Warga Antusias Ikuti Pesta di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Taman menjadi satu-satunya area bagi warga kota untuk menikmati alam. Datang ke taman merupakan kegiatan yang harus ditumbuhkan agar masyarakat terbiasa melakukan kegiatan di ruang terbuka dan menjadi budaya yang rutin.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —”Pesta di Taman” yang digelar PT Integrasi Transit Jakarta di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022), menuai antusiasme warga. Mereka berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih sering mengadakan kegiatan di taman.
Beraneka hiburan mengisi acara ”Pesta di Taman”, di antaranya permainan angklung, cerita di taman, piknik di taman, dongeng di taman, dan gambang kromong di taman. Pukul 08.30 terlihat hanya ada beberapa orang yang berkunjung di taman. Namun, seiring waktu, warga mulai banyak yang berdatangan. Sekitar pukul 15.00, suasana di taman makin ramai, terutama saat alunan musik gambang kromong dibawakan oleh penyanyi yang membawakan lagu kicir-kicir.
Sejumlah orang berpencar di taman melakukan kegiatan sesuai yang ingin dilakukan dan ditonton. Ada ruang baca, plaza anak, plaza bunga, dan plaza kabaresi. Area plaza anak merupakan tempat paling ramai dikunjungi karena terdapat taman bermain anak dan area untuk piknik yang di bawah pohon rindang.
Dewi Indriani (35), warga Ciledug, Kota Tangerang, Banten, cukup terhibur dengan acara itu. Ia baru pertama kali datang ke Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Ia datang bersama kedua anak dan suaminya karena mengetahui ada kegiatan di taman tersebut dari media sosial.
Menurut dia, Taman Literasi lebih baik ketimbang beberapa taman lainnya yang ia pernah kunjungi. Ia lebih sering mengunjungi taman di Jakarta karena taman di Tangerang tidak terurus.
”Taman ini terhubung dengan transportasi publik, saya naik Transjakarta sekali saja tadi langsung sampai. Kalau sering diadakan kegiatan, akan banyak pengunjung yang datang. Taman bukan sekadar tempat nongkrong, tetapi ada edukasi dan wawasan di dalamnya,” ujar Dewi.
Senada, Novianti (38), warga dari Pondok Labu, Jakarta Selatan, mengatakan, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu cukup nyaman. Apalagi, di sana ada perpustakaan. Hanya saja, ia menilai, fasilitas bagi anak-anak masih kurang karena wahana bermain masih minim. Kegiatan bagi anak-anak juga diharapkan lebih sering digelar.
”Kurang perosotan dan ayunan karena anak-anak saya senang sekali bermain di taman,” ucapnya.
Tidak hanya dikunjungi keluarga, taman literasi juga banyak dikunjungi kaum muda, salah satunya Elvira (23). Ia lebih senang pergi ke taman daripada ke mal karena suka ruang terbuka hijau.
”Saya sudah dua kali datang ke sini. Suka ke sini karena ada kegiatan dongeng dan book blind date. Nyaman di sini, tapi semoga lebih banyak lagi tenant makanannya,” ucap Elvira.
Dukungan komunitas
Rangkaian kegiatan acara di taman literasi didukung oleh berbagai komunitas. Salah satunya komunitas Ayo ke Taman. Co-founder Ayo ke Taman Niken Prawestiti mengungkapkan, taman menjadi satu-satunya area bagi warga kota untuk menikmati alam. Datang ke taman merupakan kegiatan yang harus ditumbuhkan agar masyarakat terbiasa melakukan kegiatan di ruang terbuka dan menjadi budaya yang rutin.
”Kegiatan di taman sebagai pemancing. Kalau taman ingin banyak dikunjungi, harus mudah dijangkau oleh transportasi publik,” ujarnya di area piknik taman literasi.
Niken mengungkapkan, Jakarta memiliki sekitar 2.000 taman. Namun, masyarakat masih banyak yang belum mengetahui lokasi taman-taman tersebut.
Menurut dia, berekreasi di taman tidak harus datang ke taman yang jauh. Masyarakat perlu mengenali taman di wilayah sekitarnya.
”Idealnya setiap orang dari rumahnya ke taman bisa berjalan kaki 15 menit. Tidak perlu jauh-jauh, anak sekolah bisa mengajak temannya sekadar duduk di taman, mahasiswa mengerjakan tugas di taman, ibu-bu bisa mengadakan arisan di taman daripada dilakukan di kafe,” paparnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan juga harus sering melakukan sosialisasi mengenai taman sehingga kesannya tidak hanya membangun taman. Ketika bisa dipromosikan dengan berbagai kegiatan ada di taman, taman akan bermanfaat baik bagi masyarakat.
Direktur Utama PT Integrasi Transit Jakarta Yulham Ferdiansyah Roestam mengatakan, kegiatan Pesta di Taman merupakan rangkaian kegiatan praperesmian Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Grand launching akan dilaksanakan pada Januari 2023 setelah semua fasilitas terbangun dan area tenant terisi penuh.
”Kegiatan ini bentuk apresiasi untuk semua pengunjung taman. Diharapkan pengunjung yang datang merasa nyaman dan bisa mendukung kegiatan positif di taman,” ujar direktur utama yang akrab disapa Ferdi itu.
Ferdi menyatakan, Jakarta termasuk salah satu kota pertama di dunia yang terpilih menjadi City of Literature. Taman literasi mendukung Jakarta sebagai kota baca. Pihaknya ingin menjadikan taman untuk membangkitkan minat orang membaca dibarengi dengan kegiatan pendukung agar orang yang datang lebih nyaman.
”Rangkaian kegiatan hari ini ada beberapa aktivitas membeca dari lintas generasi. Ada juga kegiatan musik dan puisi. Jadi, tematik besarnya tetap membaca, lalu kami turunkan ke seni budaya. Nantinya akan menjadi reguler dengan tematik membaca,” ucapnya.
Pembangunan taman baru
Ferdi menyebutkan, pihaknya akan membangun empat taman di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat pada tahun 2023. Taman tersebut akan dibangun dengan tema yang berbeda-beda. Ada taman literasi yang nantinya bisa sebagai taman budaya atau teknologi.
”Kami sedang merumuskan tidak harus membaca semua. Masing-masing taman harus punya ciri masing-masing harus punya ikon,” katanya.
Semua taman, kata Ferdi, nantinya akan terintegrasi dengan transportasi publik karena ada dalam zona transit oriented development (TOD). Saat ini pihaknya sedang merampungkan Taman Kudus dan Taman Blora.
”Zonasinya taman, tapi sudah lama sekali tidak terawat akhirnya kami bongkar ulang dan kami kembangkan. Akan ada tempat pertunjukan juga dan akan tersambung dengan stasiun MRT Lebak Bulus dibagian selatan,” katanya.
Di taman yang akan di bangun tetap ada tempat bermain anak. Semua teman juga diberi fasilitas untuk mengakses internet. ”Kami ingin setiap orang yang datang juga bisa memanfaatkan semua fasilitas. Bapaknya bekerja, anaknya bermain di taman,” ucapnya.