Alat Berat dan Mesin Pompa Dikerahkan untuk Percepat Surutnya Banjir di Bekasi
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berupaya mempercepat proses surutnya banjir. Langkah itu dilakukan dengan mengerahkan beko dan mesin pompa air ke wilayah-wilayah terdampak banjir.
Oleh
STEFANUS ATO, HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga mengungsi di Masjid Arrayan, Vila Kencana Cikarang, di Desa Karangsentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/3/2023).
BEKASI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus berkoordinasi dengan aparatur tingkat desa hingga kecamatan untuk memastikan warga yang terdampak banjir mendapat bantuan kebutuhan pangan. Alat berat hingga mesin pompa air juga mulai dikerahkan untuk mempercepat proses surutnya banjir.
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bekasi Kustanto mengatakan, pihak dinas sosial sudah menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir, baik mereka yang mengungsi maupun bertahan di rumah. Bantuan yang diberikan berupa bantuan bahan pangan, seperti beras dan mi instan.
”Kami juga mendirikan dapur umum. Saat ini, ada lima titik dapur umum,” kata Kustanto ketika dihubungi pada Jumat (3/3/2023) di Bekasi.
Lima titik dapur umum itu tersebar di wilayah Kecamatan Muara Gembong, Sukatani, Pebayuran, Babelan, dan Tambun. Wilayah-wilayah itu paling banyak warganya yang terdampak banjir. Selain dapur umum, dinas sosial juga mendistribusikan makanan siap saji berupa nasi kotak.
Distribusi bantuan sosial, baik itu berupa bahan kebutuhan pokok, dapur umum, maupun nasi kotak, masih bakal berlangsung selama wilayah Kabupaten Bekasi terdampak banjir. Saat ini, setiap hari pihaknya menyiapkan 4.000 nasi kotak.
”Dapur umum setiap hari, satu kali masak bisa untuk 500 sampai 2.000 orang. Kalau untuk bantuan sembako, tergantung permintaan dari desa,” katanya.
Distribusi bantuan sosial untuk warga terdampak, dari pengamatan di lapangan, belum sepenuhnya menyentuh semua warga.
Di Desa Sukajadi, Kecamatan Sukakarya, Kamis (2/3), diketahui kalau ada sebagian warga di RT 001 RW 004 yang rumahnya sudah sepekan terendam banjir. Namun, mereka selama sepekan itu hanya mendapat bantuan sekali dari pemerintah desa berupa tiga bungkus mi instan untuk setiap keluarga. Warga di sana pun selama sepekan terakhir tak bisa mencari nafkah karena dampak banjir.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Seorang perempuan menggendong anak sembari membawa ember menembus banjir yang merendam Vila Kencana Cikarang di Desa Karangsentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/3/2023).
Menanggapi keluhan warga itu, Kustanto menyebut, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan pemerintahan desa setempat. Dia juga meminta masyarakat aktif melapor ke pemerintah desa jika belum tersentuh bantuan sosial.
Kerahkan alat berat
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan pada Kamis malam mengatakan, banjir yang merendam 19 kecamatan dari 23 kecamatan yang ada mulai surut di beberapa tempat. Namun, di saat bersamaan, ketinggian air meningkat di wilayah utara Bekasi, seperti Muara Gembong, Pebayuran, Tarumajaya, dan Babelan.
”Ada wilayah yang terus naik ketinggian banjir, terutama di utara Bekasi. Hal itu disebabkan arah aliran sungai menuju pantai utara Laut Jawa, seperti Babelan, Pebayuran, dan Muara Gembong,” kata Dani.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, diketahui bahwa jumlah warga yang terdampak bencana hingga Rabu pukul 17.00 mencapai 101.568 warga. Korban yang mengungsi sebanyak 4.112 jiwa.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Hunian warga yang ditinggalkan pemiliknya di Vila Kencana Cikarang yang terendam banjir di Desa Karangsentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/3/2023).
Alat berat kami terbatas, tetapi kami akan sewa. Begitupula dengan mesin pompa air.
Banjir yang merendam wilayah Kabupaten Bekasi tersebar di 19 dari 23 kecamatan. Selain banjir, ada sembilan musibah angin puting beliung dan tiga titik longsor di wilayah itu. Bencana tersebut mengakibatkan tiga warga meninggal dan satu korban mengalami luka. Hingga Kamis malam, banjir di sejumlah wilayah mulai surut atau berkurang sekitar 10 persen dari luapan banjir yang terjadi pada Rabu lalu.
Pemerintah Kabupaten Bekasi, kata Dani, juga terus berupaya mempercepat proses surutnya air. Langkah itu dilakukan dengan mengerahkan beko dan mesin pompa air ke wilayah-wilayah terdampak banjir.
”Alat berat kami terbatas, tetapi kami akan sewa. Begitupula dengan mesin pompa air,” ujarnya.