Kata ”kurir paket” atau ”kang paket” yang tak asing di kuping punya ragam kisah di baliknya. Menjadi kurir sebagai pilihan bertahan hidup karena setiap paket yang terkirim berarti dapur terus mengepul.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Suasana di salah satu kantor jasa pengiriman barang JNE di Jakarta Barat, Kamis (9/3/2023).
Terkirim pesan Whatsapp berbunyi ”dari JNE ingin mengirim paket”. Kadang kala pesan serupa ditambah kalimat ”ada paket di atas mesin (pompa) air” disertai foto.
Pesan seperti itu lazim dikirim oleh Rahmat Hidayatullah (27) kepada penerima paket yang memanfaatkan layanan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE. Bukan tanpa alasan, bapak satu anak ini sudah karib dengan penerima paket setelah lima tahun menjadi kurir untuk area pengantaran Petamburan, Jakarta Pusat, dan Palmerah, Jakarta Barat.
”Nyari pekerjaan lain susah. Mau tidak mau jadi kurir,” ujar Rahmat ketika mengambil paket antaran dari hub JNE di dekat Menara BNI, Kamis (9/3/2023) pagi.
Warga Petamburan ini kesulitan bersaing dalam dunia kerja karena hanya lulusan sekolah menengah atas. Ia pun tak punya keterampilan hasil belajar otodidak ataupun dari pelatihan tertentu.
Sebelum menjadi kurir, Rahmat bekerja sebagai penagih utang atau debt collector untuk Bank Mandiri. Ia direkrut pihak ketiga dengan status pekerja alih daya atau outsourcing selama dua tahun.
”Kontrak tidak diperpanjang. Daripada menganggur saya banting setir jadi kurir. Risikonya ketika hujan, motor kurang sehat, dan waktu antar paket yang mepet,” tutur Rahmat.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Kurir paket SiCepat, Andika, mengantarkan paket ke pelanggan di kawasan Parung Serab, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Rabu (6/4/2022). Setiap hari Andika mengantarkan sekitar 150 paket di kawasan tersebut.
Hujan seperti yang terjadi akhir-akhir ini menjadi momok bagi kurir. Mereka mesti menepi untuk berteduh agar paket tak basah ataupun untuk keselamatan. Otomatis waktu antar menipis sehingga mereka berkejaran dengan waktu.
Saat kritis itu terkadang ada saja hambatan. Salah satunya sepeda motor mogok. Alhasil, harus ke bengkel terlebih dahulu atau meminjam sepeda motor kenalan agar paket secepatnya terkirim.
”Kalau bisa antar 70 paket ada bonusnya. Lumayan dapat Rp 150.000 untuk beli susu anak,” kata Rahmat berseloroh.
Pemasukan kurir dari setiap paket berbeda-beda. Uang itu bagi kurir JNE di luar gaji pokok sebesar upah minimum regional Jakarta, yaitu Rp 4,9 juta.
Selain gaji pokok dan ongkos per paket, Rahmat juga mengantongi BPJS Kesehatan kelas 1 dan biaya untuk menyervis sepeda motor dari JNE. Tarif BPJS Kesehatan kelas 1 sebesar Rp 150.000 per orang setiap bulan, sedangkan biaya merawat (service) rutin sepeda motor Rp Rp 200.000 sebulan.
Penghasilan Rahmat dari bekerja sebagai kurir cukup untuk mengontrak rumah Rp 800.000 sebulan dan istrinya membuka usaha penjualan makanan ringan atau jajanan. ”Alhamdulillah cukup untuk sehari-hari,” ujarnya.
Pelanggan mengirimkan paket melalui kantor JNE pusat, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Tak terasa 80 paket yang ditunggu siap untuk diantarkan Rahmat ke Palmerah dan Petamburan. Terkadang ia bisa mengantar hingga 150 paket mulai pukul 13.00 hingga 18.00. Waktu itu dipilihnya mempertimbangkan jam kerja pegawai dan jam istirahat warga.
Jumlah sumber daya manusia atau tenaga kerja JNE pada tahun 2023 mencapai lebih dari 50.000 orang, termasuk mitra dan agen di seluruh Indonesia. Khusus untuk kurir jumlahnya 11.000 orang secara nasional dan lebih dari 3.500 di Jakarta, baik kurir sepeda motor maupun kurir mobil.
”Sistem kemitraan kurir di JNE menggunakan prinsip kerja sama bagi hasil atau insentif produktivitas bagi kurir. Semakin produktif kurir, maka bagi hasil atau insentifnya semakin tinggi,” ucap Eri Palgunadi, VP of Marketing JNE, Jumat (10/3/2023).
Kami berkomitmen melindungi kurir dari tindakan yang tidak terduga yang mungkin dapat terjadi di lapangan. Kurir yang memiliki kinerja yang baik akan diapresiasi oleh perusahaan.
Perhitungan bagi hasil atau insentif kurir mempertimbangkan kemampuan dalam membawa jumlah minimal paket dalam sehari. Apabila minimal paket berhasil dikirim, pendapatan sesuai dengan upah minimum, sedangkan jika berhasil mengirimkan paket lebih dari minimal akan mendapatkan lebih dari upah minimum.
Perusahaan turut berupaya melindungi seluruh tenaga kerja sesuai dengan peraturan pemerintah, seperti terdaftar di BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, serta bantuan dana iuran BPJS secara mandiri.
”Kami berkomitmen melindungi kurir dari tindakan yang tidak terduga yang mungkin dapat terjadi di lapangan. Kurir yang memiliki kinerja yang baik akan diapresiasi oleh perusahaan,” kata Eri.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pelanggan mengirimkan paket melalui kantor JNE Pusat, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Serba bisa
Muhammad Ridwan (25) juga merambah kurir GoSend milik Gojek atau PT Paket Anak Bangsa. Itu dilakoninya sejak menjadi mitra tahun 2019.
Warga Cikarang, Jawa Barat, ini bisa mengantongi Rp 100.000 sampai Rp 200.000 dalam sehari dari mengantar penumpang, makanan, atau GoFood dan GoSend. ”Ikut arus order yang masuk saja. Bisa keliling Jabodetabek selama sesuai ketentuan,” kata Ridwan seusai mengantar paket ke perkantoran di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Ridwan berstatus mitra Gojek. Ia memenuhi syarat usia minimal 18 tahun dan maksimal 65 tahun saat mendaftar dengan kelengkapan dokumen KTP asli, SIM C yang berlaku, STNK dan pajak aktif, SKCK asli atau legalisir, dan nomor rekening bank.
Untuk kendaraannya berusia maksimal 8 tahun dari waktu pendaftaran, tak lebih dari 250 cc, mesin 4 tak, dan bukan sepeda motor trail atau sport.
Ridwan mau tak mau harus cekatan agar orderan cepat tuntas tanpa masalah. Namun, ada saja satu atau dua insiden kecil yang berulang. Misalnya, lama menunggu pengambil paket karena sedang tidak ada di tempat dan petugas satpam atau resepsionis tak menerima penitipan paket.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)
Kantor pusat Gojek di kawasan Blok M, Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Kalau sudah begitu hanya ada perasaan dongkol. Akan tetapi, apa daya karena kurir butuh penerima paket, apalagi jika pesanan berupa bayar di tempat atau cash on delivery yang populer dengan sebutan COD.
Ridwan belum punya pilihan yang lebih baik selain menjadi mitra Gojek. Tak pelak ia menikmati suka duka sebagai pengemudi serba bisa demi dapur terus mengepul.