Kreator Konten Ajak Pengikut Bersih-bersih Kali Ciliwung
Sebanyak 11 kreator konten mengajak pengikutnya mengangkat 1,35 ton sampah dari Kali Ciliwung.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pembersihan di area Delta 15 Sungai Ciliwung, Kota Bogor, Jawa Barat, berhasil mengangkat 1,35 ton sampah pada Sabtu (14/1/2023). Acara yang diinisiasi oleh World Cleanup Day Indonesia ini berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk para kreator konten.
Pada pembersihan sampah di Delta 15 Sungai Ciliwung, Bogor Utara, World Cleanup Day Indonesia berkolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) hingga Waste4Change. WCDI juga berkolaborasi dengan 11 kreator konten dari Mantappu Corp seperti Jerhemy Owen, Leonardo Edwin, hingga Turah Parthayana. Selain itu, juga ada grup Pandawara dan Erika Richardo. Sebanyak 10 pengikut media sosial mereka dilibatkan dalam acara ini.
Acara pembersihan sampah ini merupakan agenda bulanan WCDI, selain acara utama pada minggu ketiga bulan September setiap tahun. Perwakilan WCDI, Windiyani Ladoi menjelaskan, WCDI tidak hanya membersihkan sampah di sungai, tetapi juga tempat publik lain seperti area bebas kendaraan bermotor dan stadion.
”Tidak ada rencana khusus, tapi kami biasanya melihat area-area yang kotor dengan sampah. Tujuannya selain membersihkan area itu, juga edukasi kepada masyarakat untuk membuang dan meminimalkan sampah,” tuturnya.
Lokasi Delta 15 Sungai Ciliwung ini dipilih karena setiap hujan deras, air sungai akan meluap hingga ke daratan. Ketika air surut, sampah tertinggal di daratan dan memenuhi area delta.
”Area sungai ini masih relatif hulu, tapi sampah kiriman dari Puncak dan Kota Bogor cukup tinggi,” kata Windiyani.
Total 1,35 ton sampah dikumpulkan oleh 40 peserta yang terdiri dari kreator konten, sukarelawan, dan anggota komunitas. Selama satu jam mereka mengumpulkan sampah yang mayoritas terdiri dari sampah pakaian, plastik, hingga ban. Sampah yang dikumpulkan akan dipilah lebih lanjut dan didaur ulang oleh Waste4Change di Bekasi, Jawa Barat.
”Kami membuka pendaftaran secara daring untuk 10 sukarelawan terpilih pada acara ini. Ternyata antusiasmenya cukup besar, yang mendaftar hingg 500 orang lebih,” ujar Windiyani.
Peserta terbagi menjadi dua grup besar, yaitu mereka yang membersihkan area sungai dan darat. Para peserta dilengkapi dengan peralatan seperti sarung tangan dan sepatu boots. Adapun kelompok yang turun ke sungai menggunakan pelampung dan helm pengaman.
Salah satu sukarelawan, Elfa Fauziah (21), menceritakan, ini merupakan pertama kali ia membersihkan sungai. Selain ingin bertemu dengan para kreator konten, ia juga tertarik untuk berkontribusi terhadap lingkungan.
”Melalui langkah kecil seperti ini, saya ingin lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di sungai. Ke depannya, saya ingin terlibat lebih dengan mengikuti acara bersih-bersih yang lain,” ujar sukarelawan asal Dramaga, Kabupaten Bogor, ini.
Kreator konten yang turut menginisiasi kolaborasi ini, Jerhemy Owen, mengatakan, tujuan pembersihan sungai adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terkait lingkungan. Menurut dia, saat ini kesadaran tentang kebersihan dan kerusakan lingkungan masih tersegmentasi pada orang-orang yang memiliki pengetahuan, misalnya aktivis. Adapun orang yang belum paham mengenai hal ini tidak banyak disasar.
”Organisasi pembersihan sampah di Indonesia merupakan salah satu yang paling besar di dunia, tapi kita tidak tahu. Maka dari aku dan WCDI berkolaborasi serta mengajak kreator konten yang lain untuk terlibat edukasi mengenai sampah ini,” sebut mahasiswa yang sedang menempuh kuliah teknik lingkungan di salah satu kampus di Belanda ini.
Mulanya, Owen mengira kreator konten lain tidak akan mau karena acara ini membersihkan sungai dari sampah. Namun, ia justru mendapat respons positif dan banyak yang ikut bergabung. ”Karena persiapannya kurang, jadi kami hanya mengundang 10 pengikut kami di media sosial. Ke depannya ingin mempersiapkan acara yang lebih matang agar yang ikut lebih banyak,” katanya.
Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Suparno Jumar mengakui, hingga kini kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai masih minim. Di Kota Bogor, jumlah sampah di sungai sudah berkurang banyak dibandingkan lima tahun lalu karena ada satuan tugas sendiri yang mengawasi.
”Kontribusi sampah di Sungai Ciliwung yang paling besar adalah sampah darat yang masuk lewat anak sungai atau selokan. Di sungai seperti ini banyak sampah di bawah permukaan air yang menyangkut di batu. Sampah-sampah itu terbawa langsung oleh aliran air atau dibuang dulu oleh warga di aliran yang tenang kemudian terbawa saat arus deras,” tutur Suparno.
Ia kemudian menunjuk tumpukan sampah kain, karpet, kabel, ban, dan plastik di atas batu yang belum diangkat ke darat. Sebelumnya, dibutuhkan empat orang untuk mengangkat sampah serupa yang jumlahnya tiga kali lebih banyak dari sampah ini.
Sungai Ciliwung melewati delapan kota dan kabupaten di Jawa Barat dan Jakarta dengan panjang sekitar 120 kilometer. Hulunya berada di lereng Gunung Pangrango, Cisarua, Kabupaten Bogor. Kali Ciliwung melewati Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, serta lima kota administratif di Jakarta.