Pendekatan Humanis Tumpas ”Street Race” Tak Hanya Tugas Polisi
”Street Race” diklaim mengurangi aktivitas balap liar di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Bagaimanapun kesuksesan ini harus melibatkan pihak lain agar berkelanjutan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
Sudah setahun terakhir ini Kepolisian Daerah Metro Jaya menyelenggarakan kegiatan resmi balapan sepeda motor bertajuk Street Race. Ajang ini diapresiasi karena menggunakan pendekatan humanis dalam penanganan kenakalan remaja dan ketertiban masyarakat. Namun, upaya pengendalian sosial ini bukan hanya tanggung jawab penegak hukum.
Ajang Street Race pertama kali terselenggara pada 15 Januari 2022 di Ancol, Jakarta Utara. Acara itu mengundang ratusan remaja dan pemuda penggemar balap sepeda motor hingga teknisi sepeda motor modifikasi untuk menyemarakkan acara tersebut. Mereka yang kucing-kucingan dengan polisi karena karya dan aktivitas yang menyalahi aturan, kini mendapat panggung resmi. Tidak hanya di Jakarta, gelaran itu juga diadakan di wilayah hukum Polda Metro Jaya, seperti Bekasi dan Tangerang.
Sabtu (28/1/2023), gelaran Street Race kelima diadakan untuk kedua kalinya di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Hampir 1.200 peserta mengikuti 30 kelas balapan dan latihan bersama. Jumlah peserta berkembang dari hanya sekitar 300 orang di ajang pertamanya. Asal peserta pun tidak hanya dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga datang dari daerah lain di Jawa, bahkan Sumatera.
Pada perayaan satu tahun program pengendalian balap liar itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengajak pihak Ancol untuk menyediakan jalur balapan khusus yang bisa digunakan setiap saat. Harapan itu disambut baik pihak Ancol, yang ikut disaksikan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
”Teman-teman pencinta kecepatan bukan butuh event semata, melainkan teman-teman butuh fasilitas penunjang. Semoga dapat disuarakan stop trek-trekan dan blokade jalan umum, agar tak ada lagi balapan liar yang menyebabkan kecelakaan di jalan raya,” kata Fadil dalam keterangan pers yang dikutip Minggu (29/1/2023).
Sejauh ini, menurut Fadil, Street Race sudah berdampak mengurangi laporan ataupun temuan kegiatan balap liar di wilayah hukum mereka. Polisi sering mengadakan patroli untuk merazia kegiatan balap liar guna mengantisipasi potensi masalah, dari gangguan ketertiban dan keamanan berlalu lintas hingga tawuran antarpemuda.
”Dari data yang kami miliki, jumlah balapan liar itu, baik lokasi maupun jumlah balapan itu berkurang,” katanya.
Ajang Street Race juga secara langsung memberikan manfaat bagi berbagai komunitas. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman menjelaskan, gelaran keempat Street Race paling meriah karena menyertakan bazar UMKM sampai ajang kompetisi tinju profesional.
”Selain dapat menyalurkan sportivitas pembalap yang bertanding, event ini juga dapat menggeliatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang dibungkus dalam acara sportaiment,” kata Latif, Sabtu (28/1/2023).
Dengan adanya acara ini, keluarga bisa merasakan energi mereka tersalurkan, ada support yang bisa membuat bonding keluarga dan para penggemar balap liar semakin kuat.
Rakhmat Hidayat, sosiolog Universitas Negeri Jakarta, mengapresiasi pendekatan humanis yang digunakan Polda Metro Jaya. Penyelenggaraan Street Race wujud dari community policing atau pemolisian masyarakat sebagai upaya mencari solusi selain penindakan hukum.
Untuk memaksimalkan upaya ini, menurut dia, polisi tidak bisa bekerja sendiri. Pemangku kepentingan lainnya juga perlu ikut mendukung agar memberikan pemberdayaan berkelanjutan kepada masyarakat yang dibina.
”Polri tidak bisa bekerja sendiri. Street Race merupakan inisiatif bagus yang harus bisa melibatkan stakeholder lain, misalnya Kementerian BUMN, Kementerian Pemuda dan Olahraga, atau perguruan tinggi,” ujarnya.
Pendekatan kolaboratif seperti itu diharapkan bisa membantu meningkatkan ikatan pencinta atau anggota komunitas balap motor dengan keluarga mereka. Menurut dia, para penggemar balap sepeda motor cenderung berani melakukan aktivitas ilegal karena kurang ruang berekspresi dan apresiasi.
”Dengan adanya acara ini, keluarga bisa merasakan energi mereka tersalurkan, ada support yang bisa membuat bonding keluarga dan para penggemar balap liar semakin kuat,” katanya.