Jelang Ramadhan, Ikappi Ingatkan Pemprov DKI Antisipasi Kenaikan Permintaan dan Harga
Jelang Ramadhan dan Lebaran, Ikappi ingatkan pemerintah akan terjadinya kenaikan permintaan sejumlah komoditas dan harga, Pemerintah mesti memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga harga.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Pedagang melayani pembeli cabai merah keriting di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). Harga cabai merah keriting di pasar beranjak naik dari tiga hari yang lalu dari Rp 25.000 per kilogram menjadi Rp 38.000 per kg.
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahwa akan ada tahapan kenaikan permintaan dan harga bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan. Sampai Senin (13/3/2023), harga sejumlah kebutuhan pokok di DKI Jakarta sudah bergerak naik.
Pantauan harga dari Info Pangan Jakarta, Senin, kenaikan harga pangan di pasar-pasar tradisional Jakarta mulai terjadi. Harga beras, cabai merah keriting, cabai merah besar, dan ayam potong bergerak naik seiring meningkatnya permintaan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikappi Abdullah Mansuri mengingatkan ada tahapan kenaikan permintaan dan harga bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan. Fase pertama, biasanya terjadi pada tiga hari sampai dengan seminggu menjelang Ramadhan. Hal ini terjadi karena permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi.
”Kita memiliki masyarakat yang turun-temurun berbudaya dalam menyambut awal Ramadhan menyajikan makanan-makanan istimewa. Kami berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki,” katanya.
Fase kedua terjadi tujuh sampai tiga hari menjelang Idul Fitri. Dalam waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadhan lalu melonjak tinggi di pengujung Ramadhan menuju ke hari raya Idul Fitri.
”Biasanya pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam hidangan pada hari raya sehingga permintaan melonjak tinggi. Kami harap dalam fase ini, pemerintah dapat menjaga pasokan tetap aman dan distribusi lancar,” ujarnya.
Untuk fase kedua, kat Mansuri, kendala banyak terjadi di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu adanya arus mudik Lebaran.
Pedagang menata dagangannya sembari menunggu pembeli di Pasar Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2023). Badan Pusat Statistik mencatat, laju inflasi pada Januari 2023 sebesar 0,34 persen. Komoditas bahan pangan, seperti cabai merah, cabai rawit, dan beras, menjadi pemicu inflasi.
Lalu fase ketiga yang merupakan fase akhir Ramadhan terjadi setelah Idul Fitri. Pada 2-3 hari setelah Lebaran, banyak komoditas tidak dapat ditemui di pasar tradisional karena banyak pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.
”Fase ini juga rawan. Kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023,” kata Mansuri.
Mansuri memberi catatan, kenaikan permintaan sejumlah komoditas pangan menjelang Ramadhan, yang dimulai dari fase pertama, akan lebih dari 50 persen. Untuk itu, Ikappi mengingatkan pemerintah dan pihak terkait mesti bekerja keras dalam distribusi pangan.
”Kami meminta pemerintah lebih aktif dan lebih serius dalam menyelesaikan persoalan harga pangan yang terjadi,” ujarnya.
Beras IR 42 untuk harga terendah Rp 11.000 per kilogram di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, dan tertinggi Rp 18.000 per kg di Pasar Rawa Badak, Jakarta Utara. Untuk harga rata-rata Rp 14.585 per kg.
Kenaikan harga beras juga terjadi di Jakarta Barat dengan kisaran Rp 127 per kg, Jakarta Pusat (Rp 238 per kg), Jakarta Timur (Rp 106 per kg), dan Jakarta Utara (Rp 71 per kg).
Seorang ibu kelluar dari antrean setelah membeli bahan makanan saat badan usaha milik daerah, PT Food Station Tjipinang Jaya, menggelar penjualan pangan murah di halaman kantor Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (2/3/2022).
Untuk cabai merah keriting, harga rata-rata Rp 49.596 per kg, harga terendah Rp 40.000 per kg dan harga tertinggi Rp 70.000 per kg. Kenaikan harga cabai ini sudah terjadi dari Pasar Induk Kramat Jati, yang naik Rp 2.000 per kg. Di lima wilayah kota di Jakarta, harga cabai naik Rp 278 hingga Rp 1.889 per kg. Komoditas cabai merah besar, harga rata-rata Rp 51.591 per kg. Harga terendah Rp 40.000 per kg dan harga tertinggi Rp 90.000 per kg.
Kenaikan harga cabai merah besar juga sudah terjadi di Pasar Induk Kramat Jati sebesar Rp 2.000 per kg. Di pasar tradisional di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, harga cabai merah besar juga naik Rp 1.667-Rp 3.833 per kg.
Adapun harga ayam potong yang terendah Rp 30.000 per ekor dan tertinggi Rp 50.000. Dari lima wilayah kota di Jakarta, kenaikan harga terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur yang naik Rp 56-Rp 304 per ekor.
Secara terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati menjelaskan, DKPKP sudah menghitung kebutuhan dan kenaikan permintaan menjelang Ramadhan 2023. Berdasarkan penghitungan prognosa kebutuhan pangan di DKI menjelang Ramadhan, katanya, komoditas yang mengalami kenaikan permintaan antara lain telur ayam naik 18,21 persen atau sebesar 1.737 ton, daging sapi naik 16,39 persen atau 1.064 ton, bawang putih naik 14,43 persen atau 298 ton, cabai rawit naik 13,77 persen atau 350 ton, bawang merah naik 13,61 persen atau 907 ton.
Kemudian permintaan gula naik 13,23 persen atau sebesar 897 ton, minyak goreng naik 13,18 persen atau 2.298 ton, daging ayam naik 13,14 persen atau 1.595 ton, cabai merah naik 13,07 persen atau 421 ton, dan beras naik 10,93 persen atau 8.164 ton.
Suharini juga menyebutkan, permintaan tinggi akan menimbulkan kenaikan harga. ”Untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan pangan, Pemprov DKI Jakarta mengupayakan sejumlah langkah,” ujarnya.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua Satgas Pangan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Daniel Tahi Monang Silitonga meninjau ketersedian pangan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020). Rombongan ditemani Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi untuk melihat ketersedian pasokan pangan seperti beras, bawang putih, dan gula.
Langkah itu di antaranya monitoring ketersediaan dan harga bahan pangan dilakukan secara rutin setiap hari bekerja sama antarinstansi pemerintah, badan usaha milik daerah (BUMD) pangan DKI, dan Satuan Tugas Pangan DKI Jakarta. DKPKP DKI juga menjaga pasokan pangan yang masuk ke DKI Jakarta, bekerja sama dengan pemerintah pusat dan kerja sama antarpelaku usaha untuk penyediaan dan pendistribusian bahan pangan.
”Kita juga melaksanakan kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Pangan Subsidi bagi Masyarakat Tertentu seharga Rp 126.000 per paket yang terdiri dari beras, daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, ikan kembung dan susu UHT,” kata Suharini.
Selain itu, ujar Suharini, DKPKP DKI juga melakukan Gerakan Pangan Murah melalui distribusi pangan subsidi di 336 lokasi distribusi, mengoptimalkan Gerai Pangan Perumda Pasar Jaya yang tersebar di 5 Kota Administrasi dan 1 kabupaten Administrasi, serta pelaksanaan pangan keliling yang dilakukan BUMD pangan (PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Pasar Jaya, Perumda Dharma Jaya) dan Bulog Divisi Regional Jakarta-Banten.