Pejalan Kaki Terhalang Tanaman di Medan Merdeka Selatan
Di trotoar yang baru selesai direvitalisasi, akses pejalan kaki yang akan menggunakan ”pelican crossing” di Medan Merdeka Selatan sisi Perpustakaan Nasional terhalang bidang tanaman.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Revitalisasi trotoar di kawasan Medan Merdeka Selatan sisi Balai Kota DKI Jakarta sudah rampung dan bisa digunakan pejalan kaki. Namun, ram atau bidang miring pelican crossing yang mengarah ke median tengah tempat halte Transjakarta berada juga lanjutan pelican crossing ke arah Monas malah tertutup bidang tanaman hias.
Di area trotoar Jalan Medan Merdeka Selatan sisi Perpustakaan Nasional, tepatnya di area pelican crossing atau pedestrian light controlled, Kamis (8/12/2022), ram yang tertutup bidang tanaman hias mengganggu kelancaran pejalan kaki. Untuk memencet tombol menyeberang, pejalan kaki harus memajukan badan ke arah tiang. Lalu untuk menyeberang, mereka harus memutari bidang tanaman hias itu.
”Repot. Saya harus memutar badan dan menunggu di badan jalan yang ramai. Ini berbahaya,” kata Aulia Putri (26), pengguna jalan yang hendak menyeberang ke arah halte Transjakarta.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, penataan trotoar di Medan Merdeka Selatan sekaligus untuk menata pelican crossing di kawasan itu. Pelican crossing merupakan fasilitas penyeberangan sebidang yang terletak minimal 300 meter dari persimpangan dan menggunakan lampu lalu lintas khusus. Pejalan kaki yang hendak menyeberang tinggal menekan tombol yang terpasang di tiang lampu untuk mengubah lampu menjadi merah dan menghentikan laju kendaraan.
Dalam penataan trotoar di kawasan Medan Merdeka Selatan oleh Dinas Bina Marga, pelican crossing eksisting akan bergeser ke arah timur sejauh 50 meter. Pelican crossing dirancang untuk tegak lurus pintu masuk Monas, tepatnya gerbang Plaza Selatan Monas.
”Saat ini baru pekerjaan trotoar,” kata Hari melalui keterangan tertulis.
Pekerjaan selanjutnya adalah penghapusan zebra cross atau pelican crossing digeser ke timur. Kemudian akan ada penataan taman median tengah untuk akses menuju halte dan penyeberangan.
”Dalam penataan ini, yang terdampak tanaman hias saja. Tidak ada pohon yang ditebang,” ujarnya.
Alfred Sitorus dari Koalisi Pejalan Kaki mengkritisi rencana itu. Ia memandang tetap ada potensi pohon-pohon akan ditebang.
Dalam penataan kembali pelican crossing, Sitorus mengatakan, seharusnya pola pergerakan manusia yang menjadi acuan penataan, bukan Plaza Monas. Untuk itu, ia mempertanyakan kajian penataan oleh Dinas Bina Marga.
Mereka harus mempertanggungjawabkannya. Penjabat Gubernur harus tahu ini. (Alfred Sitorus)
Terkait penggeseran pelican crossing, Sitorus meminta harus ada kajian dan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) lalu lintas dari Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota.
”Ini supaya kita ada kepastian karena memindahkan itu tidak sekonyong-konyong,” katanya.
Untuk itu, karena dalam penataan trotoar ada tiga pihak yang terlibat, yaitu kontraktor, konsultan, dan pengawas, tiga pihak itu bisa dimintai pertanggungjawabannya. ”Mereka harus mempertanggungjawabkannya. Penjabat Gubernur harus tahu ini,” ujar Sitorus.
Secara terpisah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah menegaskan, ia setuju ada penataan trotoar. ”Tetapi, tidak ada pemotongan pohon, apalagi pohon besar. Sebab, kalau mau buat trotoar atau buat orang berjalan enak, kita butuh pohon besar. Pohon yang sudah berpuluh-puluh tahun, saya berharap betul tidak ada dinas mana pun memotong pohon itu,” katanya.
Manfaat pohon tersebut banyak. ”Jadi, saya meminta tidak ada satu pun dinas di DKI ini yang menebang pohon sembarangan. Kecuali pohon sudah tua, sudah tidak layak, sudah tidak sehat, dan membahayakan, maka boleh dipotong,” kata Ida.
Untuk penataan dan rencana penggeseran pelican crossing, Ida menekankan kepada Dinas Bina Marga untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan semua dinas yang terkait.
Penataan atau revitalisasi trotoar di Jalan Medan Merdeka Selatan sisi Balai Kota DKI Jakarta dilakukan bersamaan dengan penataan trotoar di Medan Merdeka Timur. Penataan yang dilakukan sejak September 2022 itu dilakukan menggunakan dana kompensasi perusahaan, yaitu PT Sampoerna Land.
Melalui perencanaan tersebut, revitalisasi trotoar di Medan Merdeka Timur sisi stasiun akan dilakukan sepanjang 650 meter dan di Medan Merdeka Selatan sepanjang 150 meter. Revitalisasi menelan anggaran Rp 28,1 miliar.