Salah satu dampak cuaca ekstrem adalah mengganggu penerbangan. BMKG memprediksi potensi hujan lebat masih akan terjadi pada 30-31 Desember 2022.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Salah satu dampak cuaca ekstrem yang ditemukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika adalah potensi pertumbuhan awan kumulonimbus yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan. Awan kumulonimbus merupakan awan yang terkait dengan keberadaan badai petir dan hujan lebat.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (29/12/2022), menyampaikan, pertumbuhan awan hujan di Indonesia masih berpotensi menimbulkan hujan sangat lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan. Adapun pertumbuhan awan kumulonimbus tersebut memiliki persentase cakupan spasial maksimum 50-75 persen (OCNL/occasional) selama tujuh hari (periode 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023).
Untuk wilayahnya, pertumbuhan awan diprediksi terjadi di Laut Andaman, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudra Pasifik utara Pulau Papua, Samudra Hindia selatan Pulau Jawa hingga barat Pulau Sumatera, Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Arafuru, Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan sebagian kecil Pulau Papua.
Sementara itu, awan kumulonimus dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen (FQR/frequent) selama tujuh hari selama periode tersebut diprediksi terjadi di Laut China Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Timor, dan Teluk Carpentaria.
Peringatan terkait cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni. Ia mengingatkan pihak maskapai untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi cuaca buruk selama sepekan ke depan.
”Hal ini dimaksudkan agar seluruh perjalanan transportasi udara dapat berlangsung dengan selamat, aman, dan nyaman,” kata Kristi.
Ia juga meminta semua operator penerbangan untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan melakukan mitigasi terhadap potensi ramalan cuaca buruk.
Di sisi infrastruktur penunjang penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara saat ini telah memastikan dan melakukan kalibrasi terhadap fasilitas navigasi penerbangan bekerja sama dengan Balai Kalibrasi Penerbangan, AirNav, dan Angkasa Pura.
”Intinya, jangan paksakan jika kondisi cuaca memang tidak memungkinkan untuk terbang,” ujarnya.
Hujan saat pergantian tahun
BMKG juga memperkirakan cuaca ekstrem masih akan berlanjut hingga 2 Januari 2023. Bahkan, dari berbagai output model cuaca numerik yang dianalisis BMKG, diprakirakan terjadi peningkatan curah hujan pada tanggal 30-31 Desember 2022.
Dwikorita mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca di wilayah Jabodetabek pada 30 Desember 2022, sebagian besar wilayah Jakarta akan diguyur hujan sangat lebat. Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat mulai terjadi pada tanggal 30 Desember 2022 dini hari hingga 1 Januari 2023 dini hari.
”Hujan cenderung terjadi merata sepanjang hari dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari,” ujar Dwikorita.
Menurut keterangan BMKG, monsun Asia menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Selain monsun Asia, dasar pertimbangan prakiraan cuaca ialah masih teridentifikasi peningkatan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang terkonsentrasi di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.
Adapun kondisi ini diperburuk dengan adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang.
”Selain itu juga masih terpantau seruakan dingin Asia dan arus lintas ekuatorial yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat, walaupun intensitasnya mulai berkurang dibanding beberapa hari lalu,” ucap Dwikorita.
Dalam perkiraan curah hujan 30 Desember 2022, wilayah Jabodetabek yang berpotensi mengalami hujan lebat ialah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor bagian selatan, Depok, dan Jakarta Pusat. Sementara wilayah yang berpotensi terjadi hujan ekstrem ialah Kabupaten Bekasi bagian utara.
Lebih lanjut, wilayah Jabodetabek pada 31 Desember 2022 yang berpotensi mengalami hujan sedang adalah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kabupaten Bekasi. Kemudian, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat meliputi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok. Terakhir, wilayah yang berpotensi mengalami hujan sangat lebat ialah Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi bagian utara.
Sebagai informasi, hujan ekstrem memiliki intensitas melampaui 150 milimeter per hari. Sementara hujan sangat lebat memiliki intensitas 100-150 milimeter per hari dan hujan lebat 50-100 milimeter per hari.
Selain Jabodetabek, daerah yang perlu diwaspadai terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Masyarakat juga perlu mewaspadai adanya peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang, terutama di wilayah utara Jawa hingga utara Nusa Tenggara dan selatan Jawa hingga selatan Nusa Tenggara.