Tetangga Ungkap Trik Wowon Kelabui Para Perempuan Pekerja Migran
Satu per satu korban mulai memberikan kesaksiannya kepada polisi terkait modus penipuan dari komplotan Wowon. Di sisi lain, salah seorang tetangga membeberkan bujuk rayu Wowon saat mendekati korbannya.
JAKARTA, KOMPAS — Polisi masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi yang pernah menjadi korban penipuan Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63), dan M Dede Solehuddin alias Dede (35). Selain menyasar perempuan pekerja migran dan keluarganya sendiri, Wowon sempat mengiming-imingi kekayaan kepada tetangga sekitar tempat dia mengontrak.
Sebelumnya diberitakan, Wowon, Duloh, dan Dede merupakan tersangka dalam kasus pembunuhan sembilan orang, yakni Ai Maemunah (40), Ridwan (23), dan Riswandi (17) di Bekasi; Noneng, Wiwin, Bayu, dan Farida di Cianjur; Siti, yang jasadnya ditemukan di laut Bali dan dikubur di Garut, Jawa Barat; serta Halimah di Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Indrawienny Panjiyoga menyampaikan, sementara tercatat ada 11 perempuan pekerja migran Indonesia yang menjadi korban penipuan komplotan Wowon, yakni Yeni, Farida, Siti Fatimah, Aslem, Enti, Hamidah, Evi, Hana, Yanti, Nene, dan Sulastini. Dari 11 korban yang tercatat, Farida dan Siti diketahui tewas setelah menagih uang kepada Wowon.
”Saat ini, kami masih mengumpulkan keterangan dari para saksi. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban penipuan bertambah karena kami juga tengah melacak adanya kemungkinan korban lainnya. Baru dua yang kami periksa, yakni Hana dan Aslem,” kata Indrawienny saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Dari hasil pemeriksaan Hana dan Aslem, keduanya mengaku jika mayoritas korban diperkenalkan modus penggandaan uang melalui Yeni dan Siti. Aslem mengaku, selama 6 tahun bekerja dan mengikuti praktik penggandaan uang tersebut kerugiannya sekitar Rp 288 juta. Sementara Hana yang selama 2 tahun terus menyetorkan uang mengalami kerugian Rp 75 juta.
Indrawienny menambahkan, kedua saksi tersebut terkejut lantaran uang hasil jerih payah mereka telah raib begitu mendengar kasus pembunuhan berantai oleh Wowon, Duloh, dan Dede mencuat. Selama mereka bekerja menjadi pekerja migran, gaji bulanan yang mereka terima berkisar Rp 3 juta-Rp 5 juta rutin diberikan kepada Wowon cs setiap bulan.
Secara terpisah, Misbah (40), adik Halimah, mengatakan, selain Halimah dan Ai Maemunah, komplotan Wowon juga menyasar Yeni. Menurut Misbah, selama lima tahun bekerja menjadi pekerja migran di Arab Saudi, uang penghasilan Yeni diberikan kepada komplotan Wowon melalui Dede. Diketahui Yeni merupakan adik dari Maemunah sekaligus mantan istri Dede.
”Waktu itu, Yeni sempat pulang ke Cianjur untuk menagih uang yang selama ini ia berikan kepada Dede,” ujar Misbah dalam sambungan telepon.
Kepulangan Yeni ke Cianjur untuk menagih uang, lanjut Misbah, menjadi pengalaman yang tak terlupakan oleh keponakannya. Kala itu, Yeni diajak ke rumah Duloh untuk mengambil uang hasil investasinya selama ini.
Ritual khusus
Begitu tiba di rumah Duloh, Yeni diminta untuk tidur lantaran uang yang ia cari akan datang di malam hari. Saat Yeni memejamkan matanya, sehelai kain sorban dililitkan ke lehernya dengan alasan sebagai sebuah ritual khusus. Namun, bukannya mendapatkan uang yang ia berikan selama ini, Duloh justru menarik kain sorban tersebut dan membuat Yeni tercekik.
