Menjaga Daulat Rupiah hingga ke Ujung Negeri Rempah
Demi menghadirkan rupiah layak edar di pelosok Indonesia, Bank Indonesia bekerja sama dengan TNI AL menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023. Ekspedisi perdana 2023 berlangsung di lima pulau di Maluku Utara
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
Matahari masih malu-malu muncul saat landing craft vehicle personnel (LCVP) atau sekoci KRI Teluk Weda 526 diluncurkan ke permukaan laut dari lambung kanan kapal, Rabu (1/2/2023) pagi. Tak lama, tangga kapal diturunkan oleh kru kapal. Satu per satu anggota Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut turun ke sekoci.
Kapal-kapal kayu milik warga juga mendekat ke KRI Teluk Weda dan membantu membawa personel ekspedisi ke daratan Pulau Batang Dua. Kombinasi angin dan gelombang laut Maluku Utara mengguncang-guncang kapal kayu, juga sekoci, yang tidak hanya membawa personel, tetapi juga bantuan sosial, serta uang rupiah emisi terbaru. Tujuannya adalah dermaga Kelurahan Mayau di Pulau Batang Dua, pulau yang terletak persis di antara wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Rupanya, warga di pulau sudah mengetahui tanggal kedatangan Tim Ekspedisi Rupiah Bersatu (ERB) 2023 ke pulau mereka. Di SDN 78, warga berkerumun menunggu kedatangan Tim ERB 2023.
Adalah Yeti Sondok (40), salah satu warga Kelurahan Mayau, Pulau Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara, yang pagi itu terlihat memegang erat-erat tas plastik isi uang logam aneka nominal. Ia terlihat dalam kerumunan, kemudian ikut mengantre.
Begitu dipersilakan petugas kasir Bank Indonesia, ia langsung bangkit dan melangkah menuju meja layanan. Di depan petugas, ia langsung membuka kantong plastik yang ia bawa. Ia hendak menukar satu kantong plastik berisi uang logam yang sudah ia pisah-pisahkan berdasarkan nominalnya. Ada nominal Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, hingga pecahan Rp 100. Segera, petugas menghitung dan mencermati kondisi uang.
Yeti bercerita, uang logam sebanyak itu ia kumpulkan dalam dua tahun terakhir. Ia memperolehnya sebagai uang kembalian manakala berbelanja di Ternate.
Senyum lebar terbit di wajahnya manakala petugas kasir Bank Indonesia menyerahkan uang kertas baru emisi 2022 yang masih bersih dan tak berlipat. ”Saya menukar total Rp 741.000. Tadi juga ada uang logam lama dan sudah tidak bisa ditukarkan,” katanya.
Sama seperti Yeti, warga Pulau Batang Dua yang datang ke SDN 78, Rabu siang itu, sebagian besar juga membawa uang logam. Jumlahnya berkantong-kantong. Mereka juga menukarkannya dengan uang kertas baru.
Rupiah harus tersedia di seluruh pelosok negeri. (Aida S Budiman)
Ketua Tim ERB 2023 Maluku Utara Yoni Permana menjelaskan, dari lima pulau yang didatangi tim ekspedisi, terlihat tiap-tiap pulau memiliki karakteristik fisik mata uang yang beredar. Jika di Pulau Batang Dua lebih banyak uang logam, di empat pulau lainnya uang kertas lebih mendominasi penukaran.
Itu seperti yang dilakukan Isman (35). Warga Desa Laiwui, Kecamatan Obi Induk, di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan itu membawa dua kantong plastik berisi uang kertas. Uang bernominal Rp 2.000 dan Rp 1.000 itu berlipat-lipat, ada yang menghitam terkena tumpahan oli, hingga lengket juga robek.
