Warga Menanti Pengendalian Banjir Kali Pesanggrahan
Selain banjir, rumah warga di RT 005 RW 009 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang berdiri di tepian Kali Pesanggrahan mulai retak-retak.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Tepian Kali Pesanggrahan di RT 005 RW 009 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (19/1/2023). Pemprov DKI Jakarta akan membangun dinding penahan atau bronjong untuk cegah banjir di kawasan ini.
JAKARTA, KOMPAS — Warga lelah dengan banjir yang kerap terjadi di RT 005 RW 009 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Mereka menyambut rencana pembangunan dinding atau bronjong, serta berharap ganti rugi sepadan atau relokasi jika terdampak infrastruktur pengendalian banjir.
Banjir di kawasan padat penduduk itu berasal dari luapan Kali Pesanggrahan. Luapan air hingga 2 meter melanda permukiman warga, Jalan Haji Briti, hingga perempatan lampu lalu lintas Puri Kembangan.
Selain banjir, rumah warga yang berdiri di tepian kali mulai retak-retak. Hal ini terjadi karena hanya sedikit tepian kali yang terpasang bronjong.
Minah (48) dan Ika (40) adalah segelintir warga yang rumahnya persis di tepian kali dan mulai retak-retak. Mereka terbiasa dengan banjir yang kerap terjadi. Saat banjir melanda, mereka tidak tahu harus berbuat selain menyelamatkan surat penting dan barang berharga serta mengungsi ke posko.
”Tahun 2020 banjir seleher, tiga hari rumah terendam. Setiap minggu (pekan) ada saja ular sanca nongol di sini. Kalau buaya beberapa kali,” kata Minah yang bermukim sejak 2002 di Kembangan Selatan.
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Rumah warga di RT 005 RW 009 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang berdiri di tepian Kali Pesanggrahan mulai retak-retak, Kamis (19/1/2023).
Mereka berdua betah tinggal di area rawan banjir karena rumah merupakan milik sendiri. Keduanya juga sudah nyaman di situ. Walakin, ibu rumah tangga ini bersiap-siap jika terdampak pembangunan dinding penahan atau bronjong sepanjang 1.400 meter di sisi kiri dan kanan Kali Pesanggrahan.
”Kami mau kalau ganti rugi sesuai. Kalau relokasi ke rusun dekat-dekat sini. Keinginan kami begitu,” ucap Ika yang berdiam di Kembangan Selatan mulai tahun 2014.
Kamis (19/1/2023), Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyempatkan diri bertemu keduanya saat meninjau Kali Pesanggrahan. Mereka mengobrol soal identitas kependudukan hingga bantuan sosial dari pemerintah. Tak lupa, Heru meminta dukungan terhadap proyek yang sudah masuk lelang dengan target konstruksi mulai paling lambat April 2023.
Ketua RT 005 RW 009 Zaenal Abidin menyebutkan, sebanyak 400 keluarga terdampak banjir di permukiman padat penduduk tersebut. Dari urun rembuk, warga meminta Pemprov DKI Jakarta menormalisasi aliran kali di wilayah mereka agar tak kerap banjir dan rumah tidak retak-retak.
”Sebelum terjadi rumah roboh, kami minta ada pembangunan. Dari lurah sampai wali kota sudah cek, apabila ada tanah warga kena, nanti mediasi ganti rugi atau relokasi,” ucap Zaenal.
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko di Kelurahan Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Kamis (19/1/2023).
Jakarta Barat
Pembangunan dinding penahan atau bronjong di Kali Pesanggrahan terbagi menjadi sisi timur 795 meter dan sisi barat 605 meter. Pembangunan akan memakan lahan 15-20 meter dengan anggaran Rp 40 miliar dan target rampung pada akhir tahun 2023.
Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko mengatakan, saat ini juga tengah berlangsung pembangunan polder dan waduk untuk pengendalian banjir di wilayahnya. Infrastruktur-infrastruktur itu penting lantaran 40 persen wilayahnya lebih rendah dari permukaan air laut.
”Tahun 2020 terjadi banjir ekstrem karena kiriman dari hulu dan hujan deras. Makin parah ketika sedang rob,” ujar Yani di Kantor Kelurahan Kembangan Selatan.
Petugas keamanan memeriksa mobil mewah yang terjebak banjir saat nekat melintasi genangan air setinggi dada orang dewasa di Jalan Pos Pengumben Lama, Jakarta Barat, Selasa (3/4/2012).
Atas berbagai kondisi ini, dibangun polder di Kamal Muara untuk mengatasi banjir di Tegal Alur akibat rob dan luapan Kali Semongol. Polder ditargetkan rampung akhir tahun 2023.
Sementara di Kelurahan Semanan tengah berlangsung pembangunan Waduk Asenih seluas 3,1 hektar dengan kedalaman 4-5 meter yang dapat menampung 99.000 meter kubik air. Progres pengerjaan mencapai 80 persen dan diperkirakan rampung pertengahan tahun 2023.
Tahun 2020 terjadi banjir ekstrem karena kiriman dari hulu dan hujan deras. Makin parah ketika sedang rob. (yani Wahyu Purwoko)
Yani menuturkan, waduk dibuat untuk parkir air sebelum dialirkan ke perlahan. Sebab, selama ini kawasan Semanan selalu banjir karena belum ada pintu air untuk mengatur aliran air Kali Mokevart dan Sungai Cisadane.
”Aliran kalinya berdekatan sehingga rentan banjir yang meluap hingga ke jalan-jalan. Kami juga siapkan pompa bergerak untuk percepat surutnya air,” katanya.