Dua Perempuan Dicor di Bekasi Dibunuh dalam Waktu Singkat
Penghuni kontrakan, Permana, diduga membunuh dan mengecor dua perempuan di Bekasi. Waktu yang dibutuhkan pelaku mengeksekusi para korban cukup cepat atau hanya berjarak sekitar 5 menit.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pembunuhan dan pengecoran jasad dua perempuan di Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, bermotif utang. Dua korban yang dicor itu dibunuh dalam waktu singkat seusai tiba di rumah pelaku. Adapun pelaku bunuh diri karena panik kejahatannya terbongkar.
Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari mengatakan, polisi menemukan tindak pidana dalam kasus dua perempuan bernama Yusi Purawati (48) dan Heni Purwaningsih (47) dicor di rumah kontrakan di Harapan Jaya. Mereka diduga dibunuh penghuni kontrakan bernama Permana Kusuma (50).
”Berkaitan dengan pelaku ini masih diperdalam. Status P (Permana) masih terduga pelaku,” kata Erna, Rabu (8/3/2023), di Bekasi.
Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (labfor). Hasil pemeriksaan itu untuk mengonfirmasi dugaan adanya tindak pidana lain, lantaran salah satu jasad perempuan ditemukan dalam kondisi tak berbusana.
”Ada atau tidaknya pidana lain, misalnya pencabulan atau pemerkosaan, masih menunggu labfor. Petugas labfor juga mengecek dan mengambil sampel dari vagina dan anus. Ini untuk menentukan apakah ada jejak sperma terduga pelaku P,” ucap Erna.
Dua jenazah yang ditemukan dicor di sebuah kontrakan kuning dan berpagar awalnya terungkap pada 27 Februari 2023. Saat itu, dua orang suami mendatangi pengurus wilayah setempat, yakni RT 011 RW 022, dan melaporkan kalau dari hasil pengecekan GPS atau navigasi telepon genggam, keberadaan terakhir istri mereka ada di salah satu rumah kontrakan di wilayah RT 011.
Di posisi ini, Permana sudah mengubur (mengecor dua jasad) pada pagi hari. Saat mau keluar rumah, dia bingung. Mau bertahan pun dia bingung.
Polisi bersama pengurus wilayah kemudian mendobrak pintu rumah itu pada 27 Februari malam. Saat pintu terbuka, ditemukan penghuni kontrakan bernama Permana terluka parah. Permana meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Menurut Erna, Permana diduga bunuh diri karena panik setelah kejahatan yang dia lakukan terbongkar. Permana saat rumah kontrakannya didobrak polisi pada 27 Februari malam, sekitar pukul 21.00, masih hidup. Permana tewas dua jam seusai ditemukan dalam kondisi terluka atau tangan tersayat.
”Di posisi ini, Permana sudah mengubur (mengecor dua jasad) pada pagi hari. Saat mau keluar rumah, dia bingung. Mau bertahan pun dia bingung,” kata Erna.
Perkiraan korban tewas
Erna mengatakan, dua perempuan yang ditemukan dicor itu diduga dibunuh Permana pada 26 Februari 2023 sore. Ini terkonfirmasi dari komunikasi terakhir Permana dengan keluarganya pada 26 Februari pukul 19.00.
”Pukul 19.00, pelaku chat keluarga minta maaf. Diduga setelah pembunuhan itu, Permana mau menghilang karena setelah itu tak lagi bisa dihubungi,” katanya.
Dari rekaman kamera pemantau (CCTV) yang ditemukan polisi, proses pembunuhan dua perempuan itu terjadi dalam waktu singkat. Pembunuhan bermula saat Yusi dan Heni tiba di rumah kontrakan Permana dengan berboncengan sepeda motor pada 26 Februari pukul 17.10.
Pada 26 Februari, pukul 17.37, dari rekaman CCTV, terlihat Heni keluar dari kontrakan untuk berbelanja. Polisi menduga, saat Heni keluar rumah itu, Permana membunuh korban pertama, yakni Yusi. Heni kemudian kembali ke rumah Permana pada 26 Februari pukul 17.41.
Heni diduga dibunuh saat itu atau ketika kembali ke rumah. Artinya, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi para korban cukup cepat atau hanya berjarak sekitar 5 menit.
Dari identifikasi polisi, pelaku diduga mengeksekusi dua korban dengan benda tumpul. Ini terlihat dari adanya temuan luka di bagian kepala.
”Korban mengalami luka di bagian kepala, diduga akibat benturan benda tumpul. Untuk bendanya apa masih menunggu hasil otopsi. Berapa kali dibenturin juga masih menunggu hasil otopsi,” ujarnya.
Seusai pembunuhan itu, ada rentang waktu hingga 14 jam atau hingga 27 Februari pagi pukul 08.42 saat muncul mobil yang membawa muatan material pasir, kerikil, hingga semen ke rumah Permana. Polisi menduga jasad dua perempuan tersebut dicor setelah material tersebut tiba di rumah Permana.
”Korban dicor bertumpuk dengan punggung ketemu punggung. Satu korban menghadap ke arah bawah dan satu menghadap ke arah atas,” katanya.
Motif pembunuhan
Dari hasil penyidikan polisi, latar belakang pembunuhan bermotif utang piutang. Salah satu dari dua korban, yakni Yusi, pernah menginvestasikan uang sebesar Rp 100 juta ke Permana. Uang itu diserahkan ke Permana yang menjalankan bisnis jual beli besi.
”Suami Yusi pernah menyimpan uang ke Permana atas permintaan Yusi. Ini juga jadi alasan kenapa suami Yusi curiga kepada Permana,” kata Erna.
Selain kecurigaan suami Yusi, polisi menemukan bukti lain, berupa percakapan antara Yusi dan salah satu kerabat lainnya. Dalam percakapan itu, Yusi diminta kerabatnya untuk menagih utang dan melapor saja ke polisi karena Permana diduga menipu.
”Yusi disarankan temannya itu untuk melapor saja ke polisi. Temannya sebut, itu kasus penipuan,” ujar Erna.
Sebelumnya, suami dari Yusi, yakni Heriyanto, mengatakan, Permana kerap berkunjung ke rumah, baik untuk bersilaturahmi, berkeluh kesah, maupun meminta bantuan. Adapun Heni sering bertemu Yusi, setidaknya seminggu sekali untuk mengaji bersama.
”Permana bahkan pernah meminta dicarikan pekerjaan dan akhirnya dibantu istri saya agar tidak menganggur lagi,” kata Heriyanto, (Kompas.id, 2/3/2023).