Sedikitnya tercatat 51 anak mengalami kekerasan seksual di DKI Jakarta pada awal tahun 2023. Kasus terbaru dialami oleh sejumlah siswi sekolah dasar di bilangan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·5 menit baca
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
Kepala Kepolisian Sektor Metro Tambora Komisaris Putra Pratama tengah memberikan keterangan kasus pelecehan anak di Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, Jumat (10/2/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Polisi menangkap pelaku pelecehan seksual yang beraksi di sekitar lingkungan sekolah dasar di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Modus operandi pelaku adalah menjerat calon korbannya dengan iming-iming pernak-pernik aksesori berupa gelang dan stiker kepada setiap calon korbannya.
Dengan tangan terborgol, BA (42) tertunduk lesu saat diangkut masuk ke dalam mobil Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Tambora. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai seorang pedagang aksesori keliling itu ditangkap lantaran telah melecehkan anak-anak di salah satu SD Negeri Kelurahan Angke.
”Saat jam istirahat sekolah sekitar pukul 09.30 WIB pada Senin (6/2/2023), BA melecehkan korban dengan bujuk rayu melalui iming-iming bonus berupa gelang dan stiker agar dia bisa memegang bagian-bagian sensitif para korbannya,” kata Kepala Polsek Metro Tambora Komisaris Putra Pratama di Kepolisian Resor Jakarta Barat, Jumat (10/2/2023).
Ketika melakukan aksinya, salah seorang pedagang memergoki Budi yang tengah meraba-raba salah seorang siswa di lokasi kejadian. Lalu, pedagang tersebut segera membawanya ke sekolah dan polisi pun datang untuk menahan BA.
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
BA (42) memasuki mobil Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Metro Tambora untuk kembali ditahan setelah sebelumnya berada di Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, Jumat (10/2/2023).
Kepada polisi, BA mengaku telah mencabuli sedikitnya empat anak dari sekolah yang sama selama satu tahun terakhir. Sampai saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut lantaran diduga kuat masih ada korban-korban lainnya.
”Kami duga pelaku ini pedofilia karena terdapat banyak foto anak-anak di handphone pelaku. Menurut pelaku, foto-foto tersebut didapatnya dari internet. Sementara pelaku juga belum pernah menikah, dan dari hasil assessment, dia tidak pernah menjadi korban pelecehan di masa lalu ataupun memiliki trauma masa lalu,” kata Putra.
Sejauh ini, polisi telah menyelidiki dua indekos BA yang terletak di Jalan Kebon Jambu, Kecamatan Cengkareng, dan di kawasan Kebon Jahe. Dari keterangan warga sekitar, BA dikenal sebagai orang yang tertutup dan hanya tinggal sendiri.
Terhitung sudah 20-an tahun BA menjadi pedagang aksesori keliling dari pasar ke pasar, seperti Pasar Cengkareng, Pasar Tegal Alur, Pasar Dangdut, Pasar Gang Sinar, dan Pasar Alam. Namun, sejak anak-anak kembali ke bersekolah, BA bejualan di sekolah-sekolah, di antaranya di daerah Tanah Pasir, Kapuk, Pakuwon Jelambar, Pedongkelan Kapuk, dan di wilayah Kelurahan Angke.
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
Suasana sekolah pasca-kejadian pelecehan seksual di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (10/2/2023).
Berdasarkan hasil visum korban dan pemeriksaan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, tidak ditemukan adanya indikasi trauma. Di sisi lain, atas perbuatannya, BA dikenai Pasal 82 Ayat (1) juncto Pasal 76E Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pelindungan Anak dengan ancaman pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun, serta denda paling banyak Rp 5 miliar.
Putra meminta kepada pihak sekolah terkait dan sekolah lainnya untuk mengawasi anak-anak didiknya, terutama pada saat jam istirahat. Selain itu, orangtua ataupun keluarga turut berperan untuk mengantisipasi dengan rutin berkomunikasi serta mengedukasi anak terkait area vital yang tidak boleh disentuh orang lain.
