Murid SDN Pondok Cina 1 ikuti ujian semester pada 5-9 Desember. Setelah itu, maksimal tanggal 12 Desember mereka harus pindah ke SDN Pondok Cina 3 dan 5. Selanjutnya, pemerintah dapat melanjutkan proses alih fungsi.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — SD Negeri Pondok Cina 1 menggelar ujian penilaian akhir semester semester ganjil di sekolah secara tatap muka pada 5-9 Desember ini. Meskipun sempat belajar hampir satu bulan tanpa guru, para murid mengikuti ujian dengan antusias. Sementara, orangtua khawatir karena anak-anak mereka kemarin tidak menerima pelajaran secara normal.
Setelah ujian selesai, maksimal tanggal 12 Desember, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memerintahkan murid untuk segera pindah ke sekolah lain. Menurut rencana, lahan sekolah ini akan dialihfungsikan menjadi bangunan masjid karena pertimbangan kurangnya masjid di area itu serta posisi sekolah yang tidak aman dari lalu lintas.
Orangtua murid menolak memindahkan anak-anak mereka karena tidak mau sekolah mereka dileburkan dengan sekolah lain. Mereka tidak menolak alih fungsi, tetapi menuntut agar sekolah mereka dipertahankan.
Pada Senin (5/12/2022), para murid SDN Pondok Cina 1 mengikuti ujian penilaian akhir semester (PAS) dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama. Saat menunggu ujian dimulai, terlihat para murid sibuk membaca buku dan catatan pelajaran yang mereka siapkan untuk menghadapi soal ujian. Orangtua murid turut hadir dan menunggu di halaman sekolah.
Nita (36), orangtua murid, mengatakan, kedua anaknya antusias dan bersemangat mengikuti ujian karena mereka senang bisa bertemu kembali dengan guru-guru yang sudah lama tidak terlihat di sekolah.
Saat bertemu, anak-anaknya langsung menyalami dan bercengkerama dengan guru-guru untuk melepas kangen. Menurut dia, hal ini membuat anak-anaknya menjadi lebih rileks menghadapi ujian.
Meski begitu, Nita khawatir anak-anaknya kesulitan menjawab soal ujian. Soalnya, ia ragu pembelajaran anak-anak selama sebulan belakangan tidak sesuai dengan materi yang ada dalam ujian.
”Bisa saja materi yang kami ajarkan tidak sama dengan soal-soalnya. Walaupun kami sudah berusaha sebisa mungkin mengajarkan materi, pasti beda banget dengan cara mengajarnya guru,” ujarnya.
Sejak 7 November 2022, guru SDN Pondok Cina 1 tidak lagi mengajar di sekolah tersebut. Orangtua bersama sukarelawan tetap mengadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut dengan mengajarkan materi yang dikirimkan guru lewat komunikasi daring. Sedari awal pemberitahuan mengenai alih fungsi, para guru telah mempersiapkan materi dalam bentuk salinan digital untuk berjaga-jaga situasi seperti ini.
Tetap harus pindah
Pada Rabu (30/11/2022), Pemkot Depok menggelar audiensi bersama orangtua murid SDN Pondok Cina 1 di Ruang Edelweis Balai Kota Depok untuk membahas perihal ujian PAS. Dalam pertemuan tersebut, orangtua menyampaikan tuntutan mereka. Salah satunya adalah pengadaan KBM normal bersama guru di sekolah tersebut.
Orangtua juga menuntut penundaan proses alih fungsi hingga ada bangunan sekolah baru di tempat yang lain. Jika hanya bisa memilih untuk memindahkan anak mereka ke sekolah lain, maka mereka akan menerima tetapi anak mereka harus tetap mempertahankan status sebagai murid SDN Pondok Cina 1 hingga lulus.
Para orangtua menekankan tidak menolak pembangunan masjid, tapi justru mempertanyakan kembali alasan lahan mereka digunakan sebagai alih fungsi tersebut. Mengingat, sekolah mereka masih aktif dan memiliki banyak murid. Selain itu, orangtua menganggap alih fungsi ini dilakukan tiba-tiba tanpa perbincangan dengan orangtua.
Dalam audiensi, Sekretaris Kota Depok Supian Suri menyampaikan, pemerintah memberikan kesempatan kepada SDN Pondok Cina 1 untuk mengadakan ujian PAS pada 5-9 Desember 2022.
