Korban Kebakaran Plumpang Alami Luka Bakar hingga 70-95 Persen
Sebanyak 25 pasien korban tragedi Plumpang yang dirawat di RS Pusat Pertamina mengalami luka bakar 70-95 persen. Pertamina berjanji untuk memberikan pelayanan terbaik hingga para korban bisa pulih kembali.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 25 pasien terdampak kebakaran di Pertamina Integrated Terminal Jakarta, Plumpang, yang sedang dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Rata-rata pasien yang dirujuk dalam kondisi berat dengan derajat luka bakar 70-95 persen.
Pertamina berjanji akan menanggung biaya pengobatan bagi para pasien dan santunan bagi warga yang terdampak secara luas.
Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Theryoto mengatakan, pihaknya masih merawat 25 pasien korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Di luar ke-25 pasien tersebut, terdapat satu pasien yang dinyatakan meninggal karena luka bakar yang cukup parah mencapai 95 persen.
”Awalnya ada 26 pasien, tapi pada pukul 12.31 WIB, seorang pasien perempuan berusia 64 tahun meninggal dunia karena luka bakar yang cukup parah. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolong korban,” ujarnya di RSPP Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Mayoritas pasien yang dirawat menderita luka bakar cukup serius, 70-95 persen.
Seluruh pasien yang dirujuk ke RSPP mengalami luka bakar yang cukup parah. Theryoto menjelaskan, dari 25 pasien yang dirawat, sebanyak 13 pasien tidak membutuhkan perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU), sementara sisanya masih dirawat di ICU. Beberapa pasien harus dirawat di ICU karena kondisi yang parah sehingga membutuhkan ventilator untuk bantuan pernapasan.
Para pasien yang kini dirawat diharapkan bisa pulih kembali dalam waktu minimal 3-6 bulan. Kecepatan pemulihan bergantung pada daya tahan tubuh dan perkembangan kondisi yang dialami.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, pihaknya menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang mendalam bagi mereka yang meninggal akibat peristiwa kebakaran di Plumpang tersebut. Bagi mereka yang tengah dirawat, Nicke juga berdoa agar para pasien dapat diberikan kesembuhan.
”Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberikan kekuatan dan keikhlasan,” ujarnya.
Nicke mewakili manajemen Pertamina secara luas juga meminta maaf atas peristiwa yang terjadi. Pertamina berjanji untuk komitmen membiayai pengobatan para pasien hingga sembuh serta memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi mereka. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan santunan bagi mereka yang anggota keluarganya meninggal.
Ia menyebutkan, sebanyak 35 orang kini sedang dirawat akibat peristiwa tersebut, antara lain 25 orang di RSPP dan 2 orang di Rumah Sakit Pertamina Jaya Cempaka Putih. Lalu, 3 orang dirawat di RSUD Koja, Jakarta Utara, 1 orang di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan 2 orang di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Selain perawatan, Pertamina juga akan memenuhi kebutuhan warga yang kini harus tinggal sementara di posko pengungsian.
”Kami sampaikan, Pertamina komitmen untuk membiaya pengobatan dan santunan untuk korban meninggal. Ini akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pertamina. Kepada masyarakat terdampak, yang saat ini mengungsi di beberapa posko, kami pastikan kebutuhannya kami penuhi,” tuturnya.
Terkait ancaman gangguan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat, Nicke menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan rencana cadangan dengan memasok bahan bakar ke Jakarta dari beberapa tempat, seperti Terminal BBM (TBBM) Tanjung Gerem Cilegon dan TBBM Cikampek Karawang. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir sehingga harus tergesa-gesa membeli atau panic buying.
Pertamina bersama dengan kepolisian juga sudah membentuk tim gabungan untuk menginvestigasi penyebab utama kebakaran yang melanda kawasan Plumpang, Jakarta Utara, tersebut.