Pernah Jadi Kakak Asuh, AKBP Dody Sulit Tolak Arahan Irjen Teddy untuk Jual Sabu
Mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara mengaku memiliki ikatan emosional dengan Irjen Teddy Minahasa sejak menjadi taruna.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Kepala Polres Bukittinggi Ajun Komisaris Besar Dody Prawiranegara mengaku tidak mengharapkan imbalan harta atau promosi dari mengedarkan 5 kilogram sabu ke Jakarta. Arahan Inspektur Jenderal Teddy Minahasa, selaku bekas Kapolda Sumatera Barat, itu diikuti karena hubungan senioritas sejak lama.
Fakta ini diungkapkan Dody saat menjadi saksi untuk terdakwa Teddy Minahasa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (27/2/2023). Majelis hakim yang diketuai Hakim Jon Sarman Saragih memimpin sidang tersebut. Sidang ini kembali mendalami proses penyisihan 5 kg sabu dari 41,4 kg sabu tangkapan Polres Bukittinggi hingga penjualan sebagian sabu itu di Jakarta pada September-Oktober 2022.
”(Anda) enggak ada dijanjikan apa-apa kepada Saudara, misal naik jabatan, untuk promosi, atau apa?” tanya Hakim Jon.
”Tidak ada Yang Mulia. Mohon izin, baik dari terdakwa maupun saya, tidak ada satu pun, misal terdakwa menjanjikan 'nanti kalau ini goal, ya, Mas, saya jadikan...'. Tidak ada. Saya pun tidak pernah meminta, 'Kalau ini goal, saya minta ini, ya'. Tidak ada. Jadi, murni saya loyal terhadap terdakwa ini,” ujar Dody.
”Dalam proses penjualan itu, enggak ada yang diberikan terdakwa, Syamsul Maarif, atau Linda, kepada Anda, uang?” lanjut Hakim Jon sambil menyebut beberapa terdakwa lain yang terlibat dalam peredaran narkoba tersebut.
”Tidak ada sama sekali. Tidak ada sama sekali Yang Mulia,” jawab Dody.
Dody kemudian gantian ditanyai jaksa penuntut umum. Beberapa hal yang didalami, seperti hubungan Dody dengan Teddy sebelumnya. Dody pun kilas balik pada saat ia masih menjadi taruna di Malang. Dody menyebut, saat itu menjadi ibarat adik asuh Teddy Minahasa.
”Secara tidak langsung (ada hubungan emosional) dan beliau juga mantan danton di taruna. Saya ini anak asuhnya beliau di taruna,” ucap pria yang terakhir menjabat Kepala Biro Logistik Polda Sumatera Barat itu.
Dody pun mengaku mengagumi Teddy sebagai polisi yang berprestasi hingga cepat meraih gelar jenderal. Kekaguman itu pun yang membuatnya takut dengan perintah Teddy yang disadarinya sebagai pelanggaran hukum berat.
Jaksa lalu kembali lagi menanyakan imbal balik yang mungkin Dody harapkan. Hal ini merujuk pada obrolan di aplikasi pesan singkat antara Dody dan ajudannya, Syamsul Maarif, terkait kenaikan pangkat setelah adanya perintah untuk menyisihkan 5 kg sabu pada pertengahan 2022.
”Tidak ada sama sekali, termasuk chat saya dengan Syamsul Maarif itu membicarakan tongkat komando, karena saya enggak bisa lagi jadi kapolres bergelar AKBP. Jadi, saya sampaikan ke Syamsul Maarif di percakapan itu ganti pangkatnya dengan kombes karena saya sudah diusulkan oleh saudara terdakwa ini ke Mabes Polri,” jawabnya.