Penyelesaian Menyeluruh Banjir Bekasi Masih Sulit Terwujud
Upaya mengatasi banjir di wilayah Kota Bekasi disebut tak bisa menyeluruh karena bersinggungan dengan sejumlah pihak.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah wilayah di Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir dengan ketinggian 30 sentimeter sampai 2 meter pada Minggu (19/2/2023) malam. Upaya mengatasi banjir di wilayah Kota Bekasi disebut tak bisa menyeluruh karena bersinggungan dengan sejumlah pihak.
”Ada tujuh titik genangan. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter sampai 150 sentimeter,” kata Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Idham Chalid, Senin (20/2/2023), di Bekasi.
Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kota Bekasi terjadi setelah kota itu diguyur hujan deras dari Minggu sore hingga malam hari selama sekitar 2 jam. Wilayah yang paling terdampak banjir dengan ketinggian air lebih dari 60 cm antara lain Perumnas 3 dan underpass Jalan Baru (Bekasi Timur), serta Perum Bumi Bekasi Baru (Bekasi Utara).
Banjir yang melanda underpass Jalan Baru bahkan menyebabkan lalu lintas di tempat itu lumpuh total sekitar 5 jam. Upaya penyedotan air yang tergenang di jalan lintas bawah itu pun baru dilakukan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi 2 jam setelah banjir.
”Sebenarnya pompa kami kalau menyala tidak ada banjir, bisa tertangani. Tetapi, karena air melintas dan pompa mati, banjirnya sampai 2 meter,” ucap Kepala Bidang Sumber Daya Air DBMSDA Kota Bekasi Anjar Budiono.
Mesin penyedot air yang disiapkan DBMSDA tak bisa berfungsi karena listrik di wilayah itu padam saat banjir terjadi.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, banjir yang mengenangi sejumlah wilayah Kota Bekasi kerap bersinggungan dengan wilayah tetangga, salah satunya Kabupaten Bekasi. Misalnya, di Perumnas 3, meski sudah ada waduk, wilayah itu tetap terendam banjir karena saluran air yang mengarah ke wilayah Kabupaten Bekasi masih sempit.
”Kemudian yang di underpass, sebagian air dari Kalimalang juga masuk ke pengairan kami. Di satu sisi, saluran Sungai Baru juga mulai menyempit. Dari tanggung jawab, itu harusnya Perum Jasa Tirta,” ucap Tri.
Beda kewenangan dalam pengelolaan saluran air dan sungai disebut menjadi penyebab penyelesaian banjir secara menyeluruh masih sulit terwujud. Meski demikian, Pemerintah Kota Bekasi akan terus menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak untuk menyelesaikan banjir berulang yang sering melanda wilayah itu.