Presiden Minta Normalisasi Ciliwung Tuntas pada 2024
Normalisasi Kali Ciliwung diharap mampu mengurangi banjir di Jakarta. Saat ini, masih tersisa 17 kilometer yang belum tuntas dinormalisasi.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 17 kilometer ditarget rampung pada akhir 2024. Pembenahan badan sungai ini dilakukan sembari membebaskan lahan warga.
Presiden Joko Widodo kembali meninjau perkembangan proyek normalisasi Kali Ciliwung, Selasa (21/2/2023). Kali ini, yang dikunjungi di Jalan Inspeksi Ciliwung, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Peninjauan Presiden berlangsung kendati hujan mengguyur Jakarta.
Hadir pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Pada 24 Januari lalu, Presiden Jokowi juga meninjau proyek sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur di Jatinegara, Jakarta. Penanganan banjir di DKI selalu menjadi pesan Presiden bagi mereka yang memimpin DKI. Heru yang menjadi Pj Gubernur DKI sejak Oktober lalu pun menjadikan pengendalian banjir sebagai satu dari tiga program prioritasnya, selain penanganan kemacetan dan antisipasi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi.
Seusai peninjauan di Pancoran, Jakarta, Presiden Jokowi mengingatkan, masih ada sekitar 17 kilometer Kali Ciliwung yang masih harus dinormalisasi. ”Setelah berhenti agak lama, ini akan segera kita mulai. Karena sudah ada beberapa titik yang sudah dibebaskan, misalnya di Rawajati, segera bisa dimulai konstruksinya, sheet pile-nya oleh Kementerian PU. Dan, di sini juga, Pengadegan ini, mulai besok juga akan mulai pembayaran untuk pembebasan lahan,” tuturnya.
Pembebasan lahan akan terus dikerjakan oleh Kementerian ATR/BPN dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Lahan yang belum bersertifikat akan diproses sehingga pembebasan lahan bisa dilakukan.
Di setiap wilayah yang rampung dibebaskan, konstruksi segera dimulai oleh Kementerian PUPR. Salah satu yang sudah berjalan adalah sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur di Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta.
”Saya berikan target tadi dalam dua tahun, artinya akhir 2024 yang 17 kilometer itu selesai, sehingga normalisasi Sungai Ciliwung betul-betul rampung,” kata Presiden.
Proyek ini diyakini akan meminimalkan potensi banjir. Lebar sungai nantinya dikembalikan ke kondisi normal, yakni 30-35 meter.
Normalisasi Kali Ciliwung menjadi bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Jakarta dari hulu hingga hilir. Lingkup pekerjaan normalisasi ini meliputi perkuatan tebing, pembangunan tanggul, pembangunan jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter di sepanjang sisi Kali Ciliwung, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 m3 per detik menjadi 570 m3 per detik, serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung.
Normalisasi Sungai Ciliwung ini melintasi sejumlah kelurahan di DKI Jakarta, yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.
”Untuk ruas yang akan dilaksanakan tahun 2023, hasil kesepakatan dengan Pemprov DKI adalah ruas Cililitan karena pembebasan lahannya tidak sesulit ruas Rawajati,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri seperti disampaikan dalam keterangan pers Kementerian PUPR, Selasa (21/2).
Air limpasan dari hulu juga akan ditahan oleh dua bendungan kering yang sudah rampung dibangun, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Selain itu, pembangunan sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur dan Kali Cipinang berfungsi untuk mengalirkan sebagian debit banjir Sungai Ciliwung. Stasiun pompa air Sentiong di bagian hilir berkapasitas 50 m3 per detik juga dibangun.
”Untuk luas area banjir, setelah ada normalisasi 16,19 km, area terdampak banjir menjadi 464 hektar. Dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Sukamahi, berkurang menjadi 318 hektar. Dengan sodetan berkurang menjadi 211 hektar, dan dengan tanggul 500 meter di ruas cawang, berkurang menjadi 196 hektar,” papar Bambang.
Presiden Jokowi menambahkan, normalisasi ini baru menyangkut Kali Ciliwung. Di Jakarta, masih ada 12 sungai lainnya yang juga memerlukan normalisasi. ”Semuanya dimulai, semuanya dimulai. Tapi kita akan fokus konsentrasi di Ciliwung,” ujarnya.