Ruang Terbuka di Ketinggian Hidupkan Mal Ibu Kota
Ruang-ruang terbuka baru bermunculan di atap gedung-gedung pusat perbelanjaan. Menawarkan pemandangan metropolitan dan hiburan bagi setiap kalangan, tempat itu menjadi destinasi menarik di Jakarta.

Salah satu pengunjung saat melintas di depan bianglala di atap AEON MALL Jakarta Garden City, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2023).
Di tengah padatnya bangunan di Jakarta, ruang-ruang terbuka baru bermunculan di atap gedung-gedung pusat perbelanjaan. Menawarkan pemandangan metropolitan dan hiburan bagi setiap kalangan, tempat kekinian ini mewujudkan simbiosis mutualisme antara masyarakat dan pengelola mal.
Bianglala berdiameter 70 meter terpampang megah di atas gedung tiga lantai AEON Mall Jakarta Garden City, Cakung, Jakarta Timur. Sebanyak 32 kapsul berwarna merah yang masing-masing dapat menampung enam orang berotasi konstan pada porosnya.
J-Sky Ferris Wheel, nama wahana itu, menjadi magnet bagi pengunjung. Wahana berbayar itu berputar hampir sepanjang waktu operasional mal, yakni dari pukul 10.00-21.00. Bianglala yang diklaim tertinggi di Indonesia itu bisa dinaiki siapa saja yang penasaran dengan suasana kota dari ketinggian.
Rupanya, atap dari mal yang berdiri sejak tahun 2017 itu juga menawarkan fasilitas lain. Di sana, terdapat beberapa area terbuka untuk bermain anak yang dapat diakses secara gratis. Ada jajaran gerai penjualan makanan, serta meja dan kursi di bawah naungan tenda untuk makan atau sekadar bersantai pengunjung.
Jumat (10/2/2023) sore, atap gedung tersebut ramai oleh mayoritas ibu-ibu yang membawa serta anak-anaknya. Seperti Liana (32) dan kedua anaknya, yang datang dari daerah Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Ia mengantar anaknya yang ingin mandi di air mancur yang ada di sana. Hiburan itu tersedia mulai pukul 15.00 sampai 19.00.
Baca Juga: Gedung Tinggi Versus Punggung Jenderal Sudirman

Anak-anak bermain air mancur di atap AEON MALL Jakarta Garden City, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2023).
Saking antusiasnya, keluarga itu ke sana beberapa jam sebelum air mancur itu menyala. Fasilitas di puncak gedung mal itu memang menjadi favorit saat ini, sampai-sampai mereka bisa datang tiga kali dalam sebulan. Mudahnya akses dari rumah juga jadi alasan. Cukup naik Mikrotrans gratis, mereka bisa menikmati hiburan di atap mal itu.
”Enak di sini, tempat bermain di mal, tetapi gratis. Bisa menikmati udara dari ketinggian juga. Anak saya senang main air mancur. Tempatnya nyaman sudah disediakan tempat bilas buat yang ingin main air,” kata Liana yang datang pada hari kerja, daripada akhir pekan yang pasti padat pengunjung.
Jaenal Arif dari Marketing Communication AEON Mall Jakarta Garden City, mengatakan, area atap mal dibangun dengan konsep ruang terbuka dengan area bermain anak. Tempat tersebut didesain ramah bagi seluruh anggota keluarga masyarakat.

Sejumlah anak saat bermain di atap AEON MALL Jakarta Garden City, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2023).
Area bermain anak dapat dinikmati secara gratis, kecuali J-Sky Ferris Wheel yang dikenai tarif Rp 50.000 per orang. Bianglala itu merupakan kerja sama antara pihak penyedia dan mal, dengan pola bagi hasil keuntungan.
”Belanjanya di mal, selanjutnya dapat menikmati kegiatan di rooftop (atap mal). Terlihat seperti tempat piknik. Kalau dari jumlah pengunjung sekitar 30 persen tujuannya ke atas lantai 3 karena ramah untuk keluarga. Pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk sudah bisa menikmati fasilitas yang disediakan,” kata Jaenal.
Skywalk
Bergeser ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, Mal Senayan Park, yang baru dibuka pada 2020, juga menyediakan ruang terbuka di atap gedung mereka. Area atap gedung menyusul dibuka untuk publik pada Desember 2021. Di sana juga terdapat jembatan panjang yang dinamai Skywalk.
Pengunjung dapat meniti jembatan yang berdiri di atas empat lantai dari level dasar mal. Pemandangan gedung-gedung pencakar langit Jakarta tersuguhkan 360 derajat. Jika penasaran meneropong lebih dekat, beberapa binokular koin yang tersebar di jembatan itu juga bisa dicoba dengan tarif Rp 10.000.

Warga menikmati pemandangan gedung tinggi di Jakarta dari jembatan Skywalk di atap gedung Mal Senayan Park, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).

