Penjabat Gubernur DKI: Penghijauan untuk Mengurangi Polusi Udara
Penjabat Gubernur DKI Jakarta mendorong penghijauan melalui revitalisasi ruang terbuka hijau. Ia juga mengapresiasi langkah setiap kecamatan untuk menjaga ketahanan pangan.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen menurunkan emisi karbon yang merupakan salah satu penyebab pencemaran udara melalui beberapa program, di antaranya penghijauan. Langkah ini dilakukan dengan menanam ribuan pohon dan menambah ruang terbuka hijau.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada Jumat (27/1/2023) mengatakan, selama tiga bulan terakhir, Pemprov DKI telah menanam lebih dari 2.500 pohon. Selain itu, Pemprov juga menambah sekitar 256 ruang terbuka hijau (RTH).
”Salah satu upaya untuk menurunkan pencemaran udara yaitu dengan penghijauan. Pemprov sedang menggalakkan ini, salah satunya dengan menata lahan kosong menjadi ruang terbuka hijau,” ujar Heru di Kantor Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Pada kunjungan di Kantor Kecamatan Jagakarsa ini, Heru juga menanam cabai, memanen pakcoi yang ditanam secara hidroponik, hingga menjaring ikan di kolam.
Didampingi Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin, Heru menyapa warga kecamatan melalui telekonferensi. Perwakilan setiap kecamatan kemudian bercerita mengenai sayuran yang mereka tanam dan kolam ikan yang mereka kelola sebagai bentuk menjaga ketahanan pangan di perkotaan. Beberapa sayuran yang ditanam adalah pakcoi, kelor, dan cabai.
”Saya mengapresiasi setiap kecamatan yang telah menanam berbagai bahan pangan di kantor masing-masing,” ujarnya.
Sebelumnya, Heru juga meminta suku dinas pertamanan dan hutan kota untuk menata dua taman di wilayah masing-masing. Selain sebagai bentuk revitalisasi, hal ini juga bisa diberdayakan untuk program ketahanan pangan warga.
Semakin banyak taman yang dimanfaatkan untuk RTH, semakin banyak pula orang yang bisa mendapatkan oksigen yang relatif baik, sekalipun taman tersebut dikelilingi polusi udara.
Berdasarkan media sosial Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta, terdapat lebih dari 10 taman yang akan diresmikan. Taman-taman tersebut tersebar di lima kota administrasi, seperti Bakoen Park di Jakarta Timur, Link In Park di Jakarta Pusat, Taman Yudhistira di Jakarta Selatan, dan Taman Bidara Makmur di Jakarta Utara.
Jakarta memiliki 100 taman maju bersama (TMB) yang tersebar di empat kota administrasi. TMB ini merupakan RTH yang dibangun dengan kolaborasi bersama masyarakat. Data Distamhut Jakarta pada 2022, terdapat 38 TMB di Jakarta Timur, 28 TMB di Jakarta Selatan, 17 TMB di Jakarta Barat, dan 17 TMB di Jakarta Utara.
Kebutuhan
Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Budi Haryanto mengatakan, keberadaan RTH sangat efektif untuk mengurangi pencemaran udara. Menurut dia, pohon-pohon akan menghalangi dan menahan penyebaran polutan.
”Semakin banyak taman yang dimanfaatkan untuk RTH, semakin banyak pula orang yang bisa mendapatkan oksigen yang relatif baik, sekalipun taman tersebut dikelilingi polusi udara,” katanya ketika dihubungi terpisah.
Inisiator komunitas Ayo ke Taman, Niken Prawestiti, menjelaskan, penyediaan RTH merupakan kewajiban pemerintah daerah. Seperti yang diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2022 tentang Ruang Terbuka Hijau, kebutuhan RTH di Jakarta adalah 30 persen dari luas lahan yang ada. Adapun dari jumlah ini, 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat.
”Saat ini masyarakat merasa kesulitan untuk menemukan ruang terbuka yang nyaman dan rindang untuk bermain serta bersosialisasi. Idealnya taman bisa diakses 10-15 menit berjalan kaki di rumah. Namun, di Jakarta, masyarakat sering harus menempuh jarak yang jauh dengan menggunakan kendaraan untuk sampai di taman,” kata Niken.
Niken mengakui, minimnya lahan di Jakarta merupakan faktor krusial bagi pengadaan taman. Maka dari itu, ia menyarankan agar taman disediakan secara menyebar.
”Tidak harus yang sangat luas dalam suatu wilayah, tetapi bisa disediakan dengan lahan yang lebih kecil dalam jumlah banyak di berbagai tempat,” katanya.