Trase MRT Koridor Timur-Barat Fase 1 Berubah Menjadi Kembangan-Medan Satria
Percepatan pembangunan LRT Jakarta, MRT Jakarta Timur-Barat, dan revitalisasi Stasiun Tanah Abang dibahas oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
HELENA FRANSISCA NABABAN
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan poin-poin pembahasan percepatan pembangunan angkutan umum di DKI Jakarta bersama Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/2/2023), seusai rapat koordinasi.
JAKARTA, KOMPAS — Trase MRT koridor Timur-Barat fase 1 tidak lagi dari Kembangan ke Ujung Menteng, tetapi berubah dari Kembangan ke Medan Satria di Bekasi, Jawa Barat. Perubahan rute mempertimbangkan potensi penumpang di Medan Satria. MRT koridor Timur-Barat ditargetkan mulai dibangun pada 2024.
”Kami sudah bahas detail, MRT Timur-Barat akan dibuat dari Kembangan sampai Medan Satria karena kita membutuhkan populasi,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (7/2/2023), seusai rapat koordinasi percepatan pembangunan LRT Jakarta, MRT Jakarta, dan revitalisasi Stasiun Tanah Abang dengan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta.
Untuk MRT koridor Timur-Barat yang merupakan MRT Fase 3, dirancang berawal dari Cikarang di Jawa Barat menuju Balaraja di Banten. Rute itu melewati wilayah DKI Jakarta sepanjang total 85,9 kilometer. Di wilayah DKI Jakarta, MRT Timur-Barat awalnya dirancang berawal dari Kembangan menuju Ujung Menteng.
Dengan adanya kajian rancangan teknis dasar (BED) terbaru, untuk trase di wilayah DKI Jakarta berubah menjadi Kembangan (DKI Jakarta) menuju Medan Satria, Bekasi (Jawa Barat). Untuk pembangunan, trase di wilayah DKI Jakarta disebut fase 1 yang dibagi atas dua tahap. Tahap 1 dari Kembangan ke Tomang, sedangkan tahap 2 dari Tomang ke Medan Satria. Trase di luar DKI Jakarta disebut fase 2.
Secara terpisah, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim menjelaskan, perubahan rute hingga kawasan Medan Satria memperhitungkan potensi penumpang dari kawasan permukiman hingga kawasan industri.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat dalam rapat kerja dengan Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta menjelaskan, untuk MRT Timur-Barat, PT MRT Jakarta memfokuskan pada fase 1 tahap 1 dari Tomang ke Medan Satria. ”Jadi, dari Medan Satria sampai ke Tomang itu kurang lebih 24 km,” kata Tuhiyat.
Fokus di fase 1 tahap 1 itu sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada agenda G20 di Bali, November 2022. Kesepakatan atau MoU itu ditandatangani Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Turisme (MLIT) Jepang.
”Ini untuk memberikan kesepakatan terkait skema financing (pendanaan). Di posisi ini cukup besar pendanaannya,” kata Tuhiyat.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Kereta moda raya terpadu (MRT) memasuki Stasiun ASEAN, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).
MRT Timur-Barat fase 1 tahap 1 tersebut, jelas Tuhiyat, sudah masuk dalam Program Strategis Nasional. Ditargetkan pembangunan konstruksi awalnya bisa dilakukan pada 2024.
Selain membahas percepatan MRT Timur-Barat, Budi Karya juga menjelaskan adanya pengembangan pembangunan LRT Jakarta trase Velodrome-Manggarai. Pengembangan ke Manggarai karena Manggarai merupakan sentral stasiun kereta rel listrik (KRL) yang melayani pergerakan masyarakat dari luar kota (Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi) dan sudah terintegrasi dengan angkutan massal lain, seperti Transjakarta.
Pemprov DKI, lanjut Budi, sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai. Ia mengapresiasi pengembangan rute LRT Jakarta tersebut karena akan menambah penumpang mencapai 185.000 orang.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Iwan Takwin menjelaskan, pihak Kementrian Perhubungan akan segera menyelesaikan izin trase bagi pembangunan LRT Jakarta fase 1B Velodrome-Manggarai itu. PT Jakpro juga sedang menyiapkan proses pengadaan kontraktor.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading berhenti di Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (25/2/2019). Kementerian Perhubungan menargetkan moda transportasi modern ini diuji coba pada akhir bulan ini. Adapun perizinan diharapkan akan selesai pada akhir bulan depan.
Selain dua moda angkutan umum itu, Budi Karya juga mendukung rencana revitalisasi Stasiun Tanah Abang yang diusulkan Pemprov DKI. Pihaknya juga memberikan izin penggunaan tanah seluas 4 hektar milik Kemenhub untuk dikembangkan sebagai sentral stasiun atau stasiun pengganti Stasiun Tanah Abang.
”Selain membangun, kita pun meminta DKI untuk memperbaiki lingkungan sekitar sehingga kita tidak menjumpai lagi para penumpang turun di Stasiun Tanah Abang langsung bertemu jalan. Tetapi, sudah ada taman, bangunan juga bagus,” ujar Budi.
Heru Budi Hartono menambahkan, untuk pembangunan tiga hal itu, DKI Jakarta selalu berkonsultasi dengan Menteri Perhubungan. ”Kami bersama Pak Menteri dan jajarannya sudah membahas tiga hal. Pertama adalah LRT dengan rute Kelapa Gading ke Manggarai. Beliau mem-backup dan perizinan-perizinan sudah dalam proses. Saya selalu berkonsultasi dengan Pak Menteri Perhubungan,” katanya.
Terkait revitalisasi Stasiun Tanah Abang, ia menerangkan, pengerjaannya akan dilakukan oleh tiga instansi, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, dan Pemprov DKI Jakarta.