Kota Tangerang Mengoptimalkan Potensi Jadi Kota Maju
Kota Tangerang di Banten menghadapi tantangan mengoptimalkan segala potensinya untuk tumbuh menjadi kota maju.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F10%2F11897825-db45-417e-a73f-c1a5b5a4b614_jpg.jpg)
Wali Kota Tangerang Arief R Wirmansyah
Warga dan budayanya, serta aksesibilitas menjadi kekuatan pembangunan di Kota Tangerang, Banten. Dengan mengoptimalkan semuanya, pemerintah daerah optimistis 5-10 tahun ke depan wilayahnya menjadi kota maju.
Dalam penyerahan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun anggaran 2022 (Unaudited) kepada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Banten, realisasi penerimaan pendapatan daerah Kota Tangerang sebesar Rp 4,27 triliun dari anggaran pendapatan Rp 4,24 triliun. Adapun realisasi belanja daerahnya mencapai Rp 4,43 triliun dari anggaran Rp 4,91 triliun.
Realisasi belanja dioptimalkan untuk bidang pendidikan sebesar 29,18 persen, kesehatan 18,14 persen, infrastruktur sebesar 47,40 persen, peningkatan kompetensi sumber daya manusia 1,05 persen, dan alokasi untuk aparat pengawas internal pemerintah 0,51 persen.
Dari berbagai pengoptimalan itu, Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencatat inflasi di Kota Tangerang sebesar 4,56 persen dan Indeks Harga Konsumen 111,82. Pada saat yang sama, deflasi 0,13 persen dan tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 7,13 persen dari 9,07 persen.
Merujuk laporan Kota Tangerang Dalam Angka 2022, jumlah pengangguran terbuka sebanyak 103.537 jiwa dari angkatan kerja yang mencapai 1,1 juta jiwa. Sementara total penduduk sebanyak 1,7 juta tersebar di 13 kecamatan dengan persentase kemiskinan sebanyak 5,93 persen.
Baca juga : Pemkab Tangerang Targetkan Bedah 1.000 Rumah Tak Layak Tahun Ini
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F20%2Fd10def80-e73b-4811-86d3-8d187bff8ba0_jpg.jpg)
Warga menjajal wisata kano di Kali Sipon, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (20/8/2022). Wisata air ini buka setiap Sabtu dan Minggu mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00.
Lantas bagaimana Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengoptimalkan kekuatan untuk menuju kota maju? Berikut petikan wawancara dengan Kompas saat diskusi Afternoon Coffee#4 Kompas Collaboration Forum-City Leaders Community #APEKSInergi dengan tema ”Good Governance dan Pembelajaran Upaya Antikorupsi”, Selasa (7/3/2023) di Menara Kompas, Jakarta.
Selama memimpin Kota Tangerang, apa yang menjadi kekuatan dalam pembangunan dan bagaimana mengoptimalkannya?
Semua menjadi kekuatan, baik warganya, budayanya, maupun aksesibilitasnya. Semua menjadi potensi sehingga sekarang masyarakat kota bisa hidup nyaman dan bahagia di Kota Tangerang.
Kami optimistis 5-10 tahun ke depan menjadi kota maju. Mudah-mudahan pada tahun 2045 tidak hanya Indonesia yang menjadi emas, tetapi Kota Tangerang juga.
Kota Tangerang punya aksesibilitas yang mumpuni. Ada tiga jalan tol, Jakarta-Merak, lintas Kota tangerang, Kunciran yang nantinya sampai Jagorawi dan Cikampek. Ke depan ada tol baru lewat belakang Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga ke utara Banten.
Kota Tangerang juga salah satu pintu gerbang dari luar Pulau Jawa dan luar negeri. Orang-orang masuk melalui bandara lalu keluar melewati Kota Tangerang. Pergerakannya penumpangnya 60-70 juta setiap tahun. Ke depannya berpotensi sampai 100 juta penumpang.
Aksesibilitas ini merupakan peluang karena mudah dicapai dari kanan dan kiri. Juga ditunjang kelengkapan moda transportasi KRL dan bus antarkota-antarprovinsi di Terminal Poris Plawad.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F23%2Fddb3bdfa-e1ae-494b-ade5-bd52910dd427_jpg.jpg)
Suasana Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Rabu (11/5/2018).
Rasanya optimistis. Mudah-mudahan dengan inovasi dan kreativitas tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakatnya mampu menata kehidupan melalui kampung tematik, kampung hijau, kampung iklim, kampung sehat, kampung budaya, dan sebagainya yang akan membawa peradaban lebih baik ke depannya.
Apa tantangan yang dihadapi selama memimpin Kota Tangerang dan bagaimana cara mengatasinya?
Tantangan yang kami hadapi pertama berkaitan dengan sumber daya finansial terbatas. Kami terpaku dengan APBD yang terbatas.
Kemudian sumber daya manusia yang terbatas meskipun sudah ada 30 kampus di Kota Tangerang. Sumber daya ini terbatas pada jurusan teknik, arsitek, dan mesin. Padahal, wilayah terus berkembang dari kota industri ke banyak permukiman dan perkantoran.
Peluang ini belum ditangkap masyarakat. Makanya itu tantangan kami meyakinkan masyarakat bahwa Kota Tangerang strategis untuk peluang investasi.
Kami yakinkan masyarakat bahwa bisa membangun Kota Tangerang dengan potensi yang ada. Sekarang banyak komunitas terlibat.
Tantangan lainnya dampak pemerataan pembangunan dari pusat ke daerah. Trans-Jawa berdampak pada pindahnya industri ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Mungkin karena biaya di sana lebih murah atau harga lahan murah.
