Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Barat Rawan Ranjau Paku
Sejumlah ruas jalan di Jakarta Barat, wilayah rawan ranjau paku adalah Kebon Jeruk, Cengkareng, dan Palmerah.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA —Ranjau paku yang tersebar di jalan raya masih menjadi permasalahan bagi pengendara kendaraan bermotor di Jakarta. Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat mencatat sejumlah ruas jalan yang menjadi titik rawan menyebarnya ranjau paku di Ibu Kota. Di Jakarta Barat, wilayah rawan ranjau paku antara lain Kebon Jeruk, Cengkareng, dan Palmerah.
”Biasanya titik rawan itu di jalan ramai kendaraan, yakni jalan protokol, seperti di Jalan Hayam Wuruk, Jalan S Parman, hingga jalan raya Daan Mogot,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (PP) Jakarta Barat Agus Irwanto di Jakarta Barat, Selasa (7/3/2023).
Agus menyebutkan, dalam sehari, di salah satu ruas jalan, petugas mengumpulkan 5-10 gram ranjau paku. Pada Selasa pagi di Jalan Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Jakarta Barat, petugas mengumpulkan 10 gram paku dengan beragam jenis, paku tindis, besi rangka payung, hingga serpihan atap seng.
Dalam pantauan di Jalan Daan Mogot, Selasa siang, Abdul Majid (49), pengemudi ojek daring, tengah menunggu ban sepeda motornya ditambal di bengkel. Dia menduga ban sepeda motornya terkena ranjau paku sekitar 300 atau 500 meter sebelum bengkel tersebut. Saat itu dia harus mengganti ban motornya.
”Terpaksa (ganti). Daripada enggak bisa cari orderan lagi. Untungnya di sini banyak tukang tambal ban,” katanya.
Di sepanjang 2,1 kilometer Jalan Daan Moogot dari arah Mal Ciputra ke gedung baru Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat terdapat belasan bengkel tambal ban.
Selain itu, menurut penuturan sejumlah pengendara, ruas yang rawan sebaran ranjau paku bisa lebih banyak daripada yang menjadi catatan Satpol PP Jakarta Barat. Marsudi Parmono (39), pengemudi ojek daring yang biasa beroperasi di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, bercerita, pekan lalu ban sepeda motornya terkena dua besi rangka payung di Jalan Kyai Tapa, Grogol Petamburan.
”Dari bentuknya sepertinya itu sengaja disebar orang,” ujar Marsudi.
Meskipun telah mengindikasikan adanya kesengajaan dalam penyebaran ranjau paku ini, Satpol PP mengaku kesulitan untuk memberantas oknumnya. Apalagi dengan jumlah personel yang terbatas, mereka tidak bisa berbuat banyak.
”Kami hanya bisa melakukan pencegahan dan pengawasan. Makanya, petugas akan beroperasi tiap hari, berharap oknumnya bosan,” ujar Agus.
Masih adanya penemuan ranjau paku menjadi bukti sulitnya memberantas oknum penyebar. Padahal, petugas Satpol PP telah melakukan operasi pembersihan hampir tiap hari. Sejumlah pengendara mengaku frustrasi dengan keadaan tersebut. Mereka mengatakan sudah tidak bisa berbuat banyak.
Rasa frustrasi ini dirasakan Bachtiar Saputra (26), pengendara sepeda motor asal Cengkareng yang bekerja di kawasan Slipi. Ranjau paku tersebut biasanya merupakan potongan seng dan rangka payung. Ketika menempel, ranjau tersebut mampu menyobek ban sehingga kerap tak bisa digunakan lagi.
Menurut Bachtiar, penyebar ranjau paku cukup sulit untuk diketahui. Apalagi, modus operasi biasanya dilakukan pada malam atau dini hari.
”Sebagai pengendara, yang bisa dilakukan hanya berhati-hati saja. Karena sudah beberapa kali mengalami, saya sudah tahu bagian jalan mana yang rawan,” ucapnya.