PAM Jaya Bangun Tandon Air Bersih di Sembilan Titik Rawan Air
PAM Jaya membangun tandon air di sembilan titik rawan air bersih di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Langkah itu menjadi terobosan pemenuhan layanan air oleh PAM Jaya.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, PAM Jaya membangun tandon air atau reservoir air di sembilan titik. Langkah itu dikerjakan untuk mengatasi kekurangan pasokan air bersih karena belum terjangkau layanan perpipaan.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin, Rabu (7/12/2022), menjelaskan, total ada sembilan titik pertama yang akan dibangun serentak. ”Lokasi pembangunan memang rawan air,” katanya di Jakarta Equestrian Park, Jakarta Timur.
Kesembilan lokasi pembangunan tandon air itu ada di antaranya di Marunda Kepu, Duri Kosambi, Semanan, Tamansari, Kalideres, dan Tambora. Wilayah-wilayah itu, disebutkan Arief, memang belum terjangkau layanan perpipaan air bersih.
”Minggu depan, yang di Marunda Kepu akan diresmikan. Kemudian menyusul yang lainnya,” kata Arief.
Insya Allah akan dibangun reservoir yang cukup besar dan ini salah satunya. Alhamdulillah dapat sumber air baru dari Tangerang.
Adapun kapasitas setiap tandon air bervariasi. Arief mencontohkan, tandon air di wilayah Kalideres bisa melayani hingga 1.700 keluarga.
”Insya Allah akan dibangun reservoir yang cukup besar dan ini salah satunya. Alhamdulillah dapat sumber air baru dari Tangerang. Itu sebabnya saya sampaikan ke Pak Gubernur, mungkin akan ada kerja sama pemerintah dengan pemerintah (G to G) dengan Kota Tangerang,” kata Arief.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan, pembangunan tandon air di titik kerawanan air bersih ini menjadi sebuah terobosan. Dengan adanya tandon air bersih, air dari tandon akan dipompa kemudian disalurkan kepada masyarakat.
”Minggu depan saya akan meninjau ke sana,” ujar Heru.
PAM Jaya menargetkan mampu memperluas cakupan layanan air perpipaan hingga 100 persen pada 2030. Saat ini cakupan layanan air perpipaan di wilayah Jakarta baru 65 persen.
Menurut Arief, target itu sudah menjadi rencana bisnis dan masuk dalam rencana proyek strategis nasional. Dengan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan ada empat sumber air yang dipergunakan guna memenuhi cakupan layanan air perpipaan 100 persen pada 2030.
Sumber air itu adalah dari Jatiluhur I, Buaran III, Karian, dan Juanda. ”Saat ini sedang kami rapikan bersama Kementerian PUPR untuk memastikan proyek ini tidak ada delay sehingga di 2030 kami bisa melayani 100 persen,” kata Arief.
Proses Pengambilalihan 100 Persen
Menuju 100 persen pengelolaan operasionalisasi dan distribusi air di DKI Jakarta oleh PAM Jaya pada 1 Februari 2023, PAM Jaya melakukan perekrutan terhadap 1.097 karyawan. Karyawan-karyawan itu merupakan karyawan dari mitra strategis PAM Jaya, yakni PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra Jakarta).
Langkah itu disebutkan sebagai bentuk komitmen dari PAM Jaya sebagai BUMD DKI Jakarta untuk menjamin pelayanan air bersih kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik. Utamanya setelah berakhirnya kerja sama dengan Palyja dan Aetra Jakarta serta pengambilalihan operasionalisasi dan distribusi air di Jakarta dari kedua mitra swasta tersebut.
Heru Budi mengapresiasi langkah itu sehingga 1.097 karyawan dari tiap perusahaan itu secara langsung sudah menjadi karyawan PAM Jaya. ”Itu menjadi prestasi untuk PAM Jaya sehingga tidak ada PHK, kecuali yang mengundurkan diri secara pribadi,” ujarnya.
Arief menambahkan, rekrutmen ini bagian dari proses transisi pengambilalihan operasionalisasi dan distribusi air di Jakarta dari mitra strategis PAM Jaya, yakni Palyja dan Aetra Jakarta. ”Ini rangkaian mulai 1 Agustus 2022 hingga 31 Januari 2023. Sebuah proses transisi yang tidak bisa dihindari oleh PAM Jaya. Kami melakukan pengambilalihan operasional dan distribusi air di Jakarta dari mitra kami,” katanya.
Langkah itu disebutkan Arief menjawab keresahan seluruh karyawan, baik mitra PAM Jaya dari Palyja maupun Aetra. Diharapkan ini menjadi semangat baru, harapan baru karena tidak ada pemutusan hubungan kerja.
”Mudah-mudahan pada saat nanti di tanggal 1 Februari 2023, insya Allah kami makin kuat makin percaya diri untuk bisa menjadi pelayan melayani air di seluruh masyarakat Jakarta,” katanya menambahkan.