207.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo, Minggu (26/3/2023), menjelaskan, pekerjaan fase 2A mencakup sejumlah paket kontrak atau contract package (CP). Paket itu adalah CP 201 yang mengerjakan konstruksi Bundaran HI-Harmoni. CP 202 mengerjakan paket konstruksi Harmoni-Mangga Besar, dan CP 203 mengerjakan paket konstruksi Mangga Besar-Kota.
Untuk perkembangan konstruksi, kata Pratomo, per 15 Maret 2023, CP 201 mencapai 54,38 persen. CP 202 mencapai 11,36 persen dan CP 203 mencapai 29,31 persen.
”Total untuk fase 2A, kemajuan konstruksi mencapai 21,04 persen,” ujar Pratomo.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam Forum Jurnalis MRT Jakarta, Jumat (24/3/2023), menjelaskan, secara fisik, pekerjaan konstruksi CP 201, 202, dan 203 atau dari Bundaran HI sampai dengan Kota akan selesai pada 2028.
Untuk bisa beroperasi keseluruhan, lanjut Tuhiyat, MRT Jakarta tengah mengejar pengadaan CP-CP lain yang masuk dalam cakupan pekerjaan fase 2A MRT Jakarta. Saat ini yang tengah dikejar adalah CP 205, yaitu pengadaan sistem perkeretaapian dan rel (railway system and track work), CP 206 pengadaan sarana kereta atau rolling stock, dan serta CP 207 terkait pengadaan automatic fare collection (AFC) atau sistem pembayaran.
CP 205 akan menyediakan sistem perkeretaapian dan rel dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota. Paket ini merupakan bagian dari konstruksi fase 2 MRT Jakarta yang di dalamnya termasuk sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, sistem operasional, daya (power), hingga rel (track work).
Untuk pengadaan CP 205, lanjut Tuhiyat, MRT Jakarta pernah mengalami gagal tender karena pandemi Covid-19. Kegagalan tender membuat mundur pengadaan.
Saat ini MRT Jakarta tengah dalam tahap klarifikasi tender. MRT Jakarta menargetkan ada pemasukan penawaran pada April 2023 ini.
Pratomo menambahkan, untuk CP 206, pengajuan dokumen tender sesuai persyaratan dan prosedur JICA sudah dilakukan. Seharusnya sebentar lagi bisa dilakukan pemanggilan peserta tender.
Tuhiyat menambahkan, untuk proses konstruksi, ia tidak khawatir karena meyakini konstruksi berjalan sesuai perencanaan. Secara konservatif, MRT dari Bundaran HI sampai Monas atau Harmoni itu bisa beroperasi tahun 2027 atau sampai ke Kota pada akhir 2028.
”Namun untuk beroperasi, harus selesai dulu AFC-nya, tender rolling stock harus selesai, dan sebagainya, sehingga kami akan upaya sampai dengan Kota bisa dioperasikan 2028,” katanya.
Dengan karakter pinjaman JICA berupa tied loan, ujarnya, sistem perkeretaapian dan rolling stock yang akan diadakan berasal dari Jepang. Untuk pengoperasian fase 2A dan 2B (Kota-Ancol Barat), MRT Jakarta memperkirakan perlu ada penambahan 13 train set. Penambahan itu untuk menjaga headway atau waktu kedatangan dan keberangkatan kereta saat beroperasi.