Warga Ciledug Keluhkan Antrean Panjang Transjakarta
Antrean bus Transjakarta mengular tiap pagi mengganggu pengendara lain saat melaju di jalan yang sama menuju Halte Puri Beta 2, Ciledug, Tangerang, Banten.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·5 menit baca
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Bus Transjakarta yang beroperasi menuju Halte Puri Beta 2, Ciledug, Tangerang, Banten, Selasa (14/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Warga mengeluhkan antrean bus Transjakarta yang mengular tiap pagi menuju Halte Puri Beta 2, Ciledug, Tangerang, Banten. Risiko kecelakaan makin tinggi kala sejumlah pengendara sepeda motor melawan arus di jalur cepat, tempat bus Transjakarta mengantre.
Berbagai kendaraan, antara lain mobil, sepeda motor, truk, dan bus, berlalu lalang di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, pada Selasa (14/3/2023). Mayoritas para pengendara melaju cepat lantaran jalan menuju Puri Beta 2 merupakan jalur satu arah.
Tiap pagi, puluhan bus Transjakarta mengantre di Jalan HOS Cokroaminoto, dekat jalan bercabang. Bus mengantre di tengah jalan untuk belok kiri (barat) menuju Halte Puri Beta 2. Jika belok kanan (timur), pengendara mengarah ke Kebayoran, Jakarta Selatan.
Antrean bus yang mengular itu dikeluhkan warga sekitar. Pedagang soto, Yuli (51), mengatakan, suaminya yang mengendarai mobil harus berjalan memutar saat menuju ke arah Kebayoran. Ia terpaksa berbelok kiri melewati Puri Beta 2 karena mobilnya terhalang bus sehingga ia tak dapat berbelok ke kanan.
”Bus Transjakarta kalau pagi memenuhi jalan sampai enggak bisa lewat,” ujarnya di Ciledug.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Seorang pengendara sepeda motor yang melawan arus lalu lintas menuju Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, Tangerang, Banten, Selasa (14/3/2023).
Ia juga menyayangkan bus Transjakarta yang berhenti berdekatan sehingga mobil dari gang sekitar Jal anHOS Cokroaminoto tak dapat menyeberang. Antrean mengular panjang saat pagi hari sehingga jalanan makin ramai.
Hal senada juga dikatakan pengendara ojek daring, Azmal Boy (49). Terkadang, ada 3-5 bus berderet di tengah jalan saat ia melintas yang mengganggu pengguna jalan lain. Antrean bus mempersempit jalan sehingga berisiko menimbulkan kemacetan.
”(Ini) Jalur cepat, tetapi jadi lambat jalannya,” kata Azmal.
Meski demikian, antrean bus Transjakarta meningkatkan risiko kecelakaan karena sejumlah pengendara sepeda motor melawan arah di jalur cepat. Dari arah utara, mereka kerap memotong jalan agar tak memutar melewati Halte Puri Beta 1.
Yuli dan Azmal mengatakan, pengendara dari arah berlawanan sering terkejut karena tiba-tiba muncul kendaraan lain dari arah utara. Risiko kecelakaan bertambah saat bus Transjakarta menutupi setengah badan jalan. Ketika melewati bus, para pengendara harus menambah kewaspadaan guna menghindari saling tabrak.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Bus Transjakarta melaju di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, Tangerang, Banten, Selasa (14/3/2023).
Sementara itu, pengguna jalan lain, Zul (46) dan Imam (52), menilai antrean bus Transjakarta tak mengganggu. Sebab, bus-bus itu mengantre di tengah jalan yang terhitung luas bagi mereka sehingga masih menyisakan jalan bagi pengendara lain untuk berbelok ke kanan (arah Kebayoran) atau kiri (arah Ciledug).
Menurut Imam, idealnya bus tak berhenti di tengah jalan. Hal ini mengganggu kendaraan lain sebab pengendara sering terlewat ketika semestinya belok kanan atau sebaliknya.
Menanggapi hal itu, koordinator lapangan Halte Puri Beta 2, Dimas, mengatakan, setidaknya ada 70 bus yang mengantre secara bertahap sejak pukul 05.00 hingga pukul 07.00. Bus-bus itu terbagi atas tiga gelombang keberangkatan.
