Di Sarinah, Warga Berburu Baju Tradisional hingga Jajanan Lokal
Masyarakat yang tinggal di sekitar Jabodetabek antusias menghabiskan akhir pekan dengan berburu ”fashion” tradisional produksi rumahan sekaligus nostalgia dengan jajanan lokal di bazar UMKM di Gedung Sarinah.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
NASRUN KATINGKA
Kunjungan masyarakat di bazar UMKM di Gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (12/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat sekitar Jabodetabek antusias mengunjungi bazar usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (12/3/2023). Masyarakat berburu pakaian khas tradisional sekaligus nostalgia jajanan lokal masa lalu.
Memasuki hari terakhir, bazar yang diadakan dua perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) ini mulai ramai didatangi pengunjung sejak pagi. Masyarakat langsung menghampiri sejumlah stan bazar seusai melakukan aktivitas pada hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di sekitar Gedung Sarinah.
Hengky (67), misalnya, pengunjung asal Cilandak, Jakarta Selatan, ini baru saja menghabiskan akhir pekan dengan berolahraga bersama keluarganya di HBKB di sekitaran Bundaran HI. Saat mengetahui kabar bazar UMKM dari anaknya, ia dan keluarganya langsung menuju Gedung Sarinah.
”Tadi saat dengar, langsung inisiatif ke sini (Gedung Sarinah). Katanya ada jajanan lokal juga. Menarik, ada sejumlah jajanan yang sudah jarang ditemui di Jakarta,” kata Hengky.
NASRUN KATINGKA
Kunjungan masyarakat di bazar UMKM di Gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (12/3/2023).
Nostalgia dengan jajanan zaman dulu juga menjadi alasan pengunjung lainnya, Balqis Kusumawati (51). Perempuan yang berasal dari Blitar, Jawa Timur, ini sudah hampir 20 tahun tinggal di Jabodetabek. Ketika mendengar kabar ada bazar yang menampilkan kuliner lokal, dia langsung bergegas dari rumahnya di Serpong, Tangerang Selatan.
Balqis membeli banyak kuliner-kuliner lokal, seperti kremes ubi, keripik sayur, hingga kacang mete. ”Jajanan seperti ini biasanya hanya didapat kalau mudik. Hari ini langsung beli banyak, sekalian nanti buat cemilan di bulan puasa,” ujarnya.
Tidak hanya kuliner, kehadiran UMKM yang menjajakan beragam fashion dengan berbagai motif khas Nusantara juga menjadi primadona pengunjung. Niska Amalia (27) merasa sangat antusias melihat berbagai pakaian dengan kain batik dan songket yang dipamerkan.
NASRUN KATINGKA
Sejumlah warga berburu pakaian dari produk rumahan di bazar UMKM di Gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (12/3/2023).
Menurut Niska, meskipun produk yang dipamerkan merupakan kreasi rumahan, kualitasnya terlihat bisa diandalkan. Apalagi, produk-produk tersebut bisa didapatkan dengan harga terjangkau.
”Desain dan bahannya terlihat eksklusif. Kalau belanja langsung seperti ini, saya bisa langsung mencoba,” kata Niska.
UMKM bergeliat
Tuti Harianti (63), pemilik UMKM Kusumaku Gallery, merasakan geliat usahanya saat bazar berlangsung. Pelaku usaha asal Jakarta Timur ini menjual berbagai pakaian keluarga yang menggunakan motif batik mulai dari celana, kemeja, mukena, hingga sandal.
Tuti menuturkan, respons positif berasal dari berbagai kalangaan terhadap usahanya. Bukan saja dari perseorangan, kini kalangan instansi juga mulai melirik usahanya tersebut. ”Sejumlah BUMN sejak kemarin banyak yang mampir ke sini. Mereka sangat tertarik,” tuturnya.
Senada dengan Tuti, respons positif juga diakui pemilik jenama BlaBeli, UMKM kuliner asal Bandung, Henrika Candras Wulan (57). Berbagai kuliner yang dijajakannya, seperti keripik basreng, kerupuk susu, kremes ubi, hingga jambu mete, banyak diminati pengunjung. Dari 600-an bungkus produk yang dijajakannya, hingga hari keempat telah terjual hingga 85 persen.
Berharap dari bazar ini, masyarakat yang datang tertarik dan menyebarkan informasi tentang produk kami kepada orang-orang terdekat mereka.
NASRUN KATINGKA
Sejumlah warga berburu pakaian dari produk rumahan di bazar UMKM di Gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (12/3/2023).
”
Berharap dari bazar ini, masyarakat yang datang tertarik dan menyebarkan informasi tentang produk kami kepada orang-orang terdekat mereka,” ucapnya.
Tuti berharap, dengan mulai longgarnya berbagai kegiatan bermasyarakat, UMKM semakin bergeliat. Begitu pun bazar, baik dari instansi pemerintahan maupun non-pemerintahan juga semakin sering.
Bazar UMKM hasil koraborasi dari PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Bukit Asam ini berhasil menghadirkan 104 pelaku UMKM yang didominasi dari sekitar Jabodetabek serta beberapa dari daerah Jawa dan Sumatera lainnya. Ada empat sektor unggulan yang dipamerkan, terdiri dari fashion, kriya, kuliner, serta kebugaran dan kecantikan.
Dari sektor kriya ada 31 pelaku usaha dengan ragam produk unggulan hasil kerajinan, seperti totebag, tas kosmetik, dompet, dan jam tangan kayu. Selanjutnya, ada 30 pelaku usaha fashion yang menampilkan koleksi ragam busana batik, songket, tenun ikat, ataupun sulam usus.
Tak ketinggalan sebanyak 42 pelaku usaha sektor kuliner dengan berbagai produk makanan dan minuman olahan. Selain itu, ada tiga pelaku usaha kategori produk kecantikan dan kesehatan yang juga menampilkan ragam suplemen makanan, obat herbal, ataupun berbagai jenis sabun natural.