Lahan Pembuangan Kritis, Sampah Tangsel Diprediksi Meningkat Saat Ramadhan
Timbulan sampah di Kota Tangerang Selatan diprediksi akan meningkat 5-10 persen saat bulan Ramadhan dibandingkan hari biasanya sekitar 970 ton per hari.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Para pemulung menyortir sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, yang nyaris penuh, Jumat (29/10/2021).
TANGERANG SELATAN, KOMPAS —Timbulan sampah di Kota Tangerang Selatan diprediksi meningkat saat bulan Ramadhan. Hal ini karena bakal semakin konsumtifnya masyarakat seiring menjamurnya lokasi berbuka puasa serta penjual takjil musiman. Pemerintah Kota Tangsel harus bersiap mengurai sampah di tengah kondisi lahan pembuangan akhir yang semakin kritis.
Dinas Lingkungan Hidup Tangsel memprediksi, saat Ramadhan kenaikan timbulan sampah akan meningkat 5-10 persen, dibandingkan hari biasa, yakni sekitar 970 ton per hari.
”Angka (timbulan sampah) pasti naik. Namun, kami optimistis bisa mengatasi seperti pengalaman sebelumnya,v kata Kepala Bidang Persampahan DLH Tangsel Rastra Yudhatama, Senin (20/3/2023).
Suasana sejumlah lapak di Taman Jajan BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (20/3/2023).
Rastra mengungkapkan, timbulan sampah akan terkonsentrasi di sejumlah titik lokasi berbuka puasa. Kawasan tersebut seperti di sejumlah pusat kuliner di BSD, Pasar Jajan Ciputat, dan sekitar Alun-alun Pamulang. Tidak hanya itu, penjaja hidangan takjil juga akan kembali menjamur di sepanjang jalan raya serta di sekitar kompleks perumahan.
”Untuk lokasi bukber, seperti restoran, kami sudah memberikan imbauan untuk merapikan sampahnya. Nantinya, petugas kami akan mengangkut sampah-sampah tersebut,” ujar Rastra.
Tanda-tanda munculnya sejumlah lokasi penjual takjil musiman sudah mulai terlihat di beberapa titik jalan dan perumahan. Salah satunya di kompleks perumahan Batan Indah, Kecamatan Setu. Kompleks perumahan yang berada di dekat pusat kantoran Pemkot Tangsel ini bahkan memiliki dua lokasi.
Suasana warga sedang mempersiapkan lapak untuk berjualan takjil berbuka puasa di depan kompleks perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, Senin (20/3/2023).
Susan (49), salah seorang penjual jajanan takjil sudah mulai menyiapkan lapaknya sejak Senin sore. Dia memprediksi pembeli di tempatnya akan semakin ramai.
”Dari tahun ke tahun pengunjung dan jumlah pedagang di sini terus meningkat. Meskipun sempat berkurang saat pandemi, tetapi sejak tahun lalu sudah kembali meningkat,” ucapnya.
Di tengah kemungkinan timbunan sampah yang meningkat saat Ramadhan, ternyata saat ini kapasitas daya tampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang sudah semakin kritis.
TPA yang berada di Serpong tersebut saat memiliki tiga lokasi pembuangan (landfill). Tempat pembuangan 1 seluas 2,5 hektar, pembuangan 2 seluas 1,7 hektar, serta pembuangan 3 seluas 0,8 hektar. Akan tetapi, saat ini yang beroperasi hanya tempat pembuangan 3.
Timbulan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang longsor dan menimbun sekitar dua pertiga badan Sungai Cisadane di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (27/5/2020).
”Saat ini kami hanya bisa membuang sampah di landfill 3, yang kapasitas ruang keterisiannya tinggal sekitar 5 persen lagi,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Cipeucang Muhammad Firdaus.
Peningkatan timbulan sampah yang kemungkinan bakal terjadi saat Ramadhan akan semakin memberatkan TPA Cipeucang. Dari total hampir 1.000 ton sampah dalam sehari di Tangsel, TPA Cipeucang hanya bisa menerima sekitar 400 ton dalam sehari.
Biasanya sebanyak 400-600 ton sampah yang telah mengendap dialihkan ke TPA Cilowong di Kota Serang. Akan tetapi, sejak awal 2023, pengalihan terhenti sementara, menunggu perpanjangan kerja sama yang berakhir tahun ini.
NASRUN KATINGKA
Kepala Komposter UPT TPA Cipeucang Ues Sulkurni, menunjukkan "maggot" yang ada di tempat pembudidayaan milik UPT TPA Cipeucang, Tangerang Selatan, Selasa (14/3/2023).
Mengandalkan "maggot"
Sementara itu, Firdaus mengungkapkan, menjamurnya penjual takjil akan turut menambah volume sampah. Dia berharap pedagang dan pembeli bisa bijak mengelola sampah sehingga sampah yag terbawa ke TPA Cipeucang bisa berkurang. Apalagi selama ini sampah organik masih sulit teratasi.
”Sebagian sampah (organik) dari sejumlah rumah makan sudah bisa kami urai dengan mengalihkan sampahnya sebagai pakan budidaya maggot. Tapi itu masih terbatas di warung di sekitar TPA saja,” ujarnya.
Petugas bank sampah memilah sampah sesuai jenisnya di Bank Sampah Tri Alam Lestari, Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Adapun untuk mengurangi sampah anorganik di perumahan, DLH Tangsel kembali mengandalkan ratusan bank sampah serta puluhan TPS reduce, reuse, recycle (TPS3R) di tiap RW.
Dalam catatan DLH tangsel, dari total timbulan sampah harian, persentase sampah organik sebesar 49,71 persen. Adapun 50,24 persen merupakan sampah anorganik seta 0,05 berasal limbah B3 rumah tangga.
”Peningkatan sampah organik dan anorganik akan meningkat beriringan, kita kembali mengupayakan keberadaan bank sampah serta para budidaya maggot rumahan,” kata Rastra.