”Dari situ, katanya Yeni jadi trauma untuk balik ke Cianjur dan langsung berangkat lagi ke Arab Saudi. Untung waktu itu Yeni sempat melawan meski katanya juga dipukul. Yeni berhasil kabur, tetapi ia diancam sama pelaku, katanya kalau melapor, bakal celaka tujuh turunan,” lanjut Misbah.
Selain itu, Hana, seorang pekerja migran, nyaris menjadi korban pembunuhan komplotan Wowon lantaran ingin menagih uangnya kepada para tersangka. Hana nyaris dibunuh sepulang dari Arab Saudi pada akhir 2022 (Kompas.id, 26/1/2023).
Polisi menyebut, para tersangka nekad membunuh para korbannya saat penipuan mereka terbongkar dan korban hendak menagih uang yang telah mereka berikan setiap bulannya. Para tersangka akan mengajak korban bertemu atau meminta korban melakukan ritual yang berujung pada pembunuhan dengan dicekik, diracun, atau diminta menceburkan diri di laut.
Baca juga: Sepulang dari Arab Saudi, Hana Nyaris Dibunuh Komplotan Wowon
Iming-iming
Selain menyasar para pekerja migran Indonesia, Wowon turut mengajak seorang tetangga di sekitarnya untuk menjadi pekerja migran dan menjanjikan akan memberikan kekayaan serta kesuksesan kepada mereka. Mega Mulyati (20), tetangga kontrakan Wowon, mengatakan, ia pernah ditawari oleh Wowon untuk menjadi pekerja migran.
”Katanya, kalau mau kaya, jadi pekerja migran saja di Arab Saudi. Dia (Wowon) yang daftarkan dan langsung masuk dengan mudah. Nanti tinggal kasih uang Rp 30 juta ke ’Aki’ untuk digandakan, bisa nyicil katanya tiap bulan. Waktu pulang, uang itu sudah jadi rumah, mobil, tanah, dan sebagainya,” kata Mega saat dihubungi dari Jakarta.
Meski terdengar menjanjikan, Mega lantas tidak tergiur dengan rayuan maut itu. Kepada Wowon, Mega menyampaikan jika suaminya yang bekerja sebagai pekerja pabrik tahu dan kuli bangunan masih sanggup menghidupinya. Mega juga khawatir jika nantinya harus meninggalkan anaknya yang masih kecil.
Mega adalah tetangga yang akrab dengan Maemunah lantaran kontrakannya berhadapan dengan kontrakan Wowon di Kampung Cipeuyeum, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurmawangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Saat tengah menemani Salsa (13), anak Maemunah yang selamat karena tidak ikut ke Bekasi, Wowon menawarinya menjadi pekerja migran pada hari yang sama saat Maemunah beserta dua putranya ditemukan tewas di Bekasi, Kamis (12/1/2023) malam.
”Kami tidak tahu Maemunah meninggal, baru tahu sehari setelahnya. Kami makan liwet bareng, ketawa-ketawa juga dan ekspresinya biasa saja, makanya kita tidak curiga. Saat itu Wowon seperti tidak punya masalah, apalagi kelihatan gelisah seperti sudah melakukan tindak kriminal,” kata Mega.
Kepada Mega, Wowon turut memperkenalkan sosok Aki sebagai orang yang memiliki kemampuan supranatural. Selang beberapa saat Wowon pergi keluar, gawai Salsa berdering dengan nama penelepon yang tertera adalah Aki.
”Suaranya mirip seperti suaranya Wowon. Saya juga sempat menanyakan itu, tapi dijawab katanya bukan Wowon melainkan Akinya Wowon. Sebenarnya, saya juga sempat curiga dari suara sama kenapa waktu ada telepon masuk pas si Wowon lagi keluar,” ujar Mega.
