Jalur Lintas Bawah Senilai Rp 297 Miliar di Depok Urai Kemacetan
Dibangun kurang dari setahun, ”underpass” di Jalan Dewi Sartika, Depok, diresmikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Terowongan ini diharapkan mengurai kemacetan di Jalan Dewi Sartika dan sekitarnya.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalur lintas bawah atau underpass di Jalan Dewi Sartika, Depok, Jawa Barat, diresmikan Selasa (17/1/2023), oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bangunan hasil kolaborasi dari Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp 297,6 miliar selama sembilan bulan. Kini masyarakat Depok dapat melintas dari Jalan Dewi Sartika menuju Jalan Margonda Raya tanpa perlu menunggu kereta api melintas.
Ridwan Kamil menuturkan, underpass ini adalah proyek kolaboratif yang dilakukan Pemprov Jawa Barat bersama Pemkot Depok. Ia berharap, fasilitas ini tidak hanya menjadi solusi untuk kemacetan, tetapi juga jadi kebanggan warga Depok khususnya yang tinggal di Jalan Dewi Sartika.
”Ini jadi salah satu underpass yang paling indah di Indonesia. Untuk menyempurnakannya, ditambahi karya seni. Untuk itu, warga yang tinggal di sekitar, mohon dijaga, jangan sampai dirusak,” kata Ridwan saat peresmian, Selasa (17/1/2023) sore.
Terowongan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di Jalan Margonda Raya dan Jalan Dewi Sartika akibat pelintasan rel kereta api yang memotong jalan tersebut. Jalan lintas bawah tanah itu dapat dimanfaatkan kendaraan mobil dan sepeda motor yang melintas dari Jalan Dewi Sartika ke Jalan Margonda Raya atau sebaliknya.
”Yang biasa menunggu dua atau tiga menit supaya kereta api lewat, sekarang mobil dan motor enggak perlu menunggu lagi,” ujarnya.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pembangunan terowongan dimulai semenjak 1 Maret 2022 dan selesai sekitar akhir Desember tahun lalu. Dana pembangunan yang digunakan adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat senilai Rp 108,6 miliar dan dana pembebasan lahan dari Pemkot Depok sebesar Rp 189 miliar.
”Dari awal pembangunan ini adalah upaya kolaboratif. Masing-masing pihak mempunyai andil dengan proporsi yang sama, semuanya berperan. Kami bersyukur dapat menyelesaikan bangunan ini dalam kurun waktu yang cukup singkat. Ke depan, kami akan terus membangun fasilitas masyarakat yang lain,” ucap Idris.
Harus dijaga, sih. Takutnya, baru beberapa minggu habis di- resmiin, ada yang coret-coret. (Fuad)
Salah seorang warga, Dewi (31), mengaku merasa senang dengan selesainya pembangunan terowongan tersebut. Saat masa pembangunan, ia terganggu dengan jalan yang sempit dan material pembangunan yang menghalangi jalan tersebut. Namun, sekarang jalan sudah dibuka dan dapat dilalui kembali. Menurut Dewi, jalur lintas bawah tanah itu dapat membantu kelancaran lalu lintas yang biasa tertahan akibat lintasan kereta api.
Fuad (37), warga lainnya, mengatakan, terowongan dapat mengurangi kemacetan yang biasa terjadi di jalan tersebut. Namun, kata Fuad, perlu ada perawatan dan penjagaan dari pemerintah agar bangunantidak dirusak oleh aksi vandalisme. ”Harus dijaga, sih. Takutnya, baru beberapa minggu habis di-resmiin, ada yang coret-coret,” ucapnya.
Pantauan Kompas, di bangunan jalan sepanjang 470 meter yang menghubungkan Jalan Dewi Sartika dengan Jalan Margonda Raya itu terpajang mural berlukiskan motif serta gambar tokoh pejuang Dewi Sartika dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Seusai diresmikan, fasilitas lintas bawah itu langsung ramai digunakan masyarakat.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, terowongan adalah fasilitas yang baik untuk mengurangi kemacetan karena dapat mengurangi volume penumpukan kendaraan yang tertahan lintasan kereta api. Selain itu, upaya pembangunan secara kolaboratif yang dilakukan Pemprov Jawa Barat bersama Pemkot Depok menandakan adanya perhatian terhadap pembangunan fasilitas publik.
”Hal yang penting adalah memastikan lintasan pada kereta juga ditutup agar kendaraan hanya melintas melewati underpass. Soalnya kalau (kendaraan) masih melewati lintasan rel, sama saja underpass jadi tidak berguna,” tutur Djoko.