Jasa Dukun Berujung Maut Pengusaha Asal Jakarta di Lebak
Dua mayat di perkebunan karet di Kabupaten Lebak, Banten, merupakan korban tipu daya dukun palsu yang terjerat utang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Berawal dari mencari jasa dukun, WD (39), pengusaha, dan sopirnya, KJA (48), tewas di tangan empat sekawan. Keduanya dijebak, dibunuh, dan dibuang ke perkebunan karet Kampung Cisasah, Desa Cihujan, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten.
Jenazah keduanya ditemukan tanpa identitas dan dalam kondisi mengenaskan, Jumat (13/1/2023) pagi. Hasil visum dan otopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dradjat Prawiranegara, Kota Serang, mengungkap identitas WD, yang merupakan warga Penjaringan, Jakarta Utara, dan KJA asal Kutai Timur, Kalimantan Timur.
WD menderita luka jeratan pada leher dan kekerasan akibat benda tumpul di kepala. Sementara KJA mengalami luka jerat pada leher, trauma di dada kanan, patah tulang iga, dan perdarahan di rongga kanan tembus ke paru-paru.
Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Banten Komisaris M Akbar Baskoro menuturkan, penyidik menelusuri kegiatan korban berdasarkan keterangan dari keluarganya. Kemudian muncul petunjuk interaksi antara korban dan empat tersangka, yang melarikan diri ke Lampung.
”Sejak awal tersangka utama ingin mengambil dan menjual mobil korban untuk bayar utang Rp 6 juta kepada tetangganya. Tersangka ini berhasil memperdaya korban, (dia) seolah-olah dukun,” tutur Akbar, Senin (16/1/2023).
Tim gabungan Polda Banten dan Kepolisian Resor (Polres) Lebak menangkap MT (36), SM (30), MA (30), dan SP (40) di Dusun Bangun Jaya, Desa Sumberejo, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (14/1/2023) sore. Dalam penangkapan didapati mobil korban, tali sepatu untuk menjerat leher, kabel listrik untuk mengikat korban, selimut, empat gawai, dan satu kartu uang elektronik.
Keempat tersangka merupakan warga Serang. Mereka bekerja sebagai buruh harian lepas. MT yang menjadi dalang kejahatan tersebut.
Mulanya MT berkenalan dengan KJA saat menjadi sukarelawan Covid-19 pada Febuari 2020. Perkenalan berlanjut dengan kedatangan kedua korban untuk mencari dukun. MT menyanggupi permintaan tersebut dengan ongkos Rp 8 juta. Namun, tugas mencari dukun diteruskannya kepada tersangka MA.
Kemudian kedua korban bertemu MT di RS Hermina Ciruas pada Kamis (12/1/2023) sore. Dari sana mereka pergi ke petilasan atau tempat keramat di Desa Cilebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.
Setibanya di petilasan, MT mengajak tiga tersangka lain. Mereka lalu beraksi dengan menyajikan kopi bercampur racun hama padi kepada WD. Akan tetapi, korban tak langsung meninggal sehingga lehernya dijerat oleh tersangka SP dan SM hingga meninggal.
Pada saat yang sama, MT mengajak KJA membeli kopi. Setelah kembali ke petilasan, lehernya dijerat oleh para tersangka hingga tewas.
”Mereka bawa korban ke perkebunan karet karena sepi. Setelah mayat dibuang, mereka kabur ke rumah orangtua salah satu tersangka,” kata Akbar.
Keempatnya dijerat pasal tentang pembunuhan berencana dan pencurian dengan kekerasan. Ancamannya hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Menggandakan uang
Kejahatan dengan berpura-pura sebagai dukun terjadi berulang di Banten. Salah satunya, janji mampu menggandakan uang yang membawa petaka bagi Abah Fatoni (62). Warga Kampung Jawaringan, Kabupaten Tangerang, ini tewas di tangan tiga pelanggannya yang terbakar emosi.
Warga menemukan Fatoni tewas di rumahnya dalam kondisi terikat dan mulut mengeluarkan darah pada Jumat (16/7/2021) pukul 15.00. Dalam olah tempat kejadian, dua sepeda motor, dua unit gawai, dan sejumlah uang korban hilang.
Dalam pengembangan, ketiga pelaku diketahui berada di Yogyakarta. Polisi tak langsung bergerak ke sana. Mereka diringkus ketika berpindah ke Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (21/8).
Dalam pemeriksaan, W (35), warga Sukadiri, Kabupaten Tangerang, dan TYP (50), warga Tambun Selatan, Bekasi, mengakui telah membunuh Fatoni. Dari keduanya pula didapati bantal dan selimut dengan bercak darah, sepeda motor, dan gawai korban.
Dalam kasus lainnya, IS (37), mendekam dalam jeruji besi setelah menipu setidaknya empat warga Tangerang. Aksinya mulus lantaran lelaki asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ini mengaku anak pemuka agama, mampu mengubah daun menjadi uang, dan mengeluarkan pusaka dari dalam tubuhnya.
IS ditangkap Kepolisian Sektor Neglasari pada Senin (12/9/2022) siang, setelah memperdayai Mashadi (29), warga Cirebon, Jawa Barat. Korban dan temannya kehilangan sepeda motor dan dua gawai dari aksi tipu-tipu pelaku.
Adapun sepanjang tahun 2022, Polda Banten menangani 3.270 kasus dan dan 2.189 kasus diselesaikan. Kasus paling dominan ialah pencurian dengan kekerasan, perampokan, dan pencurian kendaraan bermotor mencapai 1.009 kasus.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Banten Komisaris Besar Shinto Silitonga menyebutkan, dinamika kejahatan di tengah masyarakat berbeda pada tahun 2022, seiring kian longgarnya mobilitas warga. Karena itu, Kepala Polda Banten menekankan kepada kepala polres dan jajaran untuk menindak tegas penjahat jalanan supaya ada efek jera.