Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur Berfungsi April 2023
Pengamat menilai Pj Gubernur DKI Jakarta Heru B Hartono serius menangani banjir Jakarta. Itu ditunjukkan dengan kepastian penyelesaian sodetan Kali Ciliwung-KBT yang akan bisa mereduksi debit banjir dan area terdampak.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur siap berfungsi paling lambat pada April 2023. Ini menjadi langkah awal yang baik dan menunjukkan keseriusan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menangani banjir.
Pengamat perkotaan dari Pusat Studi Perkotaan, Nirwono Joga, Jumat (2/12/2022), menjelaskan, sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) merupakan pekerjaan Kementerian PUPR yang tertunda penyelesaiannya dalam lima tahun terakhir.
”Artinya, meski sudah tertunda lima tahun, Kementerian PUPR bersama Pemprov DKI Jakarta langsung tancap gas untuk bisa selesai dalam enam bulan dari November 2022 ke April 2023. Itu jauh lebih baik. Ini awal yang bagus untuk keseriusan Penjabat Gubernur menangani banjir,” kata Nirwono.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengunjungi sodetan Kali Ciliwung-KBT pada Kamis (1/12/2022). Bersama tim dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Heru melihat langsung kemajuan pembangunan sodetan tersebut. Apalagi, sodetan itu terpantau belum juga tuntas dalam lima tahun terakhir.
”Kami di sini untuk memastikan selama ini yang terhambat belum berjalan. Kami pastikan sudah bisa berjalan,” kata Heru.
Dalam kunjungan tersebut, Heru menyatakan, sodetan Kali Ciliwung-KBT merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir Jakarta pada Kali Ciliwung. Itu dimulai dari sisi hulu di mana sekarang sedang dibangun dua bendungan kering, Bendungan Ciawi dan Sukamahi.
Di bawah dua bendungan itu dibangun sodetan Kali Ciliwung-KBT yang terdiri atas dua terowongan. Selain adanya kegiatan normalisasi Kali Ciliwung, juga ada pembangunan tanggul pantai di sisi hilir.
”Sodetan itu sudah hampir selesai dan bisa berfungsi pada Maret 2023 atau selambatnya April 2023,” kata Heru.
Dalam pembangunan ini, masalah pertama adalah mengatur lahannya.
Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia di lokasi menjelaskan, sampai awal Desember ini, pembangunan sodetan mencapai 62 persen. Meksi kontrak pengerjaan proyek sodetan Kali Ciliwung itu sampai Agustus 2023, tetapi dapat diselesaikan lebih cepat.”Dalam pembangunan ini, masalah pertama adalah mengatur lahannya. Namun, berkat bantuan dari pemerintah daerah, masalah tanah tinggal tersisa yang satu di daerah outlet yang akan segera kami bebaskan,” ujar Bob.
Bob menambahkan, sodetan Kali Ciliwung-KBT akan mereduksi debit banjir dengan cara mengalihkan debit Kali Ciliwung ke KBT sebesar 60 meter kubik per detik. Dengan mengalihkan debit banjir sebanyak 60 meter kubik per detik, itu akan mereduksi dampak banjir hingga seluas 200 hektar. Diharapkan juga akan bisa mengurangi dampak banjir di sisi utara Jakarta.
Nirwono menambahkan, dengan sodetan selesai dan berfungsi pada April 2023, belum banyak akan mengurangi debit banjir dimana puncak hujan diprediksi terjadi di akhir 2022 dan awal 2023. Namun, apabila Bendungan Cimahi dan Sukamahi dioptimalkan meski belum selesai, akan cukup membantu mengurangi debit sungai ke Jakarta hingga 30 persen.
Apalagi, kata Nirwono, jika sodetan selesai dan berfungsi pada April 2023, kemudian dua bendungan itu juga selesai dan berfungsi pada 2023, serta Kali Ciliwung juga situ/waduk/danau/embung di sepanjang DAS CIliwung dari hulu ke hilir kelak tuntas dibenahi, diharapkan banjir kiriman dari Kali Ciliwung dapat berkurang signifikan.
Dalam perencanaan Kementerian PUPR, keberadaan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, dan sodetan Kali Ciliwung-KBT akan mengurangi puncak debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 21 persen.
Terkait penetapan lokasi (penlok)untuk pembangunan sodetan sepanjang 1,2 kilometer yang sudah habis masa berlakunya, Heru memastikan Pemprov DKI Jakarta segera memperpanjang.
”Mungkin sedang diukur, nanti Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane secara resmi bersurat kepada Pemprov DKI Jakarta. Saat ini sedang berlangsung proses gambarnya. Nanti kita akan tetapkan penlok itu segera,” kata Heru.
Menurut Heru, hal itu tidak mengganggu pembangunan. Justru Pemprov DKI mengharapkan pengurusan penlok bisa berjalan paralel.
Nirwono melanjutkan, langkah Heru dalam penanganan banjir Jakarta sudah tepat. Dengan berfokus dulu di satu kali, yaitu Kali Ciliwung, tetapi pekerjaan penanganan itu tuntas dari hulu ke hilir di 2023, pada tahun-tahun berikutnya akan lebih mudah menangani 12 kali utama lainnya,
Selain menuntaskan proyek pengendalian banjir di Kali Ciliwung, Nirwono mengingatkan Heru untuk bergerak cepat membebaskan lahan di bantaran atau di sekitar Kali Ciliwung untuk kegiatan normalisasi. Juga memindahkan warga terdampak ke rusun-rusun yang saat ini ada, misalnya di rusun yang dibangun Kementerian PUPR. Selain itu, juga menata bantaran Kali Ciliwung dengan penyediaan ruang publik yang menarik, jalur sepeda, jogging track sekaligus jalur inspeksi.