Apabila bus Transjakarta tidak bersiap di dekat halte, risiko penumpukan penumpang akan terjadi. Jumlah penumpang kini bertambah dua kali lipat ketimbang saat kasus Covid-19 tengah naik-turun. Saat itu, armada hanya mengangkut 11.000 penumpang per hari, kini jumlahnya naik menjadi sekitar 39.000 orang.
”(Kondisi) Serba salah, tetapi permintaan banyak,” ujarnya.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG (MYE)
Warga antre di Halte Puri Beta, Tangerang, Banten, Senin (13/3/2020) sekitar pukul 08.00. Sejumlah trayek angkutan publik di Kota Jakarta dan sekitarnya dibatasi jumlahnya sebagai langkah meminimalisasi penularan Covid-19.
Antrean bus Transjakarta menunjukkan bus-bus yang siap beroperasi sejak pagi. Ia khawatir, jika bus tak mengantre atau bersiap di tempat yang terlalu jauh, akan menghambat operasional halte sebab terlalu banyak penumpang menunggu.
Kondisi ini tak lepas dari minimnya lahan parkir sebagai tempat pemberhentian bus Transjakarta. Kawasan Halte Puri Beta 2 hanya terdiri atas empat ruas sehingga tak memungkinkan menampung puluhan bus secara bersamaan.
Dimas bersama rekan-rekannya berupaya mengatur pembagian bus dengan waktu tunggu yang lebih cepat, yakni 1-2 menit. Puncak antrean biasanya terjadi pada pukul 05.00-06.00. Setelah itu, antrean mulai terurai. Jika gelombang satu usai, bus lain yang bersiap di Halte JORR dan Swadarma di Koridor 13 dapat turun menuju Halte Puri Beta 2. Waktu tempuh dalam kondisi lancar 15-20 menit di antara dua halte itu ke Puri Beta 2.
”Karena kalau (antre) di pool, kelamaan, jauh. Penumpang sudah banyak. (Halte) Ini enggak ada bus, lima menit sudah panjang (antreannya),” katanya.
Selama ini, pihaknya baru menerima komplain langsung dari pemilik warung yang tertutupi antrean bus. Dialog dilakukan sehingga saat ini Dimas terus berkoordinasi dengan pemilik warung untuk mempercepat laju bus ketika terlalu lama menghalangi lapaknya.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG (MYE)
Warga antre di Halte Puri Beta, Tangerang, Banten, Senin (13/3/2020) sekitar pukul 08.00.
Dimas mengakui, kondisi ini membuatnya dilema. Jalur bus minim sehingga mengganggu warga sekitar.
Ia terbuka terhadap seluruh masukan dan keluhan dari warga secara langsung. Selain itu, masyarakat dapat menghubungi pusat panggilan pada nomor 1500-102.
Pentingnya jalur steril
Bus Transjakarta menggunakan jalur khusus dengan jarak koridor yang jelas dan jumlah armada yang diperhitungkan. Hal ini berpengaruh pada headway, yakni interval waktu kedatangan antarmoda transportasi, seperti yang dikatakan pemerhati masalah transportasi, Budiyanto.
Headway berkaitan erat dengan jumlah armada, jarak, fasilitas, dan kecepatan kendaraan. Makin kecil headway kecepatan ditingkatkan, maka dapat meminimalisasi waktu tunggu penumpang. Hal ini yang semestinya terjadi.
Para pengendara memanfaatkan jalur bus Transjakarta untuk menembus kemacetan di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (10/22/2021). Jalur bus Transjakarta seharusnya menjadi jalan khusus yang harus steril dari berbagai kendaraan lain agar bus Transjakarta dapat melaju lancar tanpa ada hambatan.
Budi mengatakan, adanya penumpukan penumpang di halte karena headway terlalu lama sebab terpengaruh kecepatan kendaraan yang tak stabil. Jalur bus yang tak steril makin memperlambat interval waktu penjemputan antarmoda.
”Pengawasan perjalanan Transjakarta pada setiap jalur perlu dibangun sistem pengawasan yang didukung teknologi yang mampu mendeteksi kecepatan kendaraan, kendala di lapangan, dan langsung memberikan solusi kepada para pengemudi,” ujar Budi.