Proyek infrastruktur pengendalian banjir sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur tertunda 5 tahun terakhir. Pengerjaan kembali berlanjut setelah pembebasan lahan dan ditargetkan berfungsi paling lambat April 2023.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengerjaan sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur mulai berjalan di Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Sebagian warga terdampak penggusuran direlokasi ke Rumah Susun Cipinang Besar Utara.
Proyek infrastruktur pengendalian banjir yang tertunda lima tahun terakhir ini ditargetkan berfungsi paling lambat April 2023. Nantinya sodetan akan mereduksi debit banjir dengan cara mengalihkan debit Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sebanyak 60 meter kubik per detik. Pengalihan debit bakal mereduksi dampak banjir seluas 200 hektar dan diharapkan bisa mengurangi dampak banjir di sisi utara Jakarta.
Minggu (15/1/2023), pagar telah menutup akses masuk ke area proyek yang sebelumnya berupa 59 bangunan terdiri dari kontrakan dan kios milik warga. Di dalamnya dua ekskavator tengah mengeruk sisa-sisa bangunan lalu diangkut oleh truk.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan, infrastruktur pengendalian banjir ialah program berkelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya sehingga setiap kepala daerah akan menjalankannya. Untuk wilayah Jakarta Timur, selain sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur, tengah berjalan normalisasi Kali Ciliwung.
”Ini (penanggulangan banjir) demi warga Jakarta untuk 50 tahun dan 100 tahun ke depan. Warga terdampak direlokasi ke rumah susun. Kalau memang punya sertifikat, kami berikan ganti rugi,” ucap Heru seusai kegiatan Guyub Ketua Rukun Warga Se-Jakarta Timur, di Jakarta International Velodrome.
Pengendalian banjir merupakan satu dari tiga program prioritas Jakarta di bawah kepemimpinan Heru. Dua program lainnya adalah penanganan kemacetan dan antisipasi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi.
Untuk menyelesaikan banjir, Heru berulang kali meminta dukungan dari warga. Salah satunya menyukseskan program pengendalian banjir yang tengah berjalan.
”Terkait dengan penanggulangan banjir, kami akan membangun tanggul, sodetan, dan tentunya tanggul pantai. Kalau kita tidak melakukannya sama-sama, kemungkinan 10 tahun ke depan penurunan tanah akan terus berlangsung dan banjir akan terus terjadi,” ucapnya.
Relokasi
Wacana penertiban lahan untuk sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur bergulir sejak akhir tahun 2022. Pemerintah Kota Jakarta Timur mencatat lahan untuk sodetan seluas 1.600 meter persegi dari total lahan 3.600 meter persegi.
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, lahan untuk sodetan merupakan aset Pemprov DKI Jakarta yang harus diselamatkan. Solusi bagi warga terdampak ialah warga ber-KTP Jakarta direlokasi ke Rumah Susun Cipinang Besar Utara, sedangkan mereka yang tidak ber-KTP Jakarta diantarkan ke kampung halaman masing-masing. Sementara pedagang direlokasi ke Lokasi Binaan Makasar di Pasar Embrio, Jakarta Timur.
Adapun berdasarkan catatan Kecamatan Jatinegara, setidaknya 16 keluarga telah menempati Rumah Susun Cipinang Besar Utara. Mereka pindah sejak pekan lalu.
Dalam perencanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sodetan Kali Ciliwung-Bajir Kanal Timur menjadi bagian pengendalian banjir dari hulu ke hilir. Pada hulu terdapat bendungan kering, yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi.
Kemudian sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang terdiri atas dua terowongan, normalisasi Kali Ciliwung, dan pembangunan tanggul pantai di hilir. Dua bendungan kering dan sodetan akan mengurangi puncak debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 21 persen.
Pada awal Desember 2022, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia menyebutkan, pembangunan sodetan mencapai 62 persen dengan kontrak pengerjaan proyek sampai Agustus 2023. Dalam pembangunannya tersisa satu lahan untuk dibebaskan.