Relokasi Hari Pertama Pasar Kue Subuh di Senen Penuh Sesak
Pedagang kue subuh di Blok 5 Pasar Senen, Jakarta Pusat, mulai direlokasi ke area parkir lantai 1 Senen Jaya Blok 1 dan 2. Beberapa pedagang dan pembeli merasa kurang nyaman dengan lokasi baru tersebut.
JAKARTA, KOMPAS — Pedagang kue subuh di Blok 5 Pasar Senen, Jakarta Pusat, mulai direlokasi ke area parkir lantai 1 Senen Jaya Blok 1 dan 2 pada Jumat (10/2/2023) malam. Hari pertama relokasi, ratusan orang dan pedagang berkumpul memenuhi area parkir tersebut dengan berdesakan karena minimnya area untuk berjalan. Beberapa pedagang dan pembeli pun merasa kurang nyaman dengan lokasi baru tersebut.
Di area parkir lantai 1 Pusat Grosir Senen Jaya Blok 1 dan 2, Jumat (10/2/2023), pukul 20.00-22.00, ratusan pedagang kue subuh dan pembeli memadati area tersebut. Tampak penjual dan pembeli berdesakan karena jarak untuk berjalan antarmeja kurang dari 1 meter. Jalan tersebut hanya bisa dilewati untuk satu orang, pembeli dan pedagang melewati jalan yang sama.
Para pedagang berjualan di lokasi tersebut sejak pukul 18.00 hingga pukul 06.00, di hari pertama belum semua pedagang berjualan. Beberapa pedagang hanya mengecek lokasi tempat berjualan yang sudah diberi nama di atas meja jualannya masing-masing.
Salah satu penjual kue, Karmat (58), mengatakan, meja yang disediakan di lokasi baru lebih kecil karena hanya berukuran 1 meter x 80 sentimeter. Sementara meja di lokasi yang lama berukuran 1,2 meter x 1,2 meter. Karmat yang sebelumnya hanya menyewa dua meja, kini harus menambah satu meja lagi untuk memenuhi barang dagangannya itu.
Selain mejanya kecil, lokasi baru tersebut dinilai kurang nyaman karena kipas yang dipasang terlalu sedikit untuk ruangan tertutup dan ratusan orang di dalamnya. ”Sumpek sekali tempat ini, sempit, dan gerah. Kalau seperti ini setiap hari, jelas tidak nyaman,” kata Karmat sambil merapikan kue yang baru saja datang ke mejanya itu.
Pedagang roti dan kue bolu, Ruminingsih (35), juga merasakan hal yang sama. Menurut dia, lokasi baru tersebut sangat panas. Ia mengeluhkan jarak di antara pedagang yang berjualan saling membelakangi terlalu mepet. Ia kurang nyaman harus berdempetan duduk dengan pedagang laki-laki lainnya.
Baca juga: Pasar Kue Subuh Senen Direlokasi 10 Februari 2023
Kebingungan
Ketidaknyamanan pedagang juga dirasakan beberapa pelanggan. Mereka terlihat kebingungan mencari para pedagang langganannya yang berpindah tempat. Salah satu pelanggan asal Jatibening, Kota Bekasi, Jawa Barat, Yudi (60), mengutarakan, dirinya sudah diinformasikan lokasi baru pedagang langganannya itu. Namun, kondisi lokasi yang penuh sesak membuat dirinya kesulitan.
Untuk satu pedagang, Yudi bisa mencari selama setengah jam karena harus melewati jalan yang sempit. Selain akses mencari pedagang yang sulit, Yudi juga mengeluhkan batu pembatas di jalan yang tidak dikondisikan pengelola dengan baik. Hal itu menyebabkan Yudi tersandung hingga terjatuh. Beberapa orang pun terlihat sempat tersandung batu tersebut.
”Penjual mencari tempat, pembeli juga mencari tempat, jalan semua digabung. Alur bisa diatur, tetapi sirkulasi udara kalau tidak tertangani, bisa sesak napas lama-lama di lokasi ini,” kata Yudi yang biasa menghabiskan sekitar Rp 3 juta untuk belanja di Pasar Kue Subuh.
Kesulitan mencari pedagang langganan juga dirasakan penjual kue basah di Pasar Seroja, Bekasi, Toti Muhadi (51). Dirinya terbiasa hanya mengirimkan pesan ke pedagang langganannya ketika memesan kue yang ia order untuk diantar ke mobil. Kini, pedagang tersebut tidak bisa melayani karena jarak mengantar kue ke parkiran mobil cukup jauh.
