DKI-Kemenhub Optimalisasi Stasiun Tanah Abang di 2023
Optimalisasi ini upaya mengurai kepadatan penumpang, memaksimalkan penggunaan lahan terintegrasi, promosi penggunaan angkutan umum, dan gaya hidup sehat di Stasiun Tanah Abang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR akan mengoptimalkan operasionalisasi Stasiun Tanah Abang. Menurut rencana, bakal ada penambahan jalur kereta, fasilitas penunjang, menjadikan kawasan berorientasi transit, dan merapikan kawasan sekitar.
Optimalisasi ini merupakan bagian dari upaya mengurai kepadatan penumpang, memaksimalkan penggunaan lahan terintegrasi, promosi penggunaan angkutan umum, dan gaya hidup sehat di Stasiun Tanah Abang. Sebagai stasiun tujuan, jumlah penumpang harian mencapai 100.000 orang.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan, arus penumpang akan bertambah seiring pertambahan kegiatan bisnis. Karena itu, tahap pertama area depo seluas 9.000 meter persegi akan dioptimalkan sehingga dapat menampung pergerakan penumpang hingga 300.000 orang per hari.
”Juga ada penambahan jalur kereta dari 4 menjadi 6 jalur. Dengan 6 jalur bisa menambah dan mengantisipasi penambahan penumpang tahun-tahun berikutnya yang mencapai 300.000,” kata Heru, Senin (26/12/2022).
Selain itu, Stasiun Tanah Abang akan dikembangkan menjadi kawasan berorientasi transit. Pada tahap kedua ini sarana dan prasarana akan dirapikan atau diperbaiki.
Heru mengatakan, tugas Pemprov DKI Jakarta menyesuaikan kawasan Stasiun Tanah Abang dengan konsep kawasan berorientasi transit yang akan ditentukan. Implikasinya berupa merapikan seperti putaran balik (u-turn), membangun jembatan penyeberangan, merapikan taman, dan menyeiapkan sebagian lahan untuk keluar-masuk penumpang.
”Target optimalisasi sesuai arahan Presiden sampai akhir tahun 2023 harus sudah jadi. Kami akan koordinasi dengan kementerian terkait,” ujarnya.
Penataan
Stasiun Tanah Abang sebelumnya telah ditata sebagai stasiun terpadu. Penataan kawasan itu merupakan hasil penandatanganan kerja sama antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta, PT MRT Jakarta, dan PT Kereta Api Indonesia.
Pada 10 Januari 2020, PT MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia membentuk anak perusahaan gabungan, PT Moda Integrasi Jabodetabek, yang salah satu tugasnya mengelola dan menata 72 stasiun. Untuk tahap awal berjalan penataan Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Senen, dan Stasiun Sudirman.
Setelah penataan, di setiap stasiun ada pembagian ruang yang jelas untuk setiap moda angkutan umum agar bisa menjemput dan menaikkan penumpang. Penumpang juga difasilitasi dengan plaza pedestrian atau area pejalan kaki sehingga keluar-masuk lebih lancar.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo berharap penataan stasiun dalam tataran integrasi secara utuh dapat memberikan tiga aspek layanan dari penyelenggaraan transportasi. Pertama, keselamatan penumpang dengan bisa menjamin pergerakan dan perpindahan antarmoda tanpa ada hambatan.
Kedua, keamanan di mana penumpang akan terhindar dari gangguan karena akan ada satuan tugas yang melakukan pengawasan terhadap kawasan stasiun. Dan ketiga, kenyamanan saat keluar-masuk atau beralih moda angkutan.