Mengenal SDN Grogol Selatan 09, Sekolah Bebas Emisi di Jakarta
Jakarta memiliki empat sekolah emisi nol bersih. Tidak hanya memiliki bangunan dan fasilitas yang ramah lingkungan, sekolah ini menjunjung tinggi pendidikan lingkungan untuk muridnya.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – September 2022 kemarin, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan empat sekolah dengan konsep bangunan tanpa emisi atau net zero carbon. Tidak hanya bangunan dan fasilitasnya yang ramah lingkungan, pendidikan karakter serta kurikulum sekolah tersebut juga menjunjung tinggi lingkungan hidup.
Empat sekolah tersebut adalah SMA 96 Jakarta yang terletak di Kecamatan Cengkareng, SD Negeri Ragunan 08 di Kecamatan Pasar Minggu, SD Negeri Duren Sawit 14 di Kecamatan Duren Sawit, dan SD Negeri Grogol Selatan 09 di Kecamatan Kebayoran Lama. Keempat sekolah ini direvitalisasi mulai dari tahun 2021 dan rampung pada September 2022.
Ketika bertandang di SD Negeri Grogol Selatan 09, Selasa (6/12/2022), murid terlihat sedang bermain di sekitar ruang terbuka hijau sekolah tersebut. Mereka memanfaatkan beberapa taman bercocok tanam sebagai tempat untuk duduk bersantai.
Wakil Kepala Sekolah Kurikulum SD Negeri Grogol Selatan 09 Reni Resmiati mengatakan, bangunan sekolah mereka sangat berbeda dengan sekolah yang dulu. Sebelum revitalisasi, sekolah sangat padat dan panas terutama mendekati siang hari. Akibat berada di lokasi permukiman padat, sekolah terasa sempit dan gerah. Akan tetapi, setelah revitalisasi, sekolah menjadi terbuka, luas, dan sejuk.
Sekolah dengan lima lantai ini memiliki vegetasi dan tempat sampah pilah di setiap sudut. Untuk naik ke lantai atas, tersedia jalur untuk kursi roda yang ramah akses disabilitas. Ada juga tangga dan lift di tiap sudut bangunan. Setiap lantai terdapat kamar mandi untuk pria, wanita, dan yang berkebutuhan khusus.
Jadi yang kami lakukan itu adalah membentuk kebiasaan ramah lingkungan pada murid dari usia dini.
Di atas bangunan dipasang 24 panel surya yang diletakan menghadap matahari di siang hari. Energi yang dihasilkan panel surya dipotong dari biaya listrik yang digunakan. Di lantai tiga terdapat kantin dan beberapa ruangan luas yang terbuka. Kantin tidak menyediakan kantong plastik dan bungkusan makanan dan minuman, maka dari itu, murid diwajibkan membawa botol minum dari rumah.
Semua kelas memiliki jendela yang dapat dibuka secara diagonal sehingga memudahkan angin masuk. Terdapat banyak lubang ventilasi di bawah tembok tiap kelas yang dikatakan memudahkan sirkluasi udara. Beberapa kelas menggunakan desain terbuka dengan kawat ram sebagai tembok pemisah. Hal ini membuat udara mudah masuk dan kelas terasa sejuk.
Perubahan tidak hanya terjadi pada bangunan. Reni menjelaskan, karena sekolahnya telah tersertifikasi sebagai bangunan net zero carbon, ada tuntutan perubahan kebiasaan yang dilakukan baik murid maupun guru-guru. Salah satunya adalah kebiasaan membuang sampah secara terpilah serta membawa botol minum sendiri untuk mengurangi plastik sampah.
Adapun pendidikan ramah lingkungan juga diajarkan pada anak-anak, khususnya dalam mata pelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum Merdeka. Selain itu, beberapa kegiatan non-akademik juga dilakukan untuk melestarikan lingkungan seperti praktek menanam di taman sekolah serta membuat kerajinan dari bahan daur ulang.
"Jadi yang kami lakukan itu adalah membentuk kebiasaan ramah lingkungan pada murid dari usia dini. Dengan sekolah yang sudah berkonsep net zero carbon, muridnya juga harus punya pandangan untuk menciptakan lingkungan sekitar yang net zero carbon juga," ujarnya sembari menunjukan beberapa fasilitas di SD Negeri Grogol Selatan 09.
Sekolah-sekolah net zero carbon di Jakarta diresmikan pada 28 September 2022 yang lalu oleh Anies Baswedan semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta. Anies mengatakan, bangunan sekolah dirancang dengan modern dan sesuai dengan perkembangan zaman yang lebih peka akan lingkungan.
Selain untuk kenyamanan, revitalisasi sekolah tanpa emisi ditujukan untuk percontohan, di mana prinsip peduli lingkungan dijunjung tinggi dalam karakter sivitas akademikanya.
"Sekolah Negeri Net Zero bertekad melangkah lebih jauh lagi, yaitu mendidik siswanya untuk menjadi pembawa perubahan dan mempengaruhi sekelilingnya tentang pentingnya umat manusia bekerja bersama menyelesaikan masalah krisis iklim global,” ujar Anies dalam rilis resmi yang dipublikasikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Menurut Anies, sekolah merupakan bangunan milik Pemprov DKI Jakarta dengan jumlah terbanyak. Terdapat lebih dari 5330 bangunan sekolah di Jakarta. Sedangkan, secara global, bangunan menyumbang sekitar 39 persen emisi karbon dan mengkonsumsi 32 persen energi dunia.
Dalam hal ini, konsep sekolah net zero carbon dianggap sebagai langkah awal untuk menanggulangi hal tersebut serta mendorong visi Jakarta untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 30 persen di tahun 2023.
Tersertifikasi minim emisi
Green Building Council Indonesia memberikan sertifikasi greenship net zero keempat sekolah karena penggunaan energi di bangunan-bangunan tersebut berasal dari energi terbarukan yang dapat meminimalisir emisi karbon hingga mencapai nol.
Selain itu, rancangan sekolah juga menerapkan konsep green building yang memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) dan optimalisasi pencahayaan serta ventilasi udara untuk mengurangi penggunaan listrik.
Rancangan bangunan dikolaborasikan dengan tiga arsitek ternama yakni Wendy Djuhara, Andra Matin, dan Gregorius Suple Yolodi. Mereka merancang sekolah sesuai dengan karakteristik lokasi masing-masing sekolah. Karena berada di area rawan banjir, SMA 96 Jakarta dibangun taman tengah dengan sebagai area resapan air hujan.
Lalu SD Negeri Duren Sawit 14 dan SD Negeri Ragunan 08, dirancang dengan menyesuaikan menyesuaikan pohon-pohon yang berada di lingkungan sekitar. Sedangkan, SD Negeri 09 Grogol Selatan dibangun dengan menyesuaikan lokasinya yang berada di tengah permukiman yang minim tumbuhan hijau.
Kepala Dinas Pendidikan Nahdiana mengatakan, revitalisasi empat sekolah tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp 126 miliar. Anggaran tersebut tersebut berasal dari APBD Provinsi DKI Jakarta. Beberapa tahun kedepan, Pemprov DKI Jakarta akan merencanakan revitalisasi net zero carbon untuk sekolah-sekolah lain.