Warga menikmati pemandangan kota Jakarta pada malam hari dari jembatan Skywalk di atap gedung Mal Senayan Park, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).
Skywalk bisa diakses pengunjung pada pukul 10.00-20.00. Untuk naik ke sana, pengunjung harus menunjukkan struk belanja di mal minimal Rp 50.000 ke petugas penjaga.
Syarat itu tidak menghalangi remaja seperti Aisyah (15) dan teman-teman sekolahnya dari daerah Palmerah, Rabu (8/2) sore. Mereka sengaja menyisihkan uang jajan untuk bisa berbelanja kemudian berfoto di Skywalk.
”Saya mau coba foto di atas lantai kaca yang ada di jembatan. Lihat foto-foto orang di media sosial seru, tapi pas saya coba takut-takut juga,” ujarnya yang sudah sekitar lima kali ke mal itu karena dekat dengan tempat tinggal.
Jelang malam, pengunjung semakin banyak berdatangan walaupun bukan hari libur. Di antara mereka ada Rasman (30), pekerja swasta di kawasan Senayan, yang mampir ke mal untuk menghindari kemacetan jalan di jam pulang.
”Sepulang kerja saya suka ke sini, untuk makan, Wi-Fi-an gratis, atau menyepi aja ke sini (Skywalk). Sambil lihat suasana jalan. Kalau (lalu lintas) kelihatan enggak macet, saya baru pulang,” kata penduduk Bekasi itu.
Baca Juga: Integrasi dan Kesetaraan Layanan Ungkit Gaya Hidup Berangkutan Umum

Skywalk di atap gedung Mal Senayan Park, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).
Marketing and Communications Manager Senayan Park M Ardi Rukmawan mengatakan, ruang terbuka di atap gedung di mal tersebut kini menjadi salah satu destinasi favorit pengunjung. Fasilitas ini memang dirancang sejak awal rencana pembangunan. Kemudian, situasi setelah meredanya pandemi Covid-19 membuat fungsinya semakin terasa.
”Ketika mal ini buka di masa pandemi, pengunjung cari mal yang ada ruang terbuka. Akhirnya, ini jadi destinasi bagi pengunjung yang datang ke mal dan cari ruang terbuka,” ujar Ardi saat ditemui pada Rabu (15/2).
Terkait data jumlah pengunjung yang naik ke atap gedung, Ardi belum memegang data terbaru. Namun, jumlah pengunjung Skywalk saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat belum dicabut di Jakarta dibatasi hanya 100 orang dalam sekali waktu. Dalam sehari, saat itu, Skywalk bisa didatangi 300 orang.
Struk belanja untuk syarat ke Skywalk pun membantu membatasi orang yang naik pada waktu bersamaan. Syarat itu juga secara langsung membantu gerai mal yang membutuhkan pembeli.

Papan informasi dan aturan menaiki fasilitas Skywalk, jembatan di atap gedung Senayan Park di Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).
Taman di ketinggian
Di selatan Jakarta, ada juga Pondok Indah Mall 3 yang baru buka tahun 2021 dan menawarkan fasilitas khusus di luar ruangan secara cuma-cuma. Fasilitas yang diberi nama Love on Top (LoT) ini berkonsep taman di ketinggian jembatan yang mengarah ke gedung Pondok Indah Mall 2 di Kecamatan Kebayoran Lama.
Jembatan itu berundak dan didekorasi meriah. Pot-pot tanaman berbunga menyebar di berbagai sisi. Ada pula titik foto dengan pagar untuk menggantung gembok cinta seperti yang populer di beberapa destinasi luar negeri. Jembatan itu juga memiliki gapura bernuansa futuristis, senada dengan desain keseluruhan dan gedung-gedung di sekitar yang mengapitnya.
Siang hari di tengah pekan itu, pengunjung silih berganti mendatangi mal. Rata-rata mereka penasaran kemudian tertarik berfoto-foto di sana. Jika tidak swafoto, mereka meminta tolong petugas keamanan yang selalu berjaga untuk mengambil gambar dengan ponsel mereka.
Konsep luar ruang atau konsep terbuka yang bisa saja suatu waktu mengalami perubahan sehubungan dengan pengaruh gaya hidup.