Sebelumnya, polisi mengungkap fakta, Aki Banyu merupakan sosok fiktif yang diperankan oleh Wowon sendiri. Sosok inilah yang menjadi otak dibalik serentetan pembunuhan yang dikenal sulit untuk ditemui. Bahkan, Duloh dan Dede tidak mengetahui jika selama ini figur Aki Banyu adalah Wowon.
”Wowon lihai berkomunikasi dengan para korban dan komplotannya melalui suara yang lain (Aki Banyu) lantaran dia juga dikenal sebagai dalang yang lihai berganti suara. Aki Banyu ini yang memerintahkan pembunuhan, seperti dicekik, diracun, dan menyeberang laut demi kesuksesan,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi (Kompas.id, 25/1/2023).
Baca juga: Komplotan Wowon Jalankan Modus Penipuan seperti MLM
Trik penggandaan uang
Sebelum menawarkan janji manis itu kepada Mega, Wowon sempat menunjukkan kepiawaiannya melipatgandakan uang. Saat itu, Mega diminta mempersiapkan sejumlah uang dan amplop oleh Wowon.
Saya langsung tanyakan ke Wowon, apakah itu ilmu hitam? Dengan santainya, dia jawab bukan, tapi saya tetap tak percaya.
”Bukan saya yang minta, tapi Wowon tiba-tiba ingin menunjukkan kemampuannya menggandakan uang. Pertama saya kasih uang Rp 2.000 terus bisa jadi Rp 20.000 dan ternyata benar habis saya kasih uangnya jadi segitu,” ucap Mega.
Tidak berhenti di situ, Wowon juga meminta Mega memasukkan uang Rp 1.000 ke dalam amplop. Lalu, Wowon menyentuh amplop tersebut sebanyak tiga kali dan meminta Mega membukanya. Seketika, uang yang tadinya hanya Rp 1.000 berubah menjadi Rp 30.000 yang terdiri selembar uang pecahan Rp 20.000 dan selembar pecahan Rp 10.000.
Selama proses tersebut, Mega mengaku sama sekali tidak memalingkan mata dari amplop dengan uang yang ia persiapkan sendiri. Namun, Mega tidak begitu saja percaya atas apa yang terjadi.
”Saya langsung tanyakan ke Wowon, apakah itu ilmu hitam? Dengan santainya, dia jawab bukan, tapi saya tetap tak percaya,” lanjut Mega.
Setelah itu, Wowon turut menunjukkan kebolehan lainnya kepada Mega. Wowon meminta Mega membeli dua bungkus kopi hitam. Satu bungkus kopi itu diseduh Wowon, sedangkan satu lagi diseduh Mega.
Kepada Mega, Wowon mengatakan, jika dia bisa membuat kopi yang diseduh Mega rasanya akan berubah menjadi asin, tidak seperti kopi pada umumnya. Benar saja, saat Mega mencicipi kopi tersebut, rasanya asin. Namun, saat itu Salsa yang ada bersama Mega segera meminta Mega memuntahkan kopi yang ia minum.
Selanjutnya, Wowon turut mengajak suami Mega bekerja sebagai asisten pribadinya selama bekerja menjadi dalang. Kepada suami Mega, Wowon mengatakan, semuanya sudah dipersiapkan, baik itu kendaraan berupa sepeda motor, mobil, serta penghasilan per bulan sebesar Rp 3 juta. Ternyata, tawaran itu juga Wowon sampaikan kepada tetangga lainnya.
Mega menambahkan, di mata tetangga sekitar Wowon atau dikenal sebagai Deden memang berprofesi sebagai dalang. Beberapa kali Wowon tampak membawa wayang-wayang miliknya saat datang ke kontrakan itu.
Suami Mega lantas tidak langsung menerima tawaran tersebut lantaran curiga dengan Wowon. Apalagi Wowon mengaku memiliki rumah mewah di Bandung, tetapi malah mengontrak di Cianjur.