Dua Badan Musyawarah Betawi Deklarasikan Persatuan
Dua organisasi bamus Betawi melakukan rekonsiliasi. Bamus Betawi dan Bamus Suku Betawi 1982 melakukan Deklarasi Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi di Balai Kota DKI Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah terpecah menjadi dua organisasi, badan musyawarah Betawi sekarang bersatu. Kedua organisasi, yaitu Badan Musyawarah Betawi dan Badan Musyawarah Suku Betawi 1982, kini resmi menyatakan deklarasi persatuan.
Persatuan kedua badan musyawarah (bamus) Betawi itu dilakukan melalui Deklarasi Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/12/2022). Pada agenda itu, Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Marullah Matali dikukuhkan sebagai ketua majelis tersebut.
Dalam keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta disebutkan, persatuan tersebut terjadi dua minggu setelah pertemuan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dengan Ketua Bamus Betawi Riano P Ahmad dan Ketua Bamus Suku Betawi 1982 Zainuddin alias H Oding.
Sebelumnya, inisiasi penyatuan ini sudah berjalan sejak enam bulan lalu. Penyatuan itu diprakarsai tokoh Betawi, Ma’mum Amin, serta tim kecil dari kedua belah pihak atas penunjukan oleh masing-masing ketua bamus tersebut.
Heru Budi dalam acara tersebut menyatakan syukur karena penyatuan kedua bamus Betawi bisa direalisasikan guna menguatkan kembali organisasi sehingga persatuan semua unsur kebudayaan di Jakarta dapat terus terjaga.
”Saya mengucapkan selamat dan apresiasi atas Deklarasi Kaum Betawi ’Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi’. Saya optimistis, majelis ini di bawah kepemimpinan Bapak Marullah, kaum Betawi semakin solid dan bersatu, menjadikan kaum Betawi menjadi kaum yang bermartabat dan terhormat sebagai tuan rumah Kota Jakarta yang kita cintai ini,” ujar Heru Budi.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang hadir dalam agenda itu juga berharap bamus kembali seperti saat awal bersatu dan saling bergotong royong dalam memajukan Jakarta sekaligus mencerminkan kerukunan antarwarga.
”Ini semua kabar yang membahagiakan atas adanya upaya rekonsiliasi tersebut. Semoga ke depan, Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi bisa menjadi representasi orang Betawi yang bermartabat, berbudaya, dan maju di Kota Jakarta,” ujar Prasetio.
Ketua Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi Marullah Matali menyampaikan siap mengemban tugas tersebut sehingga bisa mengawasi lembaga ad hoc atau transisi ini untuk mengawal proses islah atau penyatuan yang paripurna atau final.
Majelis tersebut juga diharapkan mampu membangun rasa kebersamaan seluruh elemen kaum Betawi serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam penyatuan kaum Betawi melalui Musyawarah Besar pada 2023.
”Saya terima amanah ini dengan penuh tanggung jawab, semoga Allah SWT meridai ikhtiar ini. Saya menilai tujuan deklarasi ini adalah untuk memujudkan kesepakatan untuk penyatuan seluruh unsur organisasi Betawi, dengan satu Majelis yang sama. Hal ini untuk kemajuan orang Betawi maupun budaya Betawi. Kita akan tetap jalin komunikasi yang intens, agar bisa merumuskan bersama konsep ormas Betawi yang akan bersatu ini,” kata Marullah.
Deklarasi Kaum Betawi ditandatangani oleh Riano P Ahmad, Zainuddin, Ketua Majelis Adat Bamus Betawi Eddie M Nalapraya, dan Ketua Majelis Adat Bamus Suku Betawi 1982 Nuri Taher.
Heru Budi, Prasetio Edi, serta Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo yang mewakili tokoh masyarakat Betawi menjadi saksi. Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh Betawi lainnya, seperti Sylviana Murni, Ma'mun Amin, Abdul Ghani, Damin Sada, Syarif Hidayatullah, dan M Ikhsan.