180 Murid Kembali Belajar di SDN Pondok Cina 1 Depok
Setelah upaya pengosongan SDN Pondok Cina 1 oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok gagal, sekitar 180 siswa melanjutkan pembelajaran dengan guru sukarelawan.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Sebanyak 180 murid kembali belajar di Sekolah Dasar Negeri Pondok Cina 1, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (12/12/2022). Sehari sebelumnya, upaya pengosongan sekolah oleh personel Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok gagal dan menurut rencana akan dilakukan audiensi kembali dengan wali murid SDN Pondok Cina 1.
Murid SDN Pondok Cina 1 mulai datang pukul 06.30. Beberapa di antara mereka mengenakan seragam olahraga, sedangkan sebagian besar mengenakan seragam merah putih. Belasan wali murid dan para sukarelawan juga berjaga di halaman sekolah.
Kegiatan belajar-mengajar dimulai pukul 07.30 dan berjalan kondusif. Hanya delapan dari 12 kelas yang digunakan untuk belajar. Seorang sukarelawan mengajar di kelas dengan jumlah siswa masing-masing hanya separuh dari kapasitas kelas.
Salah seorang wali murid, Cici (42), menceritakan, saat ini ada 180 murid yang masih belajar di SDN Pondok Cina 1. Seusai ujian seminggu lalu, kegiatan belajar-mengajar dilanjutkan seperti biasa dengan beberapa murid memperbaiki hasil ujian.
”Kegiatan belajar-mengajar lebih santai karena habis ujian. Sebagian anak-anak yang perlu memperbaiki hasil ujian juga dipinjami lembar soal dari guru-guru yang mengajar di SDN Pondok Cina 3 dan 5. Hari ini delapan sukarelawan membantu belajar anak-anak,” tuturnya.
Pukul 10.00, sebagian murid kelas I, II, dan III pulang. Sejam kemudian kelas yang lain menyusul pulang.
”Karena ada masalah alih fungsi lahan sekolah menjadi masjid ini, kegiatan belajar-anak-anak jadi terganggu dan tidak nyaman. Biasanya mereka sekolah dari pukul 07.00-14.00, tapi selama sebulan ini dipulangkan pukul 11.00,” imbuhnya.
Salah seorang sukarelawan, Sigit Widodo (47), menjelaskan, wali murid mengharapkan gedung sekolah yang nyaman dan kondusif untuk anak-anaknya. Kalaupun harus direlokasi, maka harus ada sekolah yang layak untuk menampung 360 murid SDN Pondok Cina 1.
Sigit menceritakan, saat ini jumlah murid SDN Pondok Cina 3 dan 5, yang menjadi sekolah tujuan relokasi, sudah melebihi daya tampung. Di SDN Pondok Cina 3, sebagian murid SDN Pondok Cina 1 terpaksa harus masuk sekolah siang karena kelas yang tersedia tidak cukup.
Adapun di SDN Pondok Cina 5, murid yang direlokasi harus belajar di ruangan yang sempit dan peruntukannya bukan kelas, seperti ruangan bimbingan penyuluhan. ”Sebagian murid kelas I, II, dan VI SDN Pondok Cina 1 direlokasi ke SDN Pondok Cina 5. Adapun murid kelas III, IV, dan V direlokasi ke SDN Pondok Cina 3. Guru-guru juga direlokasi ke dua SD ini,” tutur Sigit.
Hingga kini tercatat sudah dilakukan dua kali audiensi antara Pemerintah Kota Depok dan wali murid SDN Pondok Cina 1. Sigit menambahkan, dua audiensi ini dilakukan secara satu arah. Tidak ada diskusi antara kedua belah pihak.
”Setelah upaya pengosongan yang tidak berhasil oleh Satpol PP kemarin, kami dijanjikan ada audiensi lagi. Dua audiensi sebelumnya keputusan dari pemerintah cenderung sepihak. Saat ini, wali murid sudah punya tim kuasa hukum yang akan mendampingi setiap audiensi,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan tidak akan mencairkan dana untuk pembangunan masjid apabila alih fungsi lahan di SDN Pondok Cina 1 masih berkonflik.
”Pendidikan anak merupakan yang nomor satu. Dalam kasus alih fungsi lahan ini, tidak boleh ada dinamika yang kontraproduktif. Dibereskan dulu masalah ini. Kalau tidak, anggarannya saya pindahkan untuk yang lain,” ujar Kamil dalam acara Anugerah Kebudayaan Indonesia 2022 di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/202) lalu.