Pengunjung Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan, menikmati pemandangan dari jembatan di atap gedung pusat perbelanjaan itu, Rabu (8/2/2023). Tempat bernama Love on Top itu bisa dikunjungi secara gratis.
Nis (62) dan beberapa teman sebayanya, misalnya, berfoto di sana untuk konten di media sosialnya. Meski tidak lagi belia, ia juga tidak mau ketinggalan untuk mengabadikan momen di sana. Ini ia lakukan setelah puas mencuci mata dan makan bersama temannya di dalam mal.
”Saya tahu tempat ini sudah beberapa bulan lalu. Awalnya ajakin anak cucu dan kakak, lalu jadi ajak teman-teman juga, habis lihat hasil fotonya bagus. Biasanya habis makan atau habis arisan seperti tadi, baru mampir ke sini,” kata warga daerah Radio Dalam itu.
Seperti kebanyakan pengunjung lain sore itu, ia tidak menghabiskan lebih dari 30 menit di LoT Pondok Indah Mall 3. Namun, ia senang dengan keberadaan fasilitas yang menurut dia bisa menambah nilai dari mal tersebut.
”Kita, kan, ke mal biasanya untuk belanja, cari diskon, atau makan-makan sama teman dan keluarga karena pilihannya variatif. Lalu, adanya tempat foto-foto seperti ini bikin tambah senang aja ke sini,” ujarnya.
Adaptasi kebutuhan
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, konsep luar ruang atau konsep terbuka di pusat perbelanjaan memang mulai banyak dicari dan diminati masyarakat. Pandemi Covid-19 semakin menambah kerinduan masyarakat pada ruang publik yang aman, sehat, dan nyaman di luar ruang.
Pengembang pusat perbelanjaan atau mal pun merespons kebutuhan itu dengan membangun tempat mereka dengan konsep terbuka. Mal yang sudah ada juga mulai ikut melengkapi fasilitas-fasilitas mereka dengan konsep luar ruang meskipun tidak bisa maksimal karena berbagai keterbatasan gedung yang sudah lama terbangun.
”Pusat perbelanjaan sangat terkait erat dengan gaya hidup yang selalu berubah dengan sangat cepat terutama di kota-kota besar. Demikian juga dengan konsep luar ruang atau konsep terbuka yang bisa saja suatu waktu mengalami perubahan sehubungan dengan pengaruh gaya hidup,” ujarnya.
Keharusan ini pun menjadi strategi pusat perbelanjaan untuk dapat bersaing dengan lokapasar. Tidak hanya menjadi tempat belanja, mal perlu menyediakan ruang interaksi, mengingat masyarakat Indonesia memiliki budaya senang berkumpul.

Sejumlah warga saat bersantai di atap AEON MALL Jakarta Garden City, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2023).
”Banyak pusat perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain dari sekadar fungsi belanja saja sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat, bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100 persen,” katanya.
Meski demikian, tidak dapat dipungkiri, banyak mal yang tidak bisa mengikuti perubahan kebutuhan tersebut. Pandemi bahkan membuat kondisi mereka memburuk. Sebut saja Plaza Semanggi, Blok M Square, dan Glodok City. Di sana banyak toko tutup, bahkan barangnya diobral di lokapasar.
Yang namanya lifestyle, digandrungi kemudian pelan-pelan bisa ditinggalkan. Sekarang tren ke arah sana karena kebaruan itu yang digunakan pengelola mal untuk menarik perhatian masyarakat.
Namun, kini, kinerja ritel di mal di Jakarta tercatat mulai membaik, bahkan sampai menyentuh sebelum pandemi. Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Arief Rahardjo mengatakan, kekosongan ruang ritel di mal diperkirakan menurun 2,3 persen di 2023 karena kenaikan penyewaan toko.
Gejala ini juga terlihat dari keterisian mal. Sampai akhir tahun 2022, rata-rata tingkat hunian mal di Jakarta meningkat 0,8 persen secara tahunan menjadi 77,4 persen. Lalu lintas pengunjung juga terus meningkat selama triwulan ketiga 2022.
”Periode pascapandemi, pelonggaran pembatasan sosial Covid-19, berlanjutnya vaksinasi, dan peningkatan daya tahan terhadap penyakit di kalangan penduduk akan berdampak positif pada arus pengunjung pusat ritel,” tutur Arief.

Suasana jembatan di atap gedung Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2023). Tempat bernama Love on Top itu bisa dikunjungi secara gratis.
Keberlanjutan
Upaya pengelola mal untuk menyesuaikan preferensi masyarakat saat ini menurut Arief berperan menghidupkan kembali pusat perbelanjaan. Untuk menjaga keberlanjutannya, mal memang perlu terus memperhatikan kebutuhan pangsa pasar mereka.
”Untuk keberlanjutan, tetap harus disertai dengan pengisian tenant yang tepat, sesuai pangsa pasar di mana mal tersebut berada. Stabilitas lalu lintas pengunjung juga perlu terjaga. Bisa dengan menyelenggarakan kegiatan atau acara yang up to date dan bervariasi di pusat perbelanjaan tersebut,” katanya.

Pengunjung berfoto di satu instalasi di ruang terbuka bernama Love on Top di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2023).
Mal pun perlu lebih cepat beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang kini dikuasai generasi muda. Selera anak muda lebih cepat berubah, disokong banjir informasi dari media dan internet, menurut pengamat budaya populer, Idi Subandy Ibrahim, perlu juga diwaspadai agar tidak ikut melemahkan mal.
”Yang namanya lifestyle, digandrungi kemudian pelan-pelan bisa ditinggalkan. Sekarang tren ke arah sana karena kebaruan itu yang digunakan pengelola mal untuk menarik perhatian masyarakat,” ujarnya.
Pengelola mal pada intinya harus jeli membaca situasi untuk mendobrak berbagai tantangan, dari keterbatasan ruang hingga preferensi masyarakat yang berubah cepat. Kepekaan inilah yang akhirnya akan mengisi ruang-ruang kosong, baik di fisik bangunan mal maupun hati dan pikiran masyarakat.
Baca Juga: ”Citayam Fashion Week”, Kembalinya Kota untuk Warga