Pengunjung Pusat Perbelanjaan Diperkirakan Meningkat 100 Persen
Setelah dilanda pandemi selama hampir tiga tahun, pusat perbelanjaan mulai bisa bernapas. Kiranya, pusat perbelanjaan berusaha menyesuaikan gaya hidup masyarakat yang berubah pascapandemi.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta mulai bersiap menyambut Hari Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Berbeda dengan tahun sebelumnya, jumlah pengunjung diperkirakan meningkat drastis pada akhir tahun ini.
Pengamatan Kompas, Rabu (7/12/2022), di Mall Emporium Pluit, Jakarta Utara, sebuah pohon Natal setinggi 10 meter terpampang di pintu masuk utama. Dengan diiringi lagu-lagu khas perayaan yang jatuh setiap akhir tahun itu, para pengunjung bergantian mengabadikan momen di depan pohon Natal.
CEO Emporium Pluit Ellen Hidayat mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah acara bertajuk Natal yang berlangsung sejak 18 November sampai 25 Desember 2022. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini jumlah pengunjung meningkat.
”Saat ini, traffic di Emporium Pluit sudah mencapai 85 persen dari kondisi sebelum Covid-19,” kata Ellen.
Sebelumnya, pihaknya hanya membuat dekorasi natal di Main Atrium karena pembatasan jumlah pengunjung. Dekorasi tersebut dibuat agar para pengunjung dapat mengabadikan momen.
Tahun ini, lanjut Ellen, pihaknya tengah mempersiapkan berbagai acara dan penampilan di panggung utama karena situasi dinilai lebih kondusif. ”Kami juga bekerja sama dengan beberapa sekolah, sanggar, dan komunitas untuk menghadirkan Christmas Performance di panggung utama Emporium Pluit Mall,” lanjut Ellen.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Alphonzus Widjaja mengatakan, pada akhir tahun jumlah pengunjung pusat perbelanjaan diprediksi meningkat signifikan. Hal itu karena fungsi utama pusat perbelanjaan di kota-kota besar bukan hanya sekadar tempat berbelanja, melainkan juga menjadi tempat interaksi sosial.
Pusat perbelanjaan harus menambahkan fungsi lainnya, bukan hanya sekadar tempat berbelanja, melainkan juga menyediakan tempat untuk berinteraksi sosial.
”Kunjungan ke pusat perbelanjaan hingga puncak Natal dan Tahun Baru diprediksi bisa mencapai 100 persen lebih banyak dari tahun 2020 dan 2021,” ujarnya.
Menurut Alphonzus, akibat pandemi selama hampir tiga tahun, masyarakat bergerak tidak leluasa dan ruang interaksi mereka terbatas dalam dunia maya. Hal itu, lanjut Alphonzus, menjadi kesempatan bagi pusat perbelanjaan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang saat ini membutuhkan ruang interaksi sosial.
”Sekarang, pusat perbelanjaan harus menambahkan fungsi lainnya, bukan hanya sekadar tempat berbelanja, melainkan juga menyediakan tempat untuk berinteraksi sosial. Fungsi pusat perbelanjaan harus selalu menyesuaikan dengan gaya hidup atau lifestyle masyarakat yang juga cepat berubah,” ujar Alphonzus.
Bertahan
Situasi berbeda justru ditemukan di Plaza Semanggi, Jakarta Pusat. Di antara ratusan kios di lantai GF, hanya tersisa puluhan kios yang masih berjualan. Meski nuansa Natal juga tak luput di Plaza Semanggi, jumlah pengunjung yang hilir mudik di lantai tersebut hanya puluhan orang.
Euis Suryani (57), penjual pakaian wanita, mengatakan, ia tetap berjualan meski jumlah pengunjung menurun drastis. Sejak adanya pembatasan pengunjung, banyak rekannya sesama penjual yang gulung tikar.
”Kalau dulu satu hari bisa dapat Rp 1 juta, bahkan Sabtu-Minggu bisa dapat Rp 4 juta. Tapi kalau sekarang, pendapatan satu hari (dulu) itu sama dengan satu bulan,” kata Euis di kiosnya berukuran 2 meter x 3 meter.
Bagi pedagang pakaian yang sudah delapan tahun berjualan, tidak ada pilihan selain bertahan karena hanya dari berjualan pakaian itulah ia memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ia dan penjual lainnya memperoleh keringanan, yakni tidak dikenai biaya sewa.
Menanggapi sepinya pengunjung dan banyaknya kios yang tutup, Corporate PR and Reputation Management PT Lippo Malls Indonesia Nidia N Ichsan mengatakan, hal itu terjadi karena faktor pandemi dan semakin marak pusat perbelanjaan di sekitar Plaza Semanggi. Meski telah membangun nuansa Natal melalui dekorasi, pihaknya menganggap hal itu belum bisa menarik minat pengunjung.
”Saat ini, kami tengah merencanakan renovasi gedung. Targetnya, renovasi itu dilakukan tahun depan dengan harapan bisa mengembalikan kejayaan Plaza Semanggi masa silam,” ujar Nidia.