Sehari sebelum kelima penghuni kontrakan di Ciketing Udik, Kota Bekasi, ditemukan terkapar dan diduga keracunan, salah satu korban berpamitan akan pulang ke Ciawi, Bogor. Kini, tiga dari lima korban dinyatakan tewas.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kepolisian masih menyelidiki penyebab lima orang yang ditemukan dalam kondisi terkapar diduga akibat keracunan di sebuah rumah kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Tiga dari lima orang itu kini tewas. Identitas kelima orang tersebut masih buram.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kelima korban itu diketahui bernama M Dede Soleh (34), Yeni Nursa’adah (32), Neng Risti Nuraeni (8), Ridwan Abdul Muiz (20), dan satu orang tanpa identitas. Para korban diduga masih satu keluarga.
Sebelumnya dilaporkan tiga orang ditemukan dalam kondisi mulut berbusa, yakni dua laki-laki muda di ruang tamu dan seorang perempuan dewasa di kamar belakang. Selanjutnya, seorang laki-laki dewasa ditemukan terkapar di kamar depan dan seorang anak perempuan dalam kondisi sadar.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Metro Kota Bekasi Komisaris Erna Ruswing Andari mengatakan, korban meninggal bertambah menjadi tiga orang dewasa dari sebelumnya dua orang. Saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik dan Tim Inafis Polres Metro Kota Bekasi.
”Saat ini kami masih menyelidiki penyebab kelima korban itu terkapar. Belum ada laporan hasil pemeriksaan laboratorium,” katanya saat dihubungi, Jumat (13/1/2023).
Dari hasil olah TKP pada Kamis (12/1/2023), petugas Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Tim Identifikasi Polres Metro Kota Bekasi membawa sampel satu bungkus kopi hitam, beras dalam wadah kecil, dua botol air mineral berukuran 1,5 liter dan 600 mililiter, bekas muntahan, dan feses dari lokasi kejadian.
Bertambah
Berbeda dengan identifikasi polisi, Penanggung Jawab Hukum dan Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantargebang Sandy Romadhoni Jaya menyampaikan, lima korban yang ditangani adalah Ai Maimunah (35), Ridwan Abdul Muis (20), Muhamad Riswandi (19), M Dede Solehudin (35), dan anak perempuan yang mengaku bernama Ayu. Riswandi, Ridwan, dan Maimunah tewas pada Kamis dalam waktu berbeda.
”Lima korban itu kami terima sekitar pukul 10.30 dan kami tangani di ruang instalasi gawat darurat. Sekitar pukul 21.00, korban perempuan dan diketahui bernama Ai Maimunah (terakhir meninggal),” kata Sandy.
Ketiga jenazah itu, kata Sandy, telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. Sampai saat ini, dua korban lainnya yang selamat masih dalam penanganan intensif oleh RSUD Bantargebang. Menurut Sandy, kondisi M Dede Solehudin berangsur membaik dan sadar.
Namun, ketika ditanya oleh perawat makanan apa yang kemarin dikonsumsi, Dede menjawab dengan suara parau yang tidak begitu jelas sembari mengacungkan satu jarinya.
Satu korban anak-anak yang selamat juga masih dalam penanganan. ”Usianya kira-kira lima tahun. Kondisinya masih murung. Berulang kali bertanya ibu di mana,” kata Sandy.
Warga baru
Garis polisi membentang di sepanjang pagar besi di depan kontrakan tempat ditemukannya lima orang yang diduga keracunan. Beberapa pakaian yang dijemur masih bergelantungan dan dua pasang alas kaki berjejer di depan kontrakan itu. Menurut keterangan tetangga, kelima orang itu baru menempati kontrakan sekitar dua minggu.
”Enggak pernah ngobrol intens sama mereka. Paling lihat mereka waktu jemur kasur saja. Pintunya selalu tertutup,” kata Nur Aisyah (35) yang rumahnya berjarak sekitar dua rumah dari kontrakan korban.
”Ibu sama dua anaknya itu datang sekitar tiga hari sebelum kejadian. Kalau bapak sama laki-laki tanggung itu sekitar dua minggu,” katanya lagi.
Waktu itu Yeni pamit. Katanya mereka semua pada mau balik ke Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Suaminya yang (akan) jemput.
Dari keterangan Ami (60), tetangga lain, di rumah kontrakan Yeni tidak ada televisi dan kompor. Sehari-hari Yeni menanak nasi dengan kayu bakar dan membeli lauk di warung. Dede juga kerap membeli galon dan kopi di warung Ami.
Di malam sebelum ditemukan terkapar, Yeni beserta penghuni kontrakan lainnya datang ke warung milik Ami untuk menonton laga sengit Persib melawan Persija di televisi, Rabu (11/1/2023) sore.
”Waktu itu Yeni pamit. Katanya mereka semua pada mau balik ke Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Suaminya yang (akan) jemput,” ujar Ami.
Kepada Ami, Yeni bercerita kedatangannya ke kontrakan itu bersama dua anaknya untuk menjenguk adik kandungnya, Dede, dan satu anaknya yang terlebih dahulu datang menghuni kontrakan. Dede disebut pekerja bangunan dan tengah menanti panggilan pekerjaan.
Kamis pagi, setelah Yeni berpamitan kepada Ami, Anto, warga yang tinggal bersebelahan dengan kontrakan Yeni, curiga mendengar suara erangan dari dalam rumah kontrakan tersebut. Ternyata kelima penghuni kontrakan ditemukan terkapar.
Menurut warga, rumah kontrakan itu dalam kondisi yang tertata rapi dan hanya ditemukan sisa muntahan serta feses berceceran. Berdasarkan keterangan polisi, tidak ada barang hilang atau indikasi pencurian ataupun perampokan.