Penyertaan Modal LRT Jakarta Trase 1B Disetujui Rp 916 Miliar
Untuk segera memulai pekerjaan awal LRT Jakarta ”trase” 1B Velodrome-Manggarai, PT Jakarta Propertindo selaku BUMD DKI, yang ditugasi membangun, mendapat penyertaan modal daerah tahap awal Rp 916 miliar.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — DPRD DKI Jakarta memastikan PT Jakarta Propertindo selaku BUMD Pemprov DKI Jakarta mendapatkan penyertaan modal daerah atau PMD senilai Rp 916 miliar untuk pekerjaan awal LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai. Alokasi tersebut termuat dalam dokumen anggaran APBD DKI Jakarta 2023.
Ismail, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta yang juga anggota Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta, Rabu (30/11/2022), menjelaskan, sesuai dengan pembahasan di komisi dan di Badan Anggaran atau Banggar, akhirnya Banggar menyetujui dan menyepakati pembiayaan untuk LRT Jakarta fase 1B meningkat. Angka pastinya menjadi Rp 916 miliar.
”Pembiayaan sebesar itu untuk fase awal kegiatan dari Velodrome ke Manggarai. Jadi, untuk penuntasan kegiatan awal,” kata Ismail.
Perubahan pembangunan LRT Jakarta, menurut Ismail, dilakukan sesuai dengan keputusan hasil rapat terbatas antara Presiden Joko Widodo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan juga diikuti Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada 3 November 2022. Semula, untuk trase lanjutan LRT Jakarta dari titik Velodrome akan diarahkan ke Klender, kemudian dari Klender diteruskan ke Halim. Namun, dengan rapat terbatas tersebut, keputusan berubah.
Ismail melihat, arah kebijakan Pemprov DKI yang mengubah rute LRT Jakarta itu dimaksudkan untuk memenuhi rute yang potensial menarik penumpang lebih banyak. Apalagi, Stasiun Manggarai tengah dikembangkan untuk menjadi stasiun sentral.
”Manggarai itu sebuah transit yang besar dengan berbagai moda transportasi. Maka, jika dilanjutkan, kita harap akan memberikan impact yang besar terhadap LRT yang saat ini eksisting di Velodrome. Dengan demikian, bisa ada peningkatan juga terhadap ridership LRT untuk mengangkut warga dari timur ke pusat dan sebaliknya,” kata Ismail.
Adapun untuk pembangunan LRT Jakarta sampai saat ini sumber pendanaan yang dialokasikan masih murni dari APBD DKI Jakarta. Belum ada pemikiran untuk mencari sumber pendanaan lain. Untuk pembebasan lahan di sekitar stasiun, akan dialokasikan melalui Dinas Perhubungan.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra menjelaskan, untuk LRT Jakarta trase 1B Velodrome-Manggarai, kebutuhan anggaran pembangunan sekitar Rp 5,5 triliun. Pembangunan berupa konstruksi layang atau elevated di trase sepanjang 6,4 km.
Dari media sosial Dinas Perhubungan DKI Jakarta disebutkan, dengan konstruksi layang LRT Jakarta trase 1B akan memiliki lima stasiun. Kelimanya ialah Stasiun Pemuda, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai.
Ismail melanjutkan, dengan prioritas pembangunan LRT Jakarta ada di trase 1, untuk pembangunan LRT trase 2A Pegangsaan-Jakarta International Stadium (JIS) yang sudah sempat dibahas di DPRD DKI Jakarta ditunda lebih dulu.
”Ya otomatis kepending dulu karena kita sudah bersepakat untuk melakukan yang sesuai dengan keputusan ratas Presiden dengan Pj Gubernur,” ujar Ismail.
Dengan begitu, untuk pembangunan ke JIS akan dilakukan dengan melihat arah kebijakan gubernur berikutnya. Pembangunan ke JIS disepakati karena JIS dibangun dengan satu konsep bisa dikunjungi oleh warga tidak menggunakan kendaraan pribadi, tetapi menggunakan transportasi umum massal.
LRT Jabodebek Siapkan SDM
Terpisah, menjelang operasi komersial LRT Jabodebek yang dijadwalkan dimulai Juli 2023, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai BUMN yang ditunjuk untuk menjadi operator LRT Jabodebek tengah mempersiapkan berbagai aspek demi kelancaran operasional transportasi modern tersebut.
Salah satu yang tengah KAI persiapkan ialah sumber daya manusia (SDM) yang andal. SDM untuk LRT Jabodebek terus KAI matangkan seiring masih berlangsungnya pembangunan proyek LRT Jabodebek yang saat ini mencapai 87,22 persen.
”SDM andal merupakan kebutuhan yang mendasar untuk dapat mewujudkan keselamatan dan kelancaran operasional LRT Jabodebek. Terlebih, moda transportasi ini akan dioperasikan tanpa masinis sehingga perlu pengawasan ekstra dari semua petugas operasi,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.
KAI, dijelaskan Martinus, telah melakukan perekrutan dengan seleksi ketat untuk pemenuhan SDM LRT Jabodebek guna mendapatkan talenta-talenta unggulan. Sejumlah formasi telah terisi dengan SDM-SDM pilihan, seperti train attendant, penyelia, pengawas stasiun dan pengendali operasi kereta terpusat otomatis, petugas pemeriksaan dan perawatan sarana prasarana dan lainnya. Saat ini, kebutuhan SDM Operasional LRT Jabodebek sudah terpenuhi, yakni sejumlah 229 personel.
Sejumlah pendidikan dan pelatihan (diklat) tengah diikuti calon petugas LRT Jabodebek menyesuaikan dengan standar dari Kementerian Perhubungan. Calon petugas LRT Jabodebek telah mendapatkan diklat familiarisasi terkait sistem Communication Based Train Control dengan Grade of Automation level 3 (CBTC GoA3).
Dengan teknologi CBTC GoA3 tersebut, pergerakan kereta dilakukan secara otomatis oleh sistem, tanpa masinis. Namun, GoA3 juga mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.
Persiapan SDM LRT Jabodebek ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk memberikan pengalaman baru bagi masyarakat untuk bertransportasi di kawasan urban dengan selamat, lancar, dan nyaman.
KAI juga telah mengikutkan SDM LRT Jabodebek untuk Diklat Awak Sarana Perkeretaapian dan Pengendali Operasi Kereta Terpusat Otomatis serta Diklat Standar Operasional Prosedur. KAI terus berkoordinasi dengan regulator untuk melakukan sertifikasi kepada SDM KAI yang akan bertugas di LRT Jabodebek.
Tak hanya di dalam negeri, KAI juga berkolaborasi dengan operator kereta api di Malaysia, yaitu Prasarana Berhad Malaysia, untuk menyiapkan Awak Sarana Perkeretaapian Otomatis dan Pengendali Otomatis LRT Jabodebek. Prasarana Berhad Malaysia dipilih karena merupakan operator kereta api yang sudah berpengalaman dalam mengoperasikan kereta api secara otomatis yang menerapkan sistem GoA 3 sejak 1998.
”Persiapan SDM LRT Jabodebek ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk memberikan pengalaman baru bagi masyarakat untuk bertransportasi di kawasan urban dengan selamat, lancar, dan nyaman,” kata Joni.