Keberadaan JIS sebagai salah satu stadion terbesar di Asia Tenggara, aksesnya dinilai belum optimal.
Oleh
STEFANUS ATO, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·5 menit baca
Konser musik Dewa 19 di Jakarta International Stadium atau JIS, Jakarta Utara, Sabtu (4/2/2023) malam, sukses menghibur puluhan ribu penonton. Namun, kegiatan hiburan itu pun menguak kekurangan fasilitas pendukung di stadion itu. Konser musik band yang tenar dengan tembang Kangen dan Pupus itu jadi pelajaran berharga untuk mulai menata akses ke JIS.
Andreas Ricky (30), pada Sabtu sore, sekitar pukul 17.00, terpaksa memarkirkan kendaraannya di kawasan rumah toko di Sunter, Jakarta Utara. Di sana, dia berjalan kaki bersama banyak penonton lain sekitar dua kilometer ke JIS.
Sebagian penggemar Dewa 19 yang memarkirkan kendaraan di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Utara, pun terjebak macet saat berpindah dan naik bus pengumpan menuju ke stadion. Situasi itu mengakibatkan sebagian penggemar mencari jalan pintas dengan melintasi kawasan permukiman warga.
"Malam itu semrawut sekali. Warga di kampung-kampung sekitar sampai menutup akses ke gang-gang mereka pakai portal. Mereka terganggu karena banyak orang jalan kaki dan pakai sepeda motor melintas di kampung-kampung," katanya.
Kesemrawutan juga terjadi di area luar sekitar JIS. Area tersebut awalnya tidak direncanakan sebagai tempat parkir kendaraan. Namun, sebagian penonton yang datang malam itu terpaksa menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat parkir karena terbatasnya lahan parkir.
"Saat bubar, itu lebih mengerikan lagi. Bus pengumpan pun susah keluar. Penonton terpaksa jalan kaki. Di kampung-kampung, beberapa warga yang punya kendaraan sampai menawarkan ojek dadakan. Satu penumpang itu tarifnya Rp 50.000," ucapnya.
Vice President Corporate Secretary PT Jakpro Syachrial Syarif, mengatakan, Jakpro selaku pengelola JIS sudah mempelajari keluhan-keluhan dari penonton Dewa 19. "Sedang kami pelajari dan kordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk perbaikan ke depan," kata Syachrial, pada Senin (6/2/2023) malam.
Konsep pembangunan JIS sejak awal direncanakan minim fasilitas parkir. Stadion dengan kapasitas 82.000 penonton itu mengutamakan pengunaan transportasi publik lantaran direncanakan terintegrasi dengan moda transportasi massal.
Tanpa trotoar
Pada Senin (6/2/2023) siang, kondisi lalu lintas di Jakarta International Stadium lengang. Sejumlah bus Transjakarta setiap 10 menit, terlihat mampir di salah satu halte bus yang berada di bagian depan pintu masuk JIS.
Kondisi jalur utama ke JIS sejatinya sangat lebar dan terbagi menjadi dua jalur. Namun, di kiri dan kanan jalan itu, belum tersedia jalur pejalan kaki atau trotoar. Gorong-gorong di jalanan itu juga masih terbuka dan tak bisa dimanfaatkan sebagai area bagi pejalan kaki.
Akses utama menuju Stadion yang dibangun di jaman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu bisa ditempuh melalui Jalan RE Martadinata, Sunter Kemayoran, atau dari arah sebaliknya, yakni Sunter Permai.
Transportasi publik lain yang bisa digunakan untuk menggapai JIS, yakni menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Ancol. Dari Stasiun Ancol, penumpang bisa menggapai JIS dengan menggunakan mikrotrans Jaklingko.
Adriansyah Yasin Sulaeman dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta saat dihubungi, mengatakan, keberadaan JIS sebagai salah satu stadion terbesar di Asia Tenggara, aksesnya dinilai belum optimal. Konsep JIS yang sejak awal perencanaan tak memprioritaskan kendaraan pribadi dinilai sudah tepat.
"Tetapi, tidak dibarengi dengan solusi. Kita harus tetap sadar, kalau mayoritas penonton yang ke sana pasti menggunakan kendaraan pribadi sebagai salah satu pilihan utama," kata Adriansyah.
Jakarta International Stadium, kata Adriansyah, dikonsepkan untuk bakal terhubung dengan stasiun KRL hingga kereta layang ringan (LRT) Fase 2. Namun, rencana itu masih butuh waktu, kemauan politik dari kepala daerah, dan pastinya belum bakal terlihat hasilnya dalam waktu satu atau dua tahun.
Dari kantong-kantong parkir itu disediakan jalur pejalan kaki yang nyaman. Ini mensyaratkan trotoarnya harus bagus
Solusi jangka pendek yang bisa ditempuh saat ada kegiatan-kegiatan dengan kehadiran penonton dalam kapasitas besar, yakni menutup area sekitar dari kendaraan bermotor. Ketersediaan kantong parkir juga disosialisasikan agar diketahui seluruh khalayak.
Pengamat tata kota Nirwono Yoga mengatakan, kegiatan pesta rakyat, salah satunya konser Dewa 19 sejatinya jadi momentum untuk mendorong penonton menggunakan transportasi publik. Pengelola juga menyediakan kantong-kantong parkir dengan radius sekitar 500 meter sampai satu kilometer dari JIS.
"Dari kantong-kantong parkir itu disediakan jalur pejalan kaki yang nyaman. Ini mensyaratkan trotoarnya harus bagus," kata Nirwono.
Menurut Nirwono, keluhan warga atau publik saat konser Dewa 19, jadi kesempatan bagi PT Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta untuk mulai menata ulang kawasan sekitar. Penataan dimaksud, yakni memperhatikan kedekatan JIS dengan simpul-simpul transportasi, mulai dari stasiun KRL, halte bus, kantong-kantong parkir, hingga sirkulasi jalur pejalan kaki.
Evaluasi
Subkoordinator Urusan Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Ricky Janus menuturkan, akses jalan JIS saat ini masih dalam tahap pembangunan.
”Pembangunan akses jalan di JIS terdiri dari beberapa pekerjaan. Salah satunya yang telah selesai yakni pelebaran Jalan Sunter Permai,” kata Ricky, Selasa (7/2/2023).
Jalan Sunter Permai Raya ini menjadi akses utama menuju JIS dari arah Jalan RE Martadinata ataupun dari arah Jalan Danau Sunter Utara. Selanjutnya, pengerjaan fasilitas trotoar untuk halte kendaraan umum dan pejalan kaki ditargetkan selesai pada tahun ini.
Selain pelebaran jalan dan pembenahan trotoar, menurut rencana dibangun pula Ramp Papanggo di lahan empat rukun warga (RW) Kelurahan Papanggo, yakni RW 007, 009, 010, dan 012. Adapun Ramp Papanggo merupakan akses penghubung dari Tol Dalam Kota, tepatnya di Km 15 Ancol menuju JIS dan sebaliknya.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga telah merespons sejumlah keluhan dari penonton konser di JIS. Ia mengatakan, pihaknya akan memperbaiki sejumlah infrastruktur pendukung JIS.
Berbagai perbaikan dan penataan yang dijanjikan diharap segera terwujud. Jangan sampai fasilitas megah senilai sedikitnya Rp 4,5 triliun itu berdiri megah tetapi minim akses sehingga publik malas memanfaatkannya.