Berkah Adipura Kota Bogor, Usep Pun Pantas Libur Sejenak
Kota Bogor menerima Adipura bukan soal gengsi. Namun, keharusan seluruh masyarakat Kota Bogor menjadikan kota ini makin bersih dan tetap ramah lingkungan di tengah pembangunan yang berkelanjutan.

Wali Kota Bogor Bima Arya dan wakilnya, Dedie A Rachim, mempersembahkan piala Adipura untuk pasukan kuning atau petugas kebersihan Kota Bogor.
Usep (34) sejenak merasa bebas dari rutinitas harian membersihkan sampah-sampah di jalanan Kota Bogor, Jawa Barat. Ia tak perlu bangun subuh dan bisa menikmati kopi panas serta sarapan bersama anak istrinya.
Usep bersama ratusan petugas kebersihan lainnya sejak Senin (6/3/2023) subuh hingga siang diberi waktu untuk istirahat atau libur dari urusan sampah.
”Berkah dapat Adipura bisa dapat istirahat lebih. Tapi, ini untuk warga Kota Bogor sebenarnya. Jadi, harapannya sampah dan kebersihan tanggung jawab bersama dan kita yang jaga kota ini, bukan hanya dari kami. Karena kami, kan, memang bekerjanya ini. Baiknya kita semua sadar kebersihan,” ujar Usep, Senin (6/3/2023).
Baca juga : Mimpi ”Kota dalam Taman” Bogor
Usep juga berharap Kota Bogor mempunyai program rutin yang melibatkan banyak warga sehingga kehadiran piala Adipura tak sekadar pajangan semata atau kegembiraan sesaat, lalu dilupakan. Setiap warga memiliki tanggung jawab yang sama menjaga kota selalu bersih.
”Ada sebulan sekali atau dua bulan sekali warga ikut turun gotong royong agar ada semangat sama-sama, nih, untuk menjaga kota. Terpenting, setiap individu sadar tidak buang sampah sembarangan, itu PR-nya,” kata Usep.

Wali Kota Bogor Bima Arya memberikan pengarahan kepada para aparatur sipil negara untuk menggantikan peran pasukan kuning membersihkan jalan di Kota Bogor, Senin (6/3/2023).
Untuk mengisi kekosongan pekerjaan Usep dan pasukan kebersihan lainnya hari Senin itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menginstruksikan aparatur sipil negara (ASN) untuk terjun langsung ke 64 lokasi jalan memungut sampah yang berserakan sejak pukul 05.00.
”Ini sebagai apresiasi kepada petugas kebersihan kuning yang telah berjasa untuk Kota Bogor meraih Adipura sekaligus berkomitmen menambah tunjangan dan kesejahteraan bagi petugas kebersihan,” ujar Bima, yang juga terjun ikut membersihkan jalan Kota Bogor.
Bima pun menegaskan, pasukan kuning memiliki peran yang begitu besar, tetapi kerap tak terlihat di tengah masyarakat. Oleh karena itu, penghargaan Adipura dikhususkan untuk pasukan kuning sebagai ucapan terima kasih dan mengakui keberadaan mereka.
Menggantikan peran pasukan kuning juga bermaksud agar ASN, terutama warga, menghargai kerja keras mereka sehingga timbul kebiasaan baik dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Bima ingin semangat pasukan kuning menular kepada seluruh warga dan prestasi Piala Adipura bukan sekadar euforia sehari. Ia mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang menanti untuk mempertahankan prestasi itu.

Wali Kota Bogor Bima Arya bersama para ASN menggantikan peran pasukan kuning membersihkan jalan di Kota Bogor, Senin (6/3/2023).
Selama 28 tahun menunggu atau terakhir pada 1995 saat era Wali Kota Bogor Eddy Gunardi, piala Adipura yang kembali diraih Kota Bogor, kata Bima, merupakan ikhtiar, kolaborasi, dan konsistensi semua pihak.
Oleh karena itu, tantangan ke depan tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkan capaian saat ini. Menurut Bima, prestasi Adipura bukan soal gengsi. Namun, ini sebuah keharusan seluruh masyarakat Kota Bogor menjadi kota yang semakin bersih dan tetap menjaga serta ramah terhadap lingkungan di tengah pembangunan yang berkelanjutan.
”Siapa pun nanti wali kotanya, pemimpinnya, kepala dinasnya, kita berharap Adipura harus tetap di Kota Bogor. Jangan sampai Adipura pergi lagi,” kata Bima.
Salah satu program yang harus ditingkatkan, lanjutnya, adalah gerakan Bogorku Bersih. Program lomba kebersihan tingkat RT dan RW itu harus lebih banyak lagi melibatkan warga.
Sejak 2014 lalu, Pemerintah Kota Bogor berkolaborasi dan belajar dari kota-kota besar lain, seperti Kota Surabaya, Jawa Timur, yang kerap meraih penghargaan tertinggi Adipura Kencana. Dari situ tercetus program gerakan Bogorku Bersih. Tak cukup satu program, ada pula Satgas Ciliwung, bank sampah, TPS3R, dan aturan larangan kantong plastik. Program-program ini juga harus ditingkatkan.
Masih ada satu lagi Piala Adipura yang lebih tinggi, Adipura Kencana. Syaratnya, mampu meraih piala Adipura tiga kali berturut-turut. Ini awal yang baik untuk melangkah lebih tinggi.

Seorang warga membuang sampah di tempat pembuangan sampah sementara di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Sabtu (28/8/2021).
Inisiator gerakan Bogorku Bersih, Hazairin Sitepu, mengajak semua pihak di Kota Bogor terlibat secara aktif untuk mempertahankan capaian saat ini agar Kota Bogor bisa mendapatkan piala Adipura yang lebih tinggi.
”Masih ada satu lagi piala Adipura yang lebih tinggi, Adipura Kencana. Syaratnya, mampu meraih piala Adipura tiga kali berturut-turut. Ini awal yang baik untuk melangkah lebih tinggi,” kata Hazairin.
Dalam pemberitaan di Kompas.id (25/2/2023), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, program Adipura merupakan instrumen pengawasan kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan yang bersih, teduh, serta berkelanjutan. Adipura juga bisa menjadi koridor untuk urusan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan.
”Ke depan, Adipura bisa dikaitkan untuk menjadi koridor pembangunan daerah. Nantinya, Adipura (diintegrasikan) dengan program Kampung Iklim, rehabilitasi mangrove, replikasi dan restorasi ekosistem, dan kegiatan bersih sungai,” ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyerahkan piala Adipura kepada Wali Kota Bogor Bima Arya.
Menurut Siti, perubahan iklim merupakan salah satu masalah global dengan fenomena yang mengarah langsung ke sektor lingkungan. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah sangat besar dalam mengatasi persoalan perubahan iklim ini dengan berbagai aspek, termasuk pembinaan atau pengembangan tata kota dan tata daerah.
Ke depan, upaya penanganan sampah juga akan diarahkan untuk membangun industrialisasi dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku dan menjadi sumber energi alternatif. Upaya ini diimplementasikan melalui kegiatan pengelolaan sampah menjadi beragam produk, seperti pakan, kompos, bahan bakar minyak, energi listrik, dan biogas.
Indikator yang dinilai dalam penghargaan Adipura ini adalah target nasional yang harus dipenuhi sesuai Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jaktranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Melalui pemenuhan sejumlah indikator, diharapkan sampah di setiap kabupaten/kota dapat 100 persen terkelola dengan baik pada 2025.
Baca juga : Adipura Digelar Lagi, 150 Kabupaten/Kota Raih Penghargaan