Harga Cabai Rawit Merah Sentuh Rp 75.000 Per Kilogram di DKI Jakarta
Harga bahan kebutuhan pokok diperkirakan akan terus melonjak mulai dari tiga hari sampai satu minggu menjelang Ramadhan.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
HIDAYAT SALAM
Pedagang kentang memilah produknya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Harga bahan kebutuhan pokok diperkirakan akan terus melonjak mulai dari tiga hari sampai satu minggu menjelang Ramadhan. Di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, harga cabai rawit merah melonjak dari Rp 51.000 per kilogram menjadi Rp 75.000 per kg.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengantisipasi kenaikan harga dan memastikan pasokan bahan pangan aman menjelang puasa dan Lebaran. Kenaikan permintaan akan menyebabkan harga bahan kebutuhan pokok melonjak sehingga memicu kenaikan inflasi.
Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Kramat Jati, Senin (13/3/2023), beberapa pedagang mengatakan, harga bawang masih stabil, tetapi harga cabai rawit naik. Harga cabai rawit merah sudah melonjak tinggi hingga Rp 75.000 per kg. Sementara itu, harga cabai besar merah naik dari Rp 28.000 per kg menjadi Rp 30.000 per kg.
Arul (37), pedagang cabai rawit merah, mengatakan, harga cabai rawit merah di tempatnya naik dari Rp 51.000 per kg menjadi Rp 75.000 per kg. Kenaikan itu terjadi sudah satu bulan lalu karena faktor cuaca musim hujan pada Januari-Februari 2023.
Kenaikan harga cabai rawit juga dirasakan penjual lain, Aam (48). Kini, harga cabai rawit di tokonya naik menjadi Rp 60.000 per kg dari semula Rp 75.000 per kg. Sementara harga bawang masih stabil.
Harga cabai rawit merah menjelang Ramadhan mulai naik di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).
”Sejak bulan lalu, harga bawang merah berkisar Rp 35.000 per kg, sedangkan bawang putih masih Rp 22.000 per kg,” katanya.
Adapun untuk harga kol turut alami kenaikan dari Rp 4.000 per kg menjadi Rp 4.300 per kg. Harga tersebut sudah naik dibandingkan dua hari yang lalu. Pedagang kol, Darli (41), menuturkan, harga kol naik juga disebabkan adanya lonjakan harga dari daerah asalnya, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur.
”Kenaikan juga biasanya terjadi saat tiga hari sampai satu minggu menjelang Ramadhan, naiknya bisa sampai Rp 2.000. Itu juga sudah tinggi,” kata Darli.
Tidak hanya kol, harga kentang juga ikut merangkak naik Rp 2.000 per kg. Rusman (42), pedagang kentang, menuturkan, sejak bulan lalu harga kentang semula Rp 14.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg.
”Di daerah asal Dieng, Jawa Tengah, harga kentang sudah naik salah satunya karena faktor cuaca sering hujan pada Februari lalu,” katanya.
HIDAYAT SALAM
Sejumlah warga memilih kentang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).
Siapkan stok
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam keterangan pers, Senin (6/3/2023), mengatakan, ketersediaan cabai dan bawang terbilang aman jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri. Saat kunjungannya ke Pasar Induk Kramat Jati bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Heru memastikan distribusi pasokan bahan kebutuhan pokok agar dapat berjalan lancar.
”Mudah-mudahan semua terkendali. Pedagang menyatakan sudah stabil. Komoditas yang lain juga akan kami siapkan stok yang ada,” katanya.
Kementerian Pertanian memasok ratusan ton komoditas cabai dan bawang di Pasar Induk Kramat Jati. Pasokan itu lebih kurang 17 ton cabai yang berasal dari Jateng dan Jabar, serta bawang merah total 175 ton secara bertahap ke Pasar Induk Kramat Jati.
Menurut Heru, hal ini tidak hanya memberikan pengaruh terhadap inflasi Jakarta, tetapi juga akan memberikan pengaruh terhadap inflasi nasional. Nilai inflasi Jakarta memberikan pengaruh 25-27 persen terhadap inflasi nasional. Apalagi, kenaikan harga pangan akibat kenaikan permintaan pasar dan kondisi curah hujan yang berpengaruh terhadap pasokan yang masuk ke Jakarta yang tak bisa dihindari.
HIDAYAT SALAM
Penjual dan pedagang berinteraksi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).
Provinsi DKI Jakarta pada Februari 2023 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, naik 0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,09 sebesar. Jika dibandingkan dengan Februari 2022, inflasi Februari 2023 DKI Jakarta naik 4,07 persen dari sebelumnya yang tercatat 3,83 persen. Hal ini sebagian besar dipicu oleh kenaikan harga-harga.
Kepala Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono mengatakan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok penyumbang inflasi Februari karena terjadi kenaikan harga pada komoditas yang masuk kelompok tersebut. Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kelompok kesehatan; serta kelompok pakaian dan alas kaki juga ikut menyumbang inflasi (Kompas.id, 1/3/2023).