”Biasakan juga bertanya tentang keseharian anak di sekolah, baik itu saat bermain maupun saat bergaul dengan teman-temannya, serta semua aktivitas yang anak lakukan. Dengan begitu, jika ada sesuatu yang mencurigakan, dapat langsung diketahui dan melaporkannya,” ujar Putra.
Berdasarkan data Sistem Informasi Online Pemberdayaan Perempuan dan Anak, sedikitnya tercatat 51 anak yang mengalami kekerasan seksual di DKI Jakarta pada awal tahun 2023. Dengan demikian, DKI Jakarta menjadi daerah dengan angka kekerasan seksual anak tertinggi setelah Jawa Timur (62 kasus) dan Jawa Barat (65).
Memasangkan gelang
Sekolah itu memiliki tembok setinggi lebih dari 2 meter dengan celah di bagian tengahnya diisi oleh besi-besi hitam sehingga terlihat warna bangunan yang bernuansa coklat dan krem. Berdasarkan pantauan, tidak ada satu pun pedagang kaki lima yang berjualan di depan sekolah seusai kejadian tersebut.
Dari balik pagar besi yang tertutup rapat, seorang penjaga sekolah mengatakan, guru-guru dan kepala sekolah telah pulang. Ketika dimintai keterangan lebih lanjut tentang kejadian beberapa hari lalu, dia tidak memberikan keterangan.
”Kepala sekolah sudah bilang ke saya kalau nanti ada media-media yang datang meliput, langsung ke Polsek saja. Saya tidak berani bilang apa-apa karena kepala sekolah bilang sudah damai,” kata penjaga sekolah sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Pedagang yang katanya melihat waktu kejadian itu kemarin katanya mau jadi saksi, tapi enggak datang-datang orangnya. Dia yang ngotot jika BA pegang-pegang. Tapi, ada yang bilang kalau dia hanya mengelus tangan sembari memasangkan gelang ke anak itu.
Tajudin (51), pemilik warung makan, menyampaikan, sejak kejadian tersebut, tidak ada anak-anak yang keluar saat jam istirahat. Adapun ketika peristiwa itu terjadi, Tajudin kebetulan sedang sibuk melayani pembeli sehingga tidak tahu persis bagaimana kejadian yang sebenarnya.
”Saya justru kurang tahu. Pedagang yang katanya melihat waktu kejadian itu kemarin katanya mau jadi saksi, tapi enggak datang-datang orangnya. Dia yang ngotot jika BA pegang-pegang. Tapi, ada yang bilang kalau dia hanya mengelus tangan sembari memasangkan gelang ke anak itu,” ujar Tajudin sembari memperagakan gerakan tersebut.
Sebelum kejadian itu, Tajudin sempat mendengar adanya pertengkaran antara AB dan pedagang alat sulap yang melapak di sebelah BA. Pertengkaran itu bermula dari pedagang alat sulap yang mengaitkan dagangannya di tembok tempat BA melapak.
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
Tajudin (51) tengah menunjukkan lokasi yang biasa digunakan BA untuk melapak di depan sekolah, di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (10/2/2023).
Hal itu membuat BA yang telah terlebih dulu berjualan menjadi kesal. Melihat tindakan BA yang dianggap sebagai bentuk pencabulan, pedagang alat sulap itu pun berteriak dan segera membawa BA ke kepala sekolah.
”Orangnya (BA) biasa saja, dia orangnya pendiam. Enggak ada geliat-geliat aneh. Dia biasa makan dan ngopi di sini,” kata Tajudin di warung makan yang berjarak sekitar 100 meter dari gerbang sekolah.
Sepengetahuan Tajudin, BA mulai berdagang di sekolah tersebut sekitar satu bulan lalu. Setiap harinya, lapak dagangan BA yang diangkut dengan gerobak di belakang sepeda motornya itu selalu ramai oleh anak-anak. BA pun sempat menyampaikan kepada Tajudin bahwa barang dagangannya beberapa kali dicuri oleh anak-anak.