Tertunda Beberapa Kali, Skywalk Kebayoran Lama Akhirnya Diresmikan
Skywalk Kebayoran Lama diresmikan, Jumat (27/1/2023), oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Peresmian ”skywalk” diundur lantaran menunggu revitalisasi Halte Transjakarta Pasar Kebayoran Koridor 8.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Skywalk Kebayoran Lama di Jakarta Selatan akhirnya diresmikan pada Jumat (27/1/2023) oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Sempat tertunda beberapa kali, kini skywalk sepanjang 500 meter dengan lebar 4 meter tersebut dibuka untuk masyarakat umum.
Pembukaan Skywalk Kebayoran Lama ditunda beberapa kali. Pertama, peresmian dijadwalkan pada Selasa (17/1/2023). Kemudian ditunda menjadi Kamis (19/1/2023) dan dijadwalkan ulang pada Selasa (24/1/2023).
Heru berharap, masyarakat dapat memanfaatkan skywalk secara maksimal. Ia pun menandatangani batu peresmian skywalk dan meminta keamanan skywalk selalu dijaga, baik oleh pemerintah terkait maupun masyarakat.
”Hari ini saya meresmikan penggunaan Skywalk Kebayoran Lama untuk digunakan masyarakat. Tolong dirawat dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” kata Heru.
Dalam peresmian hari ini, Heru didampingi Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho, Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin, serta Asisten Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris.
Hari menambahkan, peresmian Skywalk Kebayoran diundur lantaran menunggu revitalisasi Halte Transjakarta Pasar Kebayoran Koridor 8 rampung.
Skywalk Kebayoran Lama merupakan jembatan khusus pejalan kaki yang menghubungkan Halte Transjakarta Velbak Koridor 13, Halte Pasar Kebayoran Koridor 8, dan Stasiun KRL Kebayoran Lama. Skywalk ini terletak di sisi selatan stasiun ke arah Halte Velbak. Jalur ini melayang di atas trotoar sisi luar rel di Jalan Masjid Al Huda.
Skywalk Kebayoran Lama memiliki beberapa akses tangga yang dapat digunakan masyarakat. Tangga tersebut berada di dekat Halte Transjakarta Kebayoran Lama dan apartemen Pakubuwono. Skywalk yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 2022 ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat berpindah moda, dari kereta rel listrik ke Transjakarta dan sebaliknya.
Skywalk yang meliuk seperti ular ini dilengkapi dengan tiga lift dan dua eskalator. Fasilitas tersebut disiapkan guna memudahkan masyarakat, khususnya warga lansia dan ibu hamil.
PT Abadi Prima Intikarya menjadi kontraktor pembangunan yang menggunakan anggaran APBD DKI Jakarta 2022 senilai Rp 52 miliar. Dalam keterangan umum yang tertera di lapangan, skywalk memiliki lebar 4 meter, tinggi atap 3,25 meter, dan tinggi railing 1,2 meter. Material railing disebut dari hollow, sementara material struktur dari baja.
Menghemat waktu
Berdasarkan pantauan Kompas, skywalk telah dibuka untuk masyarakat umum, terutama masyarakat yang beraktivitas di kawasan tersebut. Terlihat banyak pengguna KRL yang mengakses skywalk, baik dari arah Stasiun Kebayoran Lama maupun sebaliknya. Namun, jembatan terasa bergoyang ketika dilalui banyak orang.
Meskipun demikian, jembatan penyeberangan ini dapat menghemat waktu 10-15 menit dari Stasiun Kebayoran menuju Halte Velbak. Sebelum skywalk dibangun, lalu lintas orang dari stasiun ke halte atau sebaliknya memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Waktu tempuh tersebut bahkan bisa lebih lama jika pejalan kaki harus berhenti menunggu lampu merah. Jika terjadi hujan, jalanan dapat terendam air dan menyulitkan pejalan kaki menuju stasiun atau halte.
Seorang pejalan kaki, Isnawati (31), mengatakan, jembatan ini sangat membantu pejalan kaki. Selain itu, penumpang KRL dan Transjakarta juga lebih aman karena tak perlu menyeberang jalan.
”Adanya jembatan ini sangat membantu. Jujur, saya kadang merasa takut kalau menyeberang di bawah. Banyak pengendara tidak mau mengalah,” kata Isnawati.
Terpasangnya kamera pemantau pada skywalk juga membuat Isnawati merasa lebih aman. Selain kamera pemantau (CCTV), terdapat juga lampu yang terpasang di plafon. Lampu berwarna putih ini berada di sepanjang skywalk.
Beberapa pengunjung pun tak mau melewatkan momen peresmian jembatan ini. Mereka mengeluarkan ponsel dan mengabadikan momen dari atas jembatan dengan latar berbagai gedung menjulang ini.
Menurut Adriansyah Yasin Sulaeman, pegiat dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta, berjalan kaki lebih kurang 7 menit lewat skywalk memuaskan baginya. Kini, penumpang transit dari Transjakarta ke KRL dan sebaliknya tak perlu menyeberangi jalan raya yang tidak aman serta pasar loak yang ramai.
”Tentunya sangat berbeda dibandingkan kondisi sebelumnya. Kami tidak harus naik turun tangga lagi dari stasiun ke halte. Di Halte Velbak tangganya jadi eskalator. Tapi mungkin yang menjadi catatan adalah kondisi transit ke Halte Pasar Kebayoran Lama yang tetap harus menggunakan tangga yang tingginya lumayan. Jadi lift harus terus dijaga agar tetap beroperasi,” ujar Adriansyah (Kompas.id, 24/1/2023).