Menikmati Akhir Tahun di Jakarta dengan Bus Wisata
Berwisata di dalam kota menjadi pilihan warga Jakarta pada libur Tahun Baru, termasuk dengan menikmati fasilitas bus wisata Transjakarta. Namun, terbatasnya jumlah bus mengakibatkan antrean panjang di beberapa halte.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Seorang anak menikmati pemandangan Jakarta dari atas dek bus wisata Transjakarta jalur BW 2 dari Halte IRTI Monas menuju Halte Masjid Istiqlal, Jumat (30/12/2022).
JAKARTA, KOMPAS – Bus wisata Transjakarta menjadi andalan warga Jakarta yang menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru 2023 di dalam kota. Tingginya animo masyarakat untuk menggunakan fasilitas ini tidak dibarengi dengan penambahan jumlah bus, akibatnya terjadi penumpukan antrean di halte bus.
Bus wisata dengan kode BW 2 melaju dari Halte IRTI Monumen Nasional menuju Halte Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (30/12/2022) siang. Bus tingkat dengan kapasitas sekitar 60 orang ini separuh penumpangnya adalah anak-anak bersama orangtuanya. Di dek atas, mereka mengisi bus dengan suara tawa, teriakan, dan sesekali menangis.
Luna (7) dan Bumi (6) merupakan putri Dila Pradana (31), warga Menteng Dalam Tebet, Jakarta Selatan. Keduanya baru pertama kali menaiki bus tingkat ini dan sedang menghabiskan waktu libur di Jakarta. Sepanjang perjalanan mereka terperangah melihat ke arah luar dan menunjuk-nunjuk gedung yang tinggi.
”Senang naik bus, bisa lihat gedung-gedung tinggi,” ucap Luna, siswa kelas 1 SD ini.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Warga mengantre untuk naik bus tingkat gratis Transjakarta di Halte Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (25/12/2019).
Bus berhenti di Halte Masjid Istiqlal sekitar pukul 14.00. Antrean warga sepanjang lebih dari 100 meter langsung terlihat pada titik naiknya penumpang ke bus. Mereka menunggu kedatangan bus wisata dengan berbaris di trotoar halte hingga depan gerbang masjid.
Wati (45), warga Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, merupakan salah satu warga yang mengantre bersama dengan tujuh orang dalam rombongannya. Ia sudah mengantre selama 20 menit sebelum masuk bus. Tepat ketika ia akan masuk, petugas mengatakan bus sudah penuh. Lagi-lagi, ia dan keluarganya harus kembali sabar menunggu 20-30 menit lagi untuk mendapatkan bus berikutnya.
”Mau liburan ke pantai atau Puncak, Bogor, Jawa Barat, sepertinya berbahaya karena cuacanya sedang tidak bersahabat, akhirnya ya liburan di kota saja. Ini kami mau ke Monas naik bus wisata yang gratis. Saya mengajak naik bus biasa saja yang berbayar karena antreannya panjang, tapi anak-anak (tetap) maunya naik ini agar bisa melihat Jakarta dari dek atas bus,” tutur Wati.
Mirfat (34), warga Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga harus mengantre selama 45 menit untuk masuk ke bus. Berbaris di antrean yang paling belakang, Mirfat menggendong anaknya yang berusia 3 tahun dan menggandeng putrinya yang berusia 5 tahun.
Seharinya hanya ada 14 petugas di tujuh bus yang terdiri dari satu sopir dan satu petugas. Kemarin juga banyak petugas yang kontraknya sudah habis dan pindah ke divisi lain.
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Warga mengantre bus wisata Transjakarta di Halte IRTI Monas, Jumat (30/12/2022).
”Pada liburan ini kami memilih berkunjung ke Monas (Monumen Nasional) karena dekat dari rumah, tidak perlu ke luar kota. Sampai di Monas pukul 11.30 sudah tidak bisa naik ke atas. Tadi kami dari Monas ke sini naik bus, tapi antreannya tidak sepanjang ini, hanya 10-20 menit, mungkin karena di sana halte pusat bus wisata,” kata Mirfat.
Ia menambahkan, anak-anaknya senang menaiki bus wisata. Mereka bisa melihat pemandangan Jakarta dari jarak pandang yang lebih tinggi. Namun, menurut dia, jumlah bus ini perlu ditambah pada saat permintaannya tinggi seperti saat libur Tahun Baru. Selain itu, ia berharap pelayanan bus wisata diperbaiki dengan menambah petugas yang mengatur antrean agar tidak diserobot oleh orang lain dan juga lebih tertib.
Petugas bus wisata Haikal Audriansyah menjelaskan, selama libur Natal dan Tahun Baru, pengunjung anak-anak memang semakin ramai. Adapun antrean bus memang umumnya 30 menit, tetapi bisa menjadi satu jam jika jalanan macet. Jika pengunjung membeludak, antreannya akan lebih panjang dan bisa jadi mereka akan naik bus selanjutnya.
”Sehari hanya ada 14 petugas di tujuh bus yang terdiri dari satu sopir dan satu petugas. Kemarin juga banyak petugas yang kontraknya sudah habis dan pindah ke divisi lain,” ujarnya.
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Seorang anak menunjuk gedung dan kendaraan dari atas dek bus wisata Transjakarta jalur BW 4 dari Halte IRTI Monas menuju area Senayan, Jumat (30/12/2022).
Haikal menambahkan, dari 28 bus tingkat yang dimiliki Transjakarta, lima bus sudah tua dan tidak digunakan lagi. Setiap hari hanya ada tujuh bus tingkat yang dioperasikan bergantian, satu di antaranya merupakan bus terbuka. Dari tujuh bus ini, ada tiga bus di jalur BW 2 Monas-Istiqlal, sedangkan empat lainnya di jalur BW 4 Monas-Senayan. Jam operasional bus pukul 10.00-17.00 pada Selasa-Minggu.
”Satu bus berkapasitas 70-80 orang, kecuali bus bak terbuka hanya sekitar 34 orang. Dalam sehari, satu bus bisa tiga kali bolak-balik dalam satu rute, total bisa menampung 350-400 orang sehari. Jika dikalikan tujuh bus, setiap hari bisa menampung 2.200 orang lebih, biasanya ini saat hari-hari libur,” tuturnya.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor secara terpisah mengatakan, bus wisata sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19. Pada saat pandemi, pengoperasiannya diberhentikan sementara waktu untuk menghambat penyebaran Covid-19. Setelah pandemi mereda hingga saat ini, bus kembali beroperasi dengan jumlah lebih sedikit dari sebelum pandemi.