Akhirnya, Toti terpaksa membeli kue di pedagang yang ia jumpai di jalan, tidak di pedagang langganannya. ”Pusing saya, biasanya tinggal bayar dan masukin belanjaan saja ke mobil. Sekarang ribet, langganan tempatnya enggak ketemu, jadi belanjaan saya hari ini lebih mahal daripada biasanya,” ujar Toti sambil menggerutu.
Walaupun tempat baru tersebut bersih dan tidak becek, Toti menekankan akses jalan orang dan mobil yang ingin parkir ke lantai 2 seharusnya dibedakan. Akses jalan yang sama itu membuat dirinya hampir tertabrak. Ditambah bongkar muat barang dilakukan di pintu masuk tempat berjualan membuat jalanan menjadi macet.
Terkait relokasi hari pertama pasar kue subuh yang penuh sesak, Manajer Persewaan Senen Jaya 1 dan 2 Anton Susilo Nugroho mengungkapkan, akan ada pengaturan dari pengelola untuk perbaikan ke depannya. Salah satunya mengenai alur kendaraan dan pengunjung, serta kenyamanan pengunjung dan pedagang.
Menurut Anton, bongkar muat seharusnya tidak dilakukan di pintu masuk area berdagang. ”Karena hari pertama, dari pengelola masih mencari praktik terbaiknya,” kata Anton, Sabtu (11/2/2023).
Terkait minimnya akses menuju area jualan pasar kue subuh, pengelola sedang merencanakan untuk membuka pintu masuk lain di gedung tersebut agar lift dan tangga manual bisa digunakan oleh pembeli. Saat ini hanya ada satu lift yang berfungsi selama 24 jam.
Relokasi tidak hanya memindahkan pedagang, tetapi juga pembeli. Perencanaan yang dilakukan harus komprehensif. Harus ada sosialisasi ke pembeli, akses pembeli untuk ke tempat yang baru juga sudah dipertimbangkan.
Untuk menginformasikan relokasi pasar kue subuh, pengelola Senen Jaya mengadakan festival kue subuh yang berlangsung selama dua minggu sejak 10 Februari 2023 mulai pukul 18.00-05.00. Dalam festival tersebut ada live music di lantai dasar, penjual kue yang berjualan di tenda yang telah disediakan, dan parkir gratis selama Februari 2023.
”Kami bikin festival untuk memberi tahu ke masyarakat kalau kue subuh sekarang ada di Blok 1 dan 2. Sementara lokasi lama, yakni Blok 5, dikembalikan fungsinya sebagai tempat parkir. Nilai historis kue subuh ternyata kuat sekali, dibuktikan dengan kunjungan ribuan pengunjung di hari pertama relokasi. Data pengunjung mobil sebanyak 1.451 dan motor sebanyak 1.538,” ujar Anton.
Perencanaan matang
Secara terpisah, pengamat ekonomi Piter Abdullah mengatakan, relokasi pasar tidak akan menjadi persoalan jika direncanakan secara matang. Selain itu, relokasi juga didukung oleh seluruh pelaku pasar, dan pengelola konsisten menyediakan area relokasi yang disepakati. Jika relokasi dilakukan secara sepihak, tanpa kesepakatan menyeluruh dengan pelaku pasar, hal itu akan menjadi persoalan.
”Relokasi tidak hanya memindahkan pedagang, tetapi juga pembeli. Perencanaan yang dilakukan harus komprehensif. Harus ada sosialisasi ke pembeli, akses pembeli untuk ke tempat yang baru juga sudah dipertimbangkan,” katanya.
Tidak semua pedagang mau direlokasi karena akan ada dampak negatif kepada mereka, seperti kehilangan pembeli. Umumnya, pedagang melihat jangka pendek, tidak melihat jangka panjang. Hal itu yang perlu dikomunikasikan oleh pengelola dan para pedagang.
”Kasih tahu manfaat jangka panjangnya disampaikan kepada para pedagang. Relokasi untuk memperbaiki lokasi yang lama atau pengembangan lokasi baru. Relokasi niatnya baik. Yang menjadi masalah, tidak dilakukan secara baik. Kelemahan pemerintah/pengelola sering kali hal ini tidak dikomunikasikan,” ujarnya.
Lihat juga: Pedagang Pasar Kue Subuh Senen Tempati Lokasi Baru