Makanya, kami harus kreativitas supaya tidak bergantung pada industri saja, tetapi bisnis dan jasa. Pokoknya sebisa mungkin segala urusan harus di Kota Tangerang.
Alhamdulillah, kami bisa lewati masa sulit pandemi Covid-19. Ekonomi yang tadinya minus 7 persen sudah tumbuh jadi 5,98 persen dan angka investasi mengejutkan sampai Rp 13 triliun.
Layanan kesehatan melalui Universal Health Coverage atau sistem penjaminan kesehatan sudah jangkau 99,04 persen karena anggarannya tak sedikit. Kami gelontorkan Rp 180 miliar.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, Kamis (3/12/2020), memeriksa kesiapan alat-alat penanganan bencana banjir di halaman Balai Kota Tangerang, Banten. Penanganan banjir di tengah pandemi Covid-19 dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Dari capaian-capaian yang ada. Apa program unggulan Kota Tangerang yang bisa dicontoh daerah lain?
Saya lihat teman-teman di daerah, kementerian, dan lembaga keren-keren. Mereka berinovasi, misalnya, sistem kepegawaian Kota Tangerang sudah sistem merit, terintegrasi online, tidak ada urusan kertas, benar-benar paperless.
Pelayanan kami kebanyakan sudah migrasi ke aplikasi. Ada super-aplikasi, Tangerang LIVE, untuk masyarakat mulai dari keluhan masyarakat, kegawatdaruratan, terus juga pelayanan administrasi kependudukan dan perizinan. Semuanya online, ada informasi lapangan kerja di situ, dan job fair virtual.
Teman-teman pemerintah daerah bisa manfaatkan itu. Sejauh ini sudah ada 40 kabupaten/kota yang menggunakan aplikasi dari Kota Tangerang secara gratis supaya hemat anggaran.
Alhamdulillah, pemerintah pusat banyak apresiasi pengelolaan keuangan kami. Artinya, teman-teman di lingkungan pemerintah konsisten membangun akuntabilitas keuangan daerah.
Kami juga mengembangkan sekolah gratis di 70 sekolah swasta supaya orang tak berebut zonasi. Sekarang sedang didorong kualitas sekolah swasta agar orangtua tak khawatir pendidikan anaknya.
Layanan kesehatan melalui Universal Health Coverage atau sistem penjaminan kesehatan sudah menjangkau 99,04 persen karena anggarannya tak sedikit. Kami gelontorkan Rp 180 miliar karena kesehatan itu kebutuhan dasar pelayanan publik paling dan kami mitra dengan seluruh rumah sakit, klinik, dan lain sebagainya untuk tingkatkan kesehatan masyarakat.
Baca juga: Dua Sisi Wajah Pesisir Tangerang
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F05%2F07%2F1ecaaa0c-9639-4169-879e-5927a6e56ad1_jpg.jpg)
Warga memancing ikan di samping pohon yang mengering di Situ Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Kamis (7/5/2020).
Masalah banjir juga alhamdulillah semaksimal mungkin kami tangani. Sekarang cepat surut meskipun masih ada banyak genangan karena hujan lokal.
Kali Angke juga kemarin agak bocor masuk ke (kawasan) Petir dan Cipondoh. Kawasan Periuk yang biasanya banjir 4,5 meter sudah 2-3 tahun ini tidak sampai ketinggian itu. Jadi, program mengatasi banjir berjalan dengan cukup baik.
Untuk menjadi kota maju, apa pekerjaan rumah yang ke depan di sisa masa kepemimpinan?
Semuanya kami prioritaskan, baik pendidikan, kesehatan, maupun infrastruktur urusan pelayanan publik, semuanya prioritas. Kami lagi kebut Mal Pelayanan Publik digital. Dalam proses menggandeng kementerian dan lembaga supaya birokrasi itu memudahkan masyarakat.
Terkait masalah banjir ini karena hujan jalan pada rusak. Kami kebut perbaikannya. Kami juga dalam proses integrasikan 200-an aplikasi ke 2 super-aplikasi, satu untuk masyarakat di Tangerang LIVE dan satu lagi Tangerang Ayo untuk birokrasi.
Generasi muda tak terpisahkan dari pembangunan. Sejauh mana pelibatan generasi muda dalam pembangunan Kota Tangerang?
Jadi, sebenarnya peluangnya terbuka lebar untuk teman-teman muda di Kota Tangerang. Makanya mulai banyak komunitas, selain organisasi kepemudaan.
Sekarang ruang untuk komunitas luar biasa. Ada Tangerang Kreatif, ada komunitas hobi, kesenian, dan lain sebagainya. Kami terus dorong partisipasinya, misalnya, mewadahi lewat Gedung Pemuda Kreatif.
Dengan demikian, komunitas bisa masuk dan bersama mendorong berbagai potensi karena pemuda sekarang adalah calon pemimpin masa depan. Mereka harus bisa lebih mandiri, lebih sigap, lebih inovatif ketimbang kami yang sudah kedaluwarsa. Jangan selalu menunggu, menanti, tetapi harus bisa berjalan mengambil kesempatan yang ada.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F04%2F15%2F475643d4-0ee8-4904-8161-e01534e72239_jpg.jpg)
Suasana di pusat kuliner Pasar Lama di Kota Tangerang, Banten, Kamis (14/4/2022). Pedagang kaki lima menempati kiri dan kanan jalan, sedangkan pengunjung dan pengendara berbagi ruang lalu lalang di antara lapak.