Petugas Berseragam Tambah Rasa Aman Penumpang Transjakarta
PT Transportasi Jakarta mengerahkan pramusapa dan petugas berseragam, termasuk TNI, ke dalam bus saat jam sibuk untuk mencegah pelecehan seksual.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY DAN HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelecehan seksual yang terjadi berurutan membuat PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta menempatkan pramusapa dan petugas berseragam di armadanya saat jam sibuk. Keberadaan petugas, salah satunya TNI, menambah rasa aman penumpang.
Sepanjang Februari tahun 2023 terjadi dua kasus pelecehan seksual di Transjakarta. Kasus pertama ramai melalui video pelecehan seksual terhadap seorang penumpang wanita rute Harmoni-Pulo Gadung, Senin (20/2/2023) malam. Pelakunya bernama Mufarok (56) yang bekerja sebagai pegawai harian lepas di Polsek Tambora.
Kasus kedua menimpa seorang pelanggan perempuan rute non-BRT Kampung Melayu–Tanah Abang via Cikini, Sabtu (25/2/2023) pagi. Perempuan yang duduk terlelap di dalam bus dilecehkan oleh seorang pria yang duduk di sampingnya. Pelaku langsung digelandang ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Guna mencegah atau meminimalisasi pelecehan seksual di layanannya, Transjakarta menempatkan pramusapa dan petugas keamanan berseragam, termasuk TNI di dalam bus. Sebelumnya mereka berjaga di halte-halte.
Pada Rabu (1/3/2023), sebanyak empat petugas keamanan berseragam biru dan TNI berpatroli di Halte Harmoni, Jakarta Pusat. Mereka mengantisipasi pelecehan seksual yang terjadi sekaligus mencegah kriminalitas di halte.
Petugas dibekali dengan tongkat yang diletakkan di sisi kiri pinggang. Sesekali mereka membantu dan menunjukkan arah kepada penumpang yang ingin menaiki bus.
Dyani (32), warga Pulo Gadung, Jakarta Timur, tengah menanti kedatangan bus. Sebagai penumpang, ia terbiasa duduk di deretan bangku khusus perempuan di bagian depan bus. Duduk di situ membuatnya merasa lebih aman dan nyaman. Apalagi dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi belakangan.
”Jadi, selama ini harus jaga diri sendiri supaya tetap aman. Kehadiran petugas yang masuk ke dalam bus saat jam sibuk membuat suasana makin lebih aman dan nyaman,” kata Dyan.
Dyan berharap lebih banyak petugas yang berpatroli seiring kembali padatnya penumpang bus. Sebab, kepadatan menjadi kesempatan bagi penjahat untuk beraksi.
Lourel Princessa Timotius (19), mahasiswi Universitas Tarumanagara yang tengah menanti kedatangan bus, juga berharap lebih banyak petugas keamanan untuk mengantisipasi kejahatan. Petugas yang masuk ke dalam bus bisa memastikan tak terjadi pencopetan atau pelecehan seksual saat kondisi bus penuh sehingga penumpang berimpitan.
”Petugas keamanan harus lebih sigap dan tegas melihat celah-celah agar menekan kasus kejahatan di Transjakarta,” ucap Lourel.
Dalam keterangan tertulis, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri menyebutkan, keberadaan pramusapa dan petugas keamanan berseragam di dalam bus sebagai upaya menekan pelecehan seksual sekaligus menambah keamanan dan kenyamanan penumpang.
”Transjakarta ingin memberikan rasa aman dan nyaman dalam mencegah dan menghentikan tindak pelecehan seksual,” kata Apriastini.
Kami mengimbau penumpang perempuan tidak khawatir memanfaatkan layanan Transjakarta. Laporkan segera kepada petugas jika ada hal-hal yang mengarah pada pelecehan seksual.
Selain itu, Transjakarta berupaya memperluas operasioanl bus pink khusus penumpang perempuan. Juga menyediakan ruangan khusus wanita di setiap bus dan dilengkap kamera pengawas (CCTV).
”Kami mengimbau penumpang perempuan tidak khawatir memanfaatkan layanan Transjakarta. Laporkan segera kepada petugas jika ada hal-hal yang mengarah pada pelecehan seksual,” ucap Apriastini.
Pelecehan seksual yang terjadi di layanan Transjakarta turut menjadi perhatian Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Ia meminta manajemen untuk meningkatkan pengawasan dan pengamanan layanan. Permintaan serupa turut disampaikan kepada penyedia angkutan umum lainnya di Ibu Kota.
Layanan
Usia pelayanan Transjakarta pada 15 Januari 2023 memasuki tahun ke-19. Sebanyak 231 rute dibuka dengan 3.748 bus dan total penumpang yang diangkut mencapai 192 juta orang pada tahun 2022. Langkah itu disebut-sebut sebagai upaya Transjakarta memenuhi target cakupan layanan hingga 90 persen di DKI Jakarta (Kompas, 17 Januari 2023).
Namun, antara frekuensi dan jumlah bus sering kali tidak memenuhi harapan warga. Penumpang lebih banyak berjubel menunggu di halte dan mendapati kedatangan bus-bus yang lama. Apalagi saat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM sudah dicabut di akhir 2022, layanan yang kurang memenuhi harapan masyarakat masih terjadi.
Aditya Dwi Laksana, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat, melihat petugas di halte dan di dalam bus yang tidak cakap memberikan informasi ataupun bantuan kepada penumpang. Belum lagi saat ini informasi mengenai kedatangan dan posisi bus tidak tersedia dengan detail hingga aplikasi Transjakarta yang juga tidak membantu.
”Pun ketika Transjakarta melakukan revitalisasi halte, Transjakarta tidak membangun halte temporer untuk menggantikan sementara halte-halte yang direvitalisasi. Itu menyulitkan penumpang,” kata Aditya.
Aditya meminta Transjakarta memperbaiki kualitas pelayanan. Transjakarta harus berbenah menjadi perusahaan angkutan yang ramah terhadap penggunanya, berfokus pada penumpang, kritik ataupun masukan pelanggan, juga masyarakat umum, didengarkan untuk dijadikan pertimbangan perbaikan.