Guru dan kepala sekolah juga akan turut hadir untuk mengawasi dan mendampingi murid dalam ujian. Namun, setelah selesai ujian, murid harus segera pindah ke sekolah lain. Paling lambat, 12 Desember semua murid harus pindah, ke SDN Pondok Cina 3 atau SDN Pondok Cina 5.
Supian mengatakan, alasan pemerintah memindahkan murid ke sekolah lain adalah keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Hal ini karena sekolah tersebut berada di depan Jalan Margonda Raya yang ramai dengan kendaraan bermotor.
Ia menegaskan, apabila orangtua ataupun anak tidak merasa nyaman dipindahkan ke dua sekolah tersebut, pemerintah akan memfasilitasi mereka untuk pindah ke sekolah lain.
”Kami mengambil keputusan yang mungkin tidak memuaskan semua pihak, tapi itulah keputusan yang kami ambil. Orangtua mempunyai alasannya masing-masing untuk pindah ataupun tetap tinggal di SDN Pondok Cina 1. Semoga keputusan kami dapat diterima,” ujarnya kepada wartawan seusai audiensi tersebut.
Sebagai informasi, hingga awal Desember, 167 murid telah pindah ke dua sekolah tersebut karena tidak mau ketinggalan pelajaran. Masih ada 195 murid yang tetap belajar di SDN Negeri Pondok Cina 1 mengikuti KBM yang diajarkan orangtua bersama sukarelawan dari komunitas setempat, mahasiswa, dan organisasi swadaya masyarakat.
Kami tidak akan menelantarkan murid SDN Pondok Cina 1. Kami sudah menyiapkan tempat di SDN Pondok Cina 3 dan 5. Sebagian sudah pindah ke sana.
Pembangunan masjid
Pembicaraan mengenai pembangunan masjid di Jalan Margonda Raya sudah ada sejak 1 tahun yang lalu. Dari pemberitaan, dikabarkan Pemkot Depok menerima permintaan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk membangun masjid raya di jalan tersebut. Akan tetapi, berdasarkan rilis Pemerintah Provinsi Jawa Barat, permintaan itu justru datang dari Pemkot Depok sebagai rencana rencana penataan kota Depok.
Ridwan Kamil menjelaskan, ia diberi tahu bahwa Pemkot Depok meminta bantuan untuk dibangunkan masjid di area jalan Margonda Raya. Namun, lahan kosong di area Margonda sudah mencapai Rp 30 juta per meter sehingga Ridwan meminta pembangunan masjid menggunakan aset Pemkot Depok.
Pemkot Depok pun memilih lahan SDN Pondok Cina 1 sebagai area alih fungsi. Ridwan Kamil diberi tahu bahwa tidak ada polemik dari masyarakat maupun penolakan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Pada Februari 2022, ia bersama Wali Kota Depok Muhammad Idris mengunjungi sekolah tersebut untuk melihat keadaannya.
Berlanjut pada Juni 2022, terbit surat dari Dinas Pendidikan (Disdik) Depok mengenai alih fungsi lahan sekolah SDN Pondok Cina 1 menjadi bangunan masjid. Hal ini ditindaklanjuti pada awal bulan Oktober dengan sosialisasi Disdik Depok kepada Kepala Sekolah SDN Pondok Cina 1 terkait alih fungsi. Lalu, pada awal November, guru serta murid diminta pindah ke sekolah lain.
Kepada Disdik Depok Wijayanto menjelaskan, menurut rencana, pembangunan masjid akan dimulai pada awal tahun 2023. Selain itu, akan ada pembangunan SMP karena area di sekitar situ masih kekurangan sekolah menegah pertaman. Anggaran yang akan digunakan untuk proses alih fungsi adalah APBD Provinsi Jawa Barat dengan nilai sekitar Rp 18,8 miliar. Adapun luas lahan yang dialih fungsi adalah sekitar 1.600 meter persegi.
Menurut Wijayanto, pembangunan SMP akan menunjang anak-anak area Margonda yang sering kesulitan mengakses sekolah menegah pertama terdekat. Selain itu, anak-anak di SDN Pondok Cina 1 akan dipindahkan ke sekolah yang lebih aman daripada tempat sekarang yang rawan arus lalu lintas.
”Kami tidak akan menelantarkan murid SDN Pondok Cina 1. Kami sudah menyiapkan tempat di SDN Pondok Cina 3 dan 5. Sebagian sudah pindah ke sana,” ujarnya.