Secuil Tanda dari Cengkareng Berujung Temuan 277 Kg Sabu
Kepala Polda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, pihaknya akan konsisten memberantas peredaran narkoba di Ibu Kota tanpa pandang bulu, termasuk anggota kepolisian yang nakal.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
KOMPAS/STEFANUS ATO
Polisi menunjukkan barang bukti sabu dan enam tersangka yang terlibat peredaran 277 kilogram sabu jaringan Malaysia-Indonesia di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (23/2/2023). Kasus ini terbongkar aparat berkat penyelidikan maraton sejak 1 awal 2023.
Secuil informasi atau tanda adanya peredaran narkotika jenis sabu di Cengkareng, Jakarta Barat, menuntun polisi hingga ke Aceh. Rencana pengiriman 266 kilogram sabu ke Jakarta dan beberapa kota di Indonesia pun terendus kepolisian. Kasus ini menambah daftar peredaran narkotika dalam jumlah besar yang digagalkan aparat selama 2023.
Anggota Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat awalnya mendapat informasi terkait peredaran narkoba di wilayah Cengkareng. Informasi awal itu ditelusuri kepolisian dan menangkap seorang kurir berinisial RKY.
RKY ditangkap di BSD, Tangerang Selatan, Banten, pada 1 Januari 2023. Dari tangan kurir itu, polisi menyita narkotika jenis sabu seberat 1,7 kg.
”Sembilan hari kemudian, tim kembali menangkap dua orang berinisial DNY dan RBY. Mereka ditangkap di Tangerang dengan bukti sabu seberat 1 kg,” ujar Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Pasma Royce, Kamis (23/2/2023), di Polres Jakarta Barat. Konferensi pers pengungkapan kasus peredaran ratusan kilogram sabu itu turut dihadiri Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Polisi menunjukkan barang bukti sabu dan enam tersangka yang terlibat peredaran 277 kilogram sabu jaringan Malaysia-Indonesia di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (23/2/2023).
Kasus pertama dan kasus kedua yang berujung dengan penangkapan tiga pelaku itu rupanya bertalian. Sabu yang mereka peroleh masih berkaitan dengan dua pelaku lain yang ditangkap polisi 14 hari kemudian di Riau. Dua pelaku yang ditangkap di Riau berinisial MUS dan RMT. Dari tangan kedua pelaku itu, polisi menemukan alat bukti sabu seberat 8,2 kg.
Penangkapan dua pelaku terakhir di Riau kian membuat terang jalur peredaran narkoba yang awalnya ditemukan di wilayah Cengkareng. Polisi mendapat informasi akurat ada pengedar dan pengendali besar yang menyimpan narkotika jenis sabu dalam jumlah besar.
Polisi pun melanjutkan penelusuran dengan bergeser dari Riau ke Aceh. Di sana polisi bertahan selama 13 hari demi menelusuri jaringan di balik tiga kasus yang sudah terungkap.
”Ada embrio jaringan narkotika internasional. Jaringan ini diketahui akan mengirim sabu ke Jakarta dan sekitarnya,” ujar Pasma.
HUMAS POLRES METRO JAKARTA BARAT
Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Pasma Royce
Penyilidikan polisi selama 13 hari di Aceh akhirnya menemukan titik terang. Pada 16 Februari 2023, polisi menangkap seorang tersangka berinisial GUS. Pelaku di tangkap di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang.
Dari tangan GUS, polisi menemukan ratusan kemasan sabu yang dibungkus dalam kemasan teh China. Jumlah bungkusan sabu itu mencapai 255 paket atau beratnya 266 kg.
Sabu yang dikendalikan GUS saat ditemukan terbungkus rapi dan tersimpan dalam 13 tas hitam besar. Barang haram yang tersimpan di atas truk itu disamarkan pelaku dengan cara menutupi bak truk dengan jaring penangkap ikan.
Sindikat internasional
Kasus peredaran narkoba yang terungkap di Cengkareng, Tangerang, Riau, hingga Aceh, merupakan narkoba lintas negara. Total barang bukti sabu yang mencapai 277 kg itu diselundupkan dari Malaysia ke Aceh melalui jalur laut.
FAKHRI FADLURROHMAN
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mukti Juharsa
”Kasus ini murni jaringan internasional antara Indonesia-Malaysia. Mungkin negara lain juga ada. Masih ada juga DPO yang harus kami tangkap. Posisi mereka di luar negeri,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mukti Juharsa.
Penyelundupan ratusan kilogram sabu yang digagalkan Polres Metro Jakarta Barat itu memiliki kesamaan dengan kasus peredaran narkoba jaringan Indonesia-China yang digagalkan aparat Kepolisian Polda Metro Jaya, 15 Februari 2023.
Dalam kasus narkoba jenis sabu jaringan China, total sabu yang disita polisi mencapai 109,9 kg. Sabu itu dibungkus pengedar menggunakan kemasan teh China merek Guanyinwang berwarna hijau. Warna hingga merek kemasan narkoba dalam kasus 109,9 kg sabu yang diungkap Subdirektorat 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya itu identik dengan ratusan kilogram sabu jaringan Indonesia-Malaysia yang disita Polres Metro Jakarta Barat.
Menurut Mukti, kesamaan kemasan bungkusan narkoba yang terbongkar aparat kepolisian kian menegaskan kalau narkoba yang beredar itu merupakan kerja sindikasi atau jaringan. Narkoba yang masuk ke Indonesia saat ini didominasi barang-barang haram dengan modus serupa, yakni dikemas dalam bungkusan teh China.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Polisi menunjukkan barang bukti sabu dan enam tersangka yang terlibat peredaran 277 kilogram sabu jaringan Malaysia-Indonesia di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (23/2/2023).
Kasus peredaran narkoba yang melibatkan tersangka GUS, asal Aceh, juga disebut bukan tindakan pertama. Pelaku sebelumnya berhasil mendistribusikan 400 kg sabu ke berbagai wilayah di Indonesia.
”Ini adalah tahap kedua dari tersangka GUS. Jadi, dia sudah dua kali pengiriman,” ujar Mukti.
Kasus peredaran narkoba yang diungkap Kepolisian Daerah Metro Jaya merupakan komitmen kepolisian untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang bersih dari narkoba. Fadil mengatakan, Polda Metro Jaya akan konsisten memberantas peredaran narkoba di Ibu Kota tanpa pandang bulu, termasuk anggota kepolisian yang nakal.