Sambil meluruskan uang dan memilah sesuai tahun emisi, petugas kasir BI sempat memberi tahu Isman tentang cara merawat uang kertas, juga ketentuan penukaran uang kertas. Asalkan kondisi uang tidak terlalu lusuh dan rusak, masih mencakup dua pertiga dari lembaran uang, uang akan diganti senilai nominalnya. Jika kurang dari dua pertiga, BI akan menarik uang itu tanpa menggantinya.
”Ini uang-uang jajan anak-anak yang jajan di warung saya. Saya juga menyimpannya di terpal saja,” jelas Isman.
Saat mendengar kedatangan Tim ERB 2023 ke Pulau Obi di hari ketiga ekspedisi, Senin (30/1), ia langsung menyiapkan uang-uang kertas yang ia simpan. Uang-uang yang sudah lusuh dan tidak layak itu ditukarkan dengan uang baru. Ia mendapatkan lembaran uang baru senilai Rp 649.000.
”Rupiah harus tersedia di seluruh pelosok negeri,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman pada pemberangkatan Tim ERB 2023, Jumat (27/1), di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, Maluku Utara.
Kepala Departemen Pengelolaan Keuangan Bank Indonesia Marlison Hakim menambahkan, Bank Indonesia juga memastikan masyarakat yang tinggal di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) mendapatkan uang rupiah yang layak edar. Namun, tidak mudah menyediakan uang rupiah yang layak di pulau terdepan.
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas belasan ribu pulau merupakan tantangan tersendiri. Belum lagi keterbatasan transportasi, termasuk masalah utama yang menyebabkan rupiah tidak bisa hadir cepat di wilayah terdepan.
Kerja sama
Bank Indonesia lalu bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk mendapatkan sarana yang memadai ke wilayah yang sulit dijangkau. Mekanismenya, di mana KRI berlayar, tim dari Bank Indonesia ikut.
”Setiap provinsi kami kunjungi minimal lima sampai tujuh pulau. Di setiap pulau, kami berhenti, menarik uang yang lusuh, dańn menggantikannya dengan uang layak edar,” tutur Marlison.
Kehadiran rupiah di wilayah 3T, menurut Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Dadi Hartanto, adalah untuk menunjukkan kedaulatan Indonesia. Bank Indonesia berkepentingan untuk menjaga kedaulatan NKRI melalui pemenuhan rupiah di seluruh negeri. Adapun TNI AL memiliki sarana memadai untuk menjangkau wilayah 3T di Indonesia. Salah satunya TNI menyediakan KRI Teluk Weda 526 untuk membantu mengantarkan rupiah ke ujung negeri rempah Maluku Utara.
Menurut Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara Indra Gunawan, dengan menghadirkan rupiah di wilayah terdepan, juga menjadi upaya untuk menjaga keutuhan Indonesia, yaitu menjaga supaya Indonesia tak lagi kehilangan wilayah terdepan, seperti Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Salah satu alasan hilangnya wilayah terdepan itu karena tidak ada rupiah di wilayah itu.
Perjalanan laut ERB 2023 selama enam hari terakhir adalah untuk menjaga eksistensi rupiah di wilayah terdepan Maluku Utara. Selain untuk masyarakat, uang baru yang dibawa Tim ERB 2023 Maluku Utara senilai Rp 10 miliar itu juga bisa disuplai untuk kantor-kantor bank di pulau-pulau terdepan itu.
Adapun penukaran uang di Pulau Batang Dua dan Pulau Obi merupakan bagian dari perjalanan perdana ERB 2023. ERB perdana pada 2023 ini berlangsung dari 27 Januari sampai dengan 2 Februari 2023 dengan mengunjungi Pulau Taliabu, Pulau Sulabes, Pulau Obi, Pulau Bacan, dan Pulau Batang Dua di negeri rempah, Provinsi Maluku Utara.
Sementara, secara nasional, ERB 2023 akan mengunjungi 85 pulau di 17 provinsi. Jumlah pulau ini lebih banyak dibandingkan jumlah pulau yang dikunjungi pada ERB 2022, yakni 81 pulau di 16 provinsi.