Target 50.000 Penonton, Formula E Jakarta 2023 Siap Picu Kebangkitan Ekonomi
Selain karena berlangsung lebih lama, penyelenggara dan panitia optimistis Formula E Jakarta 2023 akan membangkitkan ekonomi nasional lantaran tak ada lagi pembatasan dan tak ada hambatan politis saat persiapan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan target 50.000 penonton, penyelenggaraan ajang balapan Formula E Jakarta 2023 pada Juni mendatang diyakini akan memicu kebangkitan ekonomi pascapandemi Covid-19. Baik penyelenggara maupun panitia optimistis akan hal itu karena tak ada hambatan politis saat persiapan, tak ada lagi pembatasan masyarakat, dan acara berlangsung sehari lebih lama.
Jakarta kembali menjadi salah satu tuan rumah Formula E. Ajang balapan mobil bertenaga listrik ini akan digelar di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara. Pada musim ke-9 gelaran ini, balapan di Jakarta akan dilaksanakan dua seri selama dua hari pada 3-4 Juni 2023.
Ketua Panitia Pelaksana atau Organizing Committee (OC) Formula E Jakarta 2023 Ananda Mikola, Selasa (28/2/2023), mengatakan, target penonton gelaran tersebut sekitar 50.000 orang. Mantan pembalap nasional ini meyakini target itu realistis mengingat acara dilaksanakan dua hari.
”Kami juga ada rencana membuka Ancol untuk umum pada hari kedua. Jadi, minimal bisa menghadirkan 50.000 penonton,” ujar Ananda pada konferensi pers di Ancol.
Jumlah tersebut sebenarnya sama dengan kapasitas penonton yang ditetapkan pada gelaran tahun lalu. Adapun pada tahun lalu, setidaknya 18.000 pengunjung menyemarakkan kawasan Ancol Taman Impian saat berlangsungnya balapan Formula E Jakarta 2022.
Dengan target yang sudah ditetapkan, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro selaku penyelenggara Formula E juga optimistis akan ada dampak ekonomi yang dihasilkan. Direktur Utama Jakpro Iwan Takwin mengatakan, gelaran Formula E akan menjadi momentum kebangkitan ekonomi pasca-hantaman pandemi.
”Kami yakin dampaknya tidak hanya pada kebangkitan pada sektor olahraga, tetapi juga kebangkitan ekonomi dan lingkungan sekitar,” tutur Iwan Takwin.
Untuk memaksimalkan potensi ekonomi, Jakpro menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Organisasi para pengusaha itu akan menggerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal dari seluruh Indonesia untuk ikut meramaikan Formula E. Harapannya, gelaran tersebut tidak hanya mampu menggairahkan ekonomi Jakarta, tetapi juga Indonesia.
Dampak ekonomi sebenarnya sudah terlihat dari gelaran tahun lalu. Menurut analisis Insititute for Development of Economics and Finance, balapan Formula E 2022 memberikan dampak ekonomi total Rp 2,638 triliun bagi Jakarta atau berkontribusi 0,08 persen pada pertumbuhan ekonomi Jakarta 2022 (Kompas.id, 16/1/2023).
Adapun optimisme penyelenggara dan panitia juga tak lepas dari situasi dan kondisi yang berbeda dari gelaran tahun lalu. Hal itu disampaikan Ketua Panitia Pengarah atau Steering Committee (SC) Formula E Jakarta 2023 Bambang Soesatyo.
Menurut Bambang, Formula E Jakarta 2023 akan berlangsung tanpa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19. Itu mengingat Presiden Joko Widodo telah mencabut PPKM pada 30 Desember 2022.
Selain itu, Bambang juga mengatakan, tidak ada hambatan politik karena banyak pihak telah menyuarakan dukungan. Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini mengklaim, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi turut mendukung. Prasetyo juga masuk ke dalam susunan panitia pengarah.
”Semoga Prasetyo sekarang tidak galak-galak ya, he-he-he. Dia juga menitipkan salam sekaligus mengatakan bahwa dia mendukung Formula E Jakarta 2023,” ujar Bambang.
Secara terpisah, anggota Komisi B Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, mengingatkan penyelenggara untuk memperhatikan hal-hal di luar teknis. Salah satunya menyerahkan laporan keuangan Formula E Jakarta 2022.
Menurut Gilbert, laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pemakaian uang rakyat untuk balapan. Itu berguna sebagai bahan evaluasi untuk penyelenggaraan selanjutnya. Namun, hingga kini, DPRD DKI belum menerimanya.
”Dua minggu lalu saya minta, tetapi sampai sekarang belum kami terima,” ujar Gilbert.