Warga Mampang Prapatan Butuh Bantuan Perlengkapan Sekolah
Di hari ketiga setelah kebakaran, warga Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta, membutuhkan bantuan peralatan sekolah, seperti sepatu dan kaus kaki.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Kondisi pengungsian di Masjid Al Aqwam, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Bantuan untuk penyintas kebakaran di Pela Prapatan, Mampang Prapatan, Jakarta, terus berdatangan pada hari ketiga setelah kebakaran. Namun, sebagian warga masih membutuhkan bantuan spesifik, seperti sepatu dan kaus kaki, untuk anak sekolah dan bantuan khusus bagi ibu hamil. Adapun puing-puing rumah warga mulai dibersihkan oleh para petugas.
Bantuan terus berdatangan ke posko bantuan RW 003, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Kamis (29/12/2022). Bantuan seperti pakaian dibawa langsung ke pengungsian di Masjid Al Aqwam, Mampang Prapatan. Pakaian menggunung di beberapa titik di lantai satu dan dua masjid.
Warga RT 007 RW 005, Siti Aisah (48), yang tinggal di pengungsian, mengaku telah mendapat bantuan, seperti pakaian bersih, makanan, alat mandi, dan selimut. Adapun kedua putrinya, Nur Intan (16) dan Tiara Tristansi (8), sudah mendapatkan bantuan untuk sekolah, seperti satu setel seragam putih merah untuk SD, seragam putih abu-abu untuk SMK, tas, dan alat tulis.
”Anak-anak sudah masuk sekolah minggu depan. Seragamnya hanya dapat satu setel, itu untuk Senin dan Selasa saja. Sepatu dan kaus kaki belum dapat,” katanya.
Adapun Nur Intan memerlukan perangkat pendukung sekolah, seperti laptop dan telepon genggam. Nur merupakan siswa SMK jurusan multimedia yang akan memasuki praktik kerja lapangan (PKL) minggu depan. Siti memperkirakan anaknya akan memerlukan kebutuhan lain, seperti sepatu pantofel dan seragam jenis lain untuk PKL.
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Bayi berusia 3 bulan dan anak berusia empat tahun yang tertidur di pengungsian Masjid Al Aqwam, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Kamis (29/12/2022).
”Kemarin ia dapat sejumlah uang dari teman-teman dan gurunya. Uang ini rencananya digunakan untuk membeli alat sekolah, tetapi jumlahnya masih kurang untuk membeli telepon genggam dan laptop baru. Yang lama terbakar,” kata Nur.
Jumlah korban terdampak menjadi 410 orang dari 128 keluarga. Adapun data warga yang mengungsi 150 orang, sisanya memilih mengontrak dan tinggal di rumah kerabat (Ujang Hermawan).
Meta Radiningsih merupakan warga RT 007 RW 005 yang memiliki dua anak, yaitu anak balita berusia 1,5 tahun dan 10 tahun yang duduk di kelas 5 SD. Sama seperti anak Siti, kedua anak Meta sudah mendapat sebagian kebutuhan pendidikan.
Namun, salah satu anak Meta tidak memiliki alas kaki. Hal ini karena sandal anaknya tertinggal saat berlari menyelamatkan diri dan tidak berani mengambil kembali karena api sudah membesar.
Meta merupakan satu-satunya ibu hamil yang tinggal sementara di pengungsian ini. Adapun bantuan spesifik untuk ibu hamil belum ia dapatkan.
”Bantuan pakaian bersih dan layak sudah banyak, tetapi saya belum mendapat daster. Beberapa daster yang kemarin datang bahannya tidak nyaman serta belum ada celana dalam dan penyangga payudara khusus ibu hamil. Saat kebakaran kemarin, saya tidak sempat membawa pakaian, hanya fokus menyelamatkan nyawa sendiri dan anak-anak,” tutur perempuan yang sedang hamil tujuh bulan ini.
Kekurangan beberapa jenis bantuan yang spesifik ini diamini oleh Suharti, warga RW 005 yang mengoordinasikan penerimaan dan pendistribusian bantuan. Beberapa jenis bantuan yang belum terpenuhi adalah sandal, ember, bak, dan gayung. Adapun bantuan susu untuk anak balita, deterjen, dan daster jumlahnya sedikit sehingga para pengungsi masih kekurangan.
”Bantuan kami fokuskan untuk anak sekolah. Dari Kementerian Sosial dan Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan sudah dapat beberapa seragam, tetapi belum semua anak dapat. Sepatu dan kaus kaki sekolah bahkan belum datang sama sekali,” katanya.
Camat Mampang Prapatan Ujang Hermawan memaparkan, 58 anak terdampak kebakaran yang tersebar di RT 006, 007, dan 008. Jumlah ini merupakan akumulasi dari murid SD, SMP, dan SMA/SMK.
”Setelah kami lakukan pendataan lebih lanjut, jumlah korban terdampak menjadi 410 orang dari 128 keluarga. Sekitar 169 orang di antaranya merupakan laki-laki, 198 perempuan, 55 orang lansia, dan 42 anak-anak. Adapun data warga yang mengungsi 150 orang, sisanya memilih mengontrak dan tinggal di rumah kerabat,” kata Ujang.
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Ketua RW 005 Gatot Irianto di posko RW 005 Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Ketua RW 005 Gatot Irianto menjelaskan, untuk saat ini penanganan setelah kebakaran masih akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar penyintas, seperti kebutuhan sehari-hari. Hari ini juga dilakukan pembersihan sisa puing-puing rumah warga yang terbakar oleh petugas kebersihan.
”Para petugas ini didatangkan dari sejumlah kecamatan di Jakarta Selatan. Dalam sekali sif ada sekitar 50 orang. Mereka akan bekerja dalam dua sif selama sehari. Pembersihan puing-puing ini akan dilakukan hingga 2 Januari 2023,” ujarnya.
Sebanyak 7-10 petugas kebersihan bekerja sama mengeluarkan barang warga yang hangus dan mengumpulkannya di satu titik. Mereka menggunakan sepatu boots, topi, dan seragam kebersihan.
Gatot mengatakan, penyebab kebakaran masih akan menunggu hasil dari Pusat Laboratoriun dan Forensik Badan Reserse Kriminal Polri. Menurut ia, hasilnya akan keluar hari ini atau besok.
AYU NURFAIZAH UNTUK KOMPAS
Para petugas kebersihan membersihkan puing-puing kebakaran di Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Dapur umum
Kebutuhan makan warga saat ini dipasok dari Sudinsos Jakarta Selatan. Kepala Sudinsos Jaksel Bernard Tambunan menjelaskan, bantuan makan dikirim tiga kali sehari ke pengungsian.
”Sekali kirim kami drop 500 kotak, jadi total per hari 1.500 kotak. Bantuan ini untuk pengungsi dan semua petugas yang berjaga. Pengiriman makanan kami lakukan pada 27-31 Desember 2022,” kata Tambunan.
Ujang menambahkan, ke depannya akan dibangun dapur umum di salah satu latar rumah warga di Jalan Bangka Buntu II. Tempat ini juga menjadi lokasi posko pelaporan dokumen terbakar bagi para penyintas kebakaran. Puluhan dus bahan makanan, seperti mi instan, sudah ditempatkan di titik ini walaupun peralatan masak belum ada.
”Bantuan logistik, seperti stok bahan pokok, sudah banyak. Kami akan membangun dapur umum karena bantuan makanan dari Sudinsos juga akan berhenti pada beberapa hari,” kata Ujang.