Program pemolisian berbasis komunitas harus terus berjalan, apa pun nama yang disematkan. Sebab, substansinya ialah membangun partisipasi masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
Tiga tahun program Kampung Tangguh Jaya oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya berjalan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Program yang mulanya untuk pengendalian pandemi Covid-19 ini diharapkan tak hanya seremonial semata, tetapi dinamis mengikuti dinamika di masyarakat.
Kampung Tangguh Jaya merupakan program kolaborasi berbasis komunitas dengan pelibatan masyarakat untuk penyelesaian masalah di lingkungannya. Program ini berjalan seiring pandemi Covid-19 agar warga punya ketahanan kesehatan, pangan, dan ekonomi serta keamanan dan ketertiban masyarakat.
Hingga kini terdapat 1.083 Kampung Tangguh Jaya yang semuanya bermitra dengan PT Astra International Tbk.
”Kampung Tangguh Jaya saat ini dikembangkan juga untuk persoalan-persoalan lain. Untuk pengelolaan sampah, RW bebas narkoba, dan pendidikan anak supaya lebih disiplin untuk menghadapi tantangan ke depan,” kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Fadil Imran saat memberikan apresiasi kepada pemenang sayembara Kampung Tangguh Jaya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/12/2022) lalu.
Fadil berharap pemberdayaan warga di tingkat RW melalui Kampung Tangguh Jaya terus berjalan. Bahkan, ke depan program ini bisa sejalan dengan program pemerintah daerah.
Subyeknya adalah masyarakat sendiri, sementara polisi menjalankan fungsi koordinator saja. Dan itu harus dijalankan secara berkesinambungan dan ada evaluasi berkala.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mendukung Kampung Tangguh Jaya. Partisipasi warga di dalamnya bisa mewujudkan lingkungan yang aman, tertib, dan nyaman.
”Kami bisa bersinergi menguatkan lingkungan. Bersama-sama membangun kesadaran warga Jakarta menjaga lingkungan. Jakarta secara fisik dibangun dan secara mental juga harus terus dibina,” ucap Heru.
Komunitas
Kampung Tangguh Jaya merupakan bentuk pemolisian berbasis komunitas. Bentuknya kolaborasi antara polisi dan komunitas untuk mengidentifikasi masalah di lingkungan warga dan menyelesaikannya.
Peneliti kepolisian di Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto, menyebutkan, program pemolisian berbasis komunitas seperti Kampung Tangguh Jaya memang berdampak positif. Programnya harus terus dikembangkan sesuai situasi di tengah warga.
”Bukan hanya seremonial di awal saja, tetapi juga dinamis mengikuti dinamika ancaman keamanan dan ketertiban,” ujar Bambang.
Program pemolisian berbasis komunitas harus terus berjalan, apa pun nama yang disematkan. Sebab, substansinya ialah membangun partisipasi masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban.
”Subyeknya adalah masyarakat sendiri, sementara polisi menjalankan fungsi koordinator saja. Dan itu harus dijalankan secara berkesinambungan dan ada evaluasi